NovelToon NovelToon
Takdir Mentari

Takdir Mentari

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / nikahmuda / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Fantasi Wanita
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: Putri Pena

Namaku Mentari Intania Putri. Seorang anak yang tumbuh di sebuah kampung kecil yang bernama Kampung Karet. Kehidupanku tidak seindah anak-anak lain. Hidup yang sederhana dengan didikan keras oleh kedua orang tuaku. Hidup dengan banyak orang di rumah.

Dengan backround pendidikanku yang hanya tamatan SMA aku mulai bekerja di usiaku yang baru menginjak 17 tahun. Mulai hidup mandiri di usia yang sangat muda.

Seperti wanita lain di luar sana aku juga memiliki kisah cinta yang menarik. Yang menyedihkan dan menegangkan. Aku juga merasakan yang namanya cinta pertama, aku juga merasakan yang namanya patah hati. Aku juga merasakan dicintai dan mencintai.

Hingga akhirnya takdir membawaku pada pernikahan di usia muda, aku menikah di usiaku yang belum genap 20 tahun. Aku yang hidup dengan bayang-bayang masa lalu. Aku yang berusaha menjadi wanita yang sempurna untuk suamiku. Aku juga menjadi seorang ibu, ibu muda yang harus berjuang dengan untuk membuat hidupnya sempurna dimata semua orang.

Takdir yang terus mempermainkanku dari masa kecil hingga dewasa. Aku tidak tahu dimana letak kesalahanku, aku bahkan tidak menyadari hal buruk apa yang telah aku lakukan sampai aku merasa takdirku adalah hukuman, akankah aku mendapatkan kebahagiaan yang aku dambakan. Inilah ceritaku ......

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14. Sungai kampung karet

Tidak ada yang lebih indah selain kampung kelahiranmu, nanti kamu akan merindukannya.

-Takdir Mentari-

...****************...

Dear diary,

Terima kasih untuk malam ini, aku sangat bahagia. Akan kah dia tau perasaanku? Apakah dia mendengar debaran jantungku? Apakah dia sadar kalau aku menyukainya?

Diary.... ini pertama kalinya aku pergi berdua dengan laki-laki. Dan bahkan laki-laki yang sangat aku suka.

Apakah ini yang namanya jatuh cinta?

Rasanya hatiku ini dipenuhi bunga-bunga. Bibirku ini ingin tersenyum trus tanpa bisa aku kendalikan. Wajahku merona setiap kali dia mengajakku bicara.

Diary... perasaan apa ini? Apakah ini yang namanya mencintai? Ketika aku memeluknya, aku sungguh bahagia, sepertinya kupu-kupu terbang indah di atas kepalaku mengincar harumnya bunga - bunga yang bersemai di hatiku.

Diary...

Perasaan ini nggak bisa aku kendalikan. Aku ingin sekali mengatakan padanya. Kalau aku menyukainya, bolehkah seorang gadis mengatakan rasa sukanya lebih dulu?

Tapi Diary...

dia adalah sepupuku apakah aku boleh menyukainya? Apakah aku boleh menjadi pacarnya?

Diary... aku akan menyimpan perasaan ini. Terima kasih sudah mendengarkan ceritaku hari ini.

Oya aku memiliki janji yang suatu hari nanti harus ku tepati. Aku akan mengabulkan apapun keinginannya. Dia belum mengucapkan permintaannya, dia bilang akan memintanya suatu hari nanti.

Kira-kira apa yang akan dia minta?

Mungkinkah kalimat maukah kamu menjadi pacarku????

...****************...

Tari tidur sangat lelap, dia masih ingat saat-saat bersama Bumi semalam. Tari bangun keluar dari kamarnya. Bumi sudah tidak ada di ruang tamu. Tari langsung keluar, menuju dapur dan duduk di sebelah neneknya. Menghangatkan tubuhnya di depan tungku api dari tanah liat itu, sambil memasukkan kayu bakar yang apinya menjalar keluar.

Tari duduk beralaskan serabut kelapa, dia mengambil sebuah jajan uli (jajan kering terbuat dari ketan), di letakkan di atas api menggunakan penjepit dari bambu. Dibolak balik supaya tidak gosong. Kemudian diangkat dan disiram dengan air panas, ditambahkan sedikit gula, camilan pagi yang sangat nikmat disantap dengan segelas teh manis. Tari menikmati paginya bersama nenek.

"Nek, kak Bumi sudah balik?" Tanya Mentari sambil menyeruput teh manisnya.

"Sudah tadi pagi-pagi banget" masih sibuk dengan bumbu-bumbu dapur, nenek membantu ibu memasak. Sejak ada Nenek, Ibu Murni bisa berangkat bekerja lebih pagi. Terutama di hari Minggu karena Mentari dan Senja libur jadi Ibu Murni tidak perlu menyiapkan sarapan pagi-pagi buta.

Nenek membersihkan udang yang di dapat oleh Pak Dana kemarin malam di sungai. Pak Dana biasanya mencari ikan ataupun udang malam hari lumayan untuk lauk orang rumah. Kemudian memarut kelapa.

"Tumben Nek, Kak Bumi balik pagi-pagi?"

"Ya, katanya ada hal penting, dia balik ke Denpasar, mungkin ada pekerjaan mendadak"

"Ooh..." jawab Mentari singkat.

Bumi biasanya datang ke rumah berkunjung menengok Nenek di hari libur kerjanya. Ibu Bumi adalah Kakak kandung Pak Dana. Itulah sebabnya Mentari masih belum mengerti perasaannya. Mentari yakin Bumi hanya menganggapnya sebagai saudara. Dan keluarga mereka juga tidak pernah berpikir akan hubungan mereka. Kecuali Nenek yang selalu berharap kedua cucunya bisa bersatu.

Mentari membantu nenek membungkus parutan kelapa yang sudah dibumbui dan didalmnya diisi udang. Nenek menyebutnya Palem. Lauk yang sangat enak apalagi buatan nenek. Mentari mengerjakan pekerjaan hari minggu seperti biasanya.

Senja bertugas mengumpulkan telor telor bebek peliharaan mereka. Mereka memiliki sekitar 10 ekor bebek, setiap hari biasanya dapat 3-5 telor. Tidak dijual cukup untuk lauk sehari-hari. menyiapkan makanan bebek, makanan babi, menyapu halaman, mebanten saiban setelah memasak, mencuci piring dan setelah semua beres barulah mereka mandi ke sungai sambil mencuci baju.

Sungai akan sangat ramai di hari minggu, anak-anak kampung karet bermain air dan melompat di sungai. Ibu-ibu mencuci pakaian dan ada juga yang mencuci piring. Bapak-bapak mencari rumput untuk sapi-sapi mereka di dekat sungai. Suasana alam yang indah dan asri. Masih sangat alami, dan mereka terlihat bahagia. Saling bercerita mengobrol sambil mencuci pakaian. Anak-anak terlihat sangat bahagia, apalagi setelah hujan turun air sungai yang besar membuat