Rumi Di Genggaman Beijing

Panggilan sang putri di ruangan kebesaran. Kedua kakinya yang telah tiada di tutupi gaun yang sangat indah. Banyu berdiri memberi hormat, melayangkan rasa hormat padanya. Wajah putri perbatasan langit terlihat lebih beraura kejam. Dia memberikan perintah yang tidak sanggup sang penguasa negeri dedaunan hijau tepati.

“Aku mengutus mu untuk membunuh Rumi. Siapa makhluk di dunia ini yang tidak mengetahui hubungan mu dengan sang penakluk siluman? Kau tidak menolak ku kan?”

“Hamba tidak berani melawan tuan putri..”

Banyu bergegas mengambil Tindakan, mencoba mendapatkan kepercayaan sang putri agar bisa menyelamatkan negeri dedaunan. Membangun markas di salah salah satu titik pintu masuk negeri gurun. Banyu memutar cara yang paling aman menyelamatkan Rumi.

“Apakah tuan tetap mau menyelamatkan penjaga Rumi?” tanya Seza yang memandangi Banyu menatap ke arah lajur peta.

Kedatangan para penjaga kekuatan spiritual di sampaikan panglima gurun. Di dalam ruangan kebesaran, Beijing mengumpulkan semua pasukan. Mereka melakukan sidang pertemuan, kecemasan diantara senior kala jengking yang menghadapi kekuatan besar penguasa Banyu.

“Harap tenang semuanya, apa yang perlu kita takutkan? Seluruh penghuni wilayah gurun memegang kartu As setiap rute tanpa melihat peta. Kekuatan kalian jauh lebih besar dari pasukan penjaga yang sedang krisis kekuatan spiritual.”

“Ya, penguasa benar…” sorak para panglima pasukan.

Kala ikut bersorak, dia juga menyatakan penyerangan di pimpin langsung oleh sang rasa penguasa naga api. Sementara, di sisi yang berlawanan Rumi merasakan titik nadinya mulai terasa sangat lemah. Tubuhnya lemas, dia tertidur menahan rasa sakit hingga membawa mimpi yang penuh misteri.

Di dalam alam bawah sadar Rumi di bawa sosok makhluk halus yang pernah hidup. Dia tidak memperlihatkan wujudnya, sosok itu memanggil Rumi agar tidak melangkah pergi. Padahal Rumi telah mencapai langit bersemai awan yang indah di iringi pemandangan yang lebih indah dari apa yang selama ini dia lihat.

“Penjaga Rumi, belum waktunya kau pergi selamanya. Ada tugas yang harus kau lakukan.”

“Siapa kau ini? Kenapa kau selalu hadir di mimpi ku?”

“Aku datang di saat titik terlemah mu. Kekacauan di dunia ini bersumber biduk catur yang di mainkan oleh Donggu. Salahku mengajari Donggo segala hal yang berbentuk kekuatan spiritual”

“Bisakah aku melihat sedikit gambarannya?” Rumi menyentuh gumpalan makhluk yang bersinar sangat terang.

Kemasan yang tersimpan di masa lalu. Pada masa pahit di negeri dedaunan, Eukar hampir terjebak di dalam kurungan penjaga siluman. Dia dan Messi terjebak dalam perangkap Donggo, menggunakan kekuatan Eukar mengeluarkan terlebih dahulu di susul olehnya. Tapi kenyataan yang menunggu di ujung perbatasan langit telah berdiri Donggo dan pasukan perbatasan langit. Eukar tidak bisa menyelamatkan Messi karena terlalu banyak pasukan yang menyerang.

Messi yang di sebut terlihat dakam sosok Cahaya tersebut.

“Rumi, waktu mu telah habis. Aku harus mendorong mu Kembali..”

Kesehatan Rumi semakin memburuk, sang naga meninggalkan pertemuan. Dia menarik Jack agar memeriksa keadaannya. Energinya semakin menurun, Gen mendengar kabar Rumi yang Kembali tidak stabil.

“Ada apa? Kenapa raja berlari sangat tergesa-gesa?” tanya Kala melihatnya dari atas Altar.

Dia mengejar dan terhenti di depan peristirahatan Rumi. Di dalam, Jack menyuruh semuanya agar meninggalkannya. Dia perlu memfokuskan diri agar lebih tenang menyalurkan energi. Tidak ada yang bisa berubah, hanya ramuan penambah sedikit umur dannya.

