NovelToon NovelToon
My Teacher My Husband

My Teacher My Husband

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Beda Usia
Popularitas:9.3k
Nilai: 5
Nama Author: Kaikia

Azzalea menyukai gurunya, Pak Dimas. Namun, pria itu menolaknya, bagaimana bisa?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kaikia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 20

Ia menutup rapat-rapat bibirnya. Diam mencerna cerita yang dikatakan Rose padanya. Tidak ada hal yang aneh dan membingungkan. Tidak juga memicu kecurigaan.

"Tidak ada yang aneh.. Tidak ditemukan alasannya juga.. " ujarnya setelah Rose selesai bercerita tentang kejadian malam itu.

Rose mengambil gunting tanaman. Memotong beberapa daun dari tumbuhan depan rumah yang sudah layu.

"Apa yang dilakukan Pak Dimas setelah pergi dari rumah?"

"Tidak ada hal yang spesial, Nona... Hanya memasukkan mobil lalu menutup pagar dan.. "

"Dan, apa?"

Rose membulatkan kedua bola matanya, seakan menemukan sesuatu. "Dan tiba-tiba mobil Tuan Kusuma berhenti tepat di depan pagar Pak Dimas"

Azzalea paham. Ada sesuatu yang dikatakan oleh pria itu pada gurunya. Ia menggigit ujung kukunya, namun hal tersebut tak lama dikarenakan Rose segera menjauhkan jari-jemarinya dan memasukkan permen tangkai ke mulut sang majikan.

"Nona mencurigai Tuan Kusuma mengancam Pak Dimas?"

"Diantara anggota keluarga, pria itu sangat paham keluarga terhormat. Aku rasa dia tahu Pak Dimas dari keluarga mana. Tidak mungkin mengancam atau pun mengusik, kecuali mereka sudah saling kenal sebelumnya"

"Maaf, Nona. Saya lupa memberitahu bahwa Tuan Kusuma berasal dari kampus yang sama dengan Pak Dimas"

"Apa kau tahu mereka pernah memiliki masalah sebelumnya?"

"Saya akan cari tahu, Nona"

***

Ia melihat sekitarnya. Perlengkapan melukis telah lengkap semuanya. Bunga-bunga yang kemarin ia petik masih segar. Ia memasukkan bunga-bunga itu di vas, lalu meletakkannya di atas meja yang telah disediakan Rose.

"Nona.. Apa ada yang dibutuhkan lagi?" tanya Rose melihat dirinya yang belum memulai.

"Tidak ada. Kau bisa pergi" ujarnya yang mempersilahkan wanita itu untuk pergi meninggalkannya sendiri di halaman rumah dengan hamparan rerumputan hijau dan bukit-bukit indah.

Rose mengikuti perintah sang majikan. Ia segera pergi menjauh memasuki rumah, mempersiapkan makan malam nanti.

"Apa mereka pindah tempat?" tanyanya pada diri sendiri.

Azzalea sedang menunggu Pak Dimas dan sekelompok orang kota itu lewat. Jika mereka bertujuan untuk kembali lagi ke taman bunga, mereka akan melewati rumah sang nenek.

Jam telah menunjukkan pukul dua siang, tidak ada pergerakan yang terlihat. Hanya beberapa orang lokal yang akan berangkat pergi ke kebun masing-masing. Dia telah berada disana sekitar 1 jam.

"Hm... Sepertinya aku harus berjalan-jalan" usulnya sendiri.

“ROSE!! AKU BUTUH SEPEDA!!“ teriak Azzalea berlari menuju dapur rumah.

Rose menatap heran. Tidak biasanya sang majikan secepat itu menyelesaikan lukisan. “Nona mau jalan-jalan?”

Ia mengangguk cepat. “Kau tak perlu menemaniku, aku hanya jalan-jalan disekitar”

***

Sore itu udara begitu sejuk dan menyegarkan, matahari juga tidak seterik tadi. Angin yang berhembus sesekali melewati rambut panjang Azzalea yang dibiarkan tergerai begitu saja. Ayunan sepedanya tidak begitu cepat dan tidak begitu lama. Gadis itu menikmati pemandangan hijau yang indah. Jalanan beraspal dengan pemandangan sawah di kanan dan kirinya.

Sweater polos berwarna cream dipadukan dengan jeans panjang membuat Azzalea leluasa dalam bergerak. Sesekali ia menyapa penduduk sekitar yang berjalan, pulang dari pekerjaan mereka.

Azzalea menghentikan pedal sepedanya. Ia telah sampai ditempat tujuannya. Ia turun dari atas sepeda. Berjalan seraya menuntun sepeda tua itu. Ia memperhatikan sekitar area vila yang luas, tidak terlihat satu pun orang yang ia kenali. Hingga matanya menemukan seseorang yang sedang duduk di atas bangku bersandar berbahan kayu di halaman vila, menikmati secangkir kopi hangat.

“Kak Reno!” panggilnya mendekat.

Pria itu menoleh lalu tersenyum senang. “Eh, gadis cantik”

Azzalea datang menghampiri lalu meletakkan sepedanya dan ikut bergabung duduk bersama pria berkacamata itu.

“Kakak sedang apa?”

“Menikmati suasana disini, seraya minum kopi. Kamu mau kopi?”

Azzalea menggeleng. “Makasih, Kak”

“Kamu darimana?”

“Dari rumah, Kak. Jalan-jalan sore”

Reno mengangguk mengerti. Ia menghela nafas. “Beruntung sekali orang-orang yang tinggal disini, bisa menikmati pemandangan ini setiap hari” ujarnya.

“Kalo Kakak ada waktu, silahkan main-main ke rumah nenekku, disana banyak makanan dan buah-buahan yang segar dan pemandangan disekitarnya tidak kalah indah dari ini”

“Rumah nenek kamu, yang dekat sungai itu, kan?”

“Iya, Kak”

“Rumahnya bagus banget, kayak didesain oleh artisektur terkenal, seni tradisionalnya sangat kental” puji Reno dengan mata yang berbinar.

“Memang, Kak. Soalnya Oma suka banget sama hal-hal tradisioanal”

Azzalea sesekali melihat ke sekelilingnya.

“Kamu cari Dimas?”

Azzalea tersenyum malu, seakan tertangkap basah.

“Dari tadi pagi dia udah keluar, katanya mau cari sesuatu di dekat air terjun disini”

“Kapan balik, Kak?”

Reno melihat jam tangan di lengannya. “Katanya jam 3 siang tadi, tapi sampai sekarang belum pulang”

Tiba-tiba langit berubah warna. “Sepertinya akan turun hujan” ucap Reno.

Azzalea langsung bangkit. “Kak.. Aku pamit dulu”

“Mau kemana?”

“Air terjun disini tidak banyak orang yang tahu, aku takut Pak Dimas tersesat” jawab Azzalea berjalan menjauh. Mengambil sepedanya.

Reno mengejar gadis itu, menghadang jalan. “Tunggu!”

“Bukankah ini berbahaya? Kamu bisa ajak Kakak”

Azzalea menggeleng dan tersenyum. “Kakak tenang aja. Aku bisa jaga diri. Kakak tunggu aja disini, tunggu aku sama Pak Dimas balik” ucap Azzalea tenang lalu beranjak pergi.

“Hati-hati, Cantik!” teriak Reno yang tidak bisa melakukan apa-apa.

***

1
Kia Kai
/Coffee//Cake/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!