Sang naga berlari masuk dengan mengabaikan keberadaan Kala. “Bagaimana keadaannya?”

“Tubuhnya sangat lemah. Sulit menerimanya menerima tegukan ramuan” jawab Jack.

Tanpa pikir Panjang sang naga api menyalurkan energi spiritualnya ke dalam tanda naga api yang dia sematkan di tangan Rumi. Letaknya telah terhubung di jantung dan pembuluh darah keduanya. Satu nafas dalam dua jiwa. Jack tidak menyangka denga napa yang do buat oleh sang naga. Dia mencoba menghentikan energi yang di salurkan melalui nafas rumi.

“Beijing! Kau sudah gila!”

“Rumi, Aku begitu khawatir.”

Shakar memeluk Rumi selesai Sang naga menyalurkan energi. Melihat Jack yang sangat marah, Rumi meminta Shakar pergi meninggalkannya. Dia ingin berbicara empat mata dengan sang naga. Di luar, Shakar di tahan oleh Kala. “Apa yang terjadi di dalam sana? Cahaya apa itu”

“Hei putri kala jengking, kau tidak lihat apa? Tadi itu kekuatan spiritual naga api untuk Rumi.”

“Kenapa disaat situasi seperti ini raja malah memberikan kekuatannya yang berharga? Penjaga rumi benar-benar memanfaatkannya.”

“Hoohh tutup mulut racun mu itu atau kau akan tertelan bisa beracun mu sendiri. Beijing si naga api sejak lama memberikan kekuatan itu pada Rumi! Huuhh, lagian untuk apa kau disini? Aaahh sudah la aku sedang malas berdebat.” Shakar berlalu membuat pikiran Kala bertambah kacau.

“Naga api, kau telah membuang-buang energi mu hanya untuk makhluk yang akan mati.”

“Jangan mencoba melakukan tindakan pelarian dari ku. Aku tidak akan mengijinkan mu meninggal.”

“Perang akan di mulai. Lalu, bagaimana cara mu melindungi gurun pasir? Kau memberikan tanda kehidupan naga pada ku. Kau rela merasakan sakit, sama seperti yang aku rasakan. Kau menyia-nyiakan energi spiritual mu yang berharga. Bagaimana kau melawan musuh mu?”

“Aku punya cara tersendiri melawan mereka. Tidak tanpa seluruh kekuatan spiritual atau energi inti naga api.”

Sang naga pergi, dia menutup pintu melewati Kala yang menatapnya. Raja gurun, apa kah benar, apa yang di katakan shakar kala kau memberikan inti spiritual naga api mu kepada Rumi? kenapa kau berkorban untuk penjaga negeri dedaunan yang menghancurkan masa depan mu? apakah benar kau memberikan kekuatan spiritual mu untuk penjaga jahat itu?”

“Jangan ikut campur urusan ku putri. Aku Lelah ingin beristirahat.”

Menyadari, semua usaha menjerat sang naga api berakhir kecemburuannya terbakar api cemburu melihat kedekatannya pada Rumi. Dia mengepalkan tangan, berjanji pada dirinya akan memiliki sang naga api seutuhnya.

Di dalam rumah, Rumi tersenyum melihat Shakar yang menemaninya. Di sela kerinduan akan sahabatnya Karak, seolah Shakar menumpahkan kasih sayangnya yang berlimpah sebagai pengganti Karak. Meski di larang sang naga untuk berkunjung, Shakar punya cara sendiri bisa memasuki ruangan Rumi menggunakan kekuatannya.

“Shakar, sepertinya sang naga memang sengaja menyamarkan segel pelindung.”

“Bersabar lah Rumi, aku akan memarahinya jika Beijing membuat mu patah hati.”

“Tidak ada yang perlu di harapkan dari makhluk sekarat. Lihat, dia menggunakan kekuatannya lagi dan mengabaikan posisinya sebagai raja gurun pasir.”

“Memang urusan cinta, aku tidak tau menahu hubungan Tarik ulur ini. Tapi aku akan mendapatkan jawabanya dari Jack.”

“kau menunggu pernyataan cinta darinya?”

“Tidak, dia selalu marah jika aku membahas misi peperangan. Aku yakin dia ada maksud tersembunyi.”

Selepas beristirahat, Rumi di tinggal Shakar dengan ruangan hangat dan segel pelindung yang di lapisi kekuatannya. Rumi terbangun, dia menggunakan kekuatan membuat sebuah pakaian zirah untuk sang naga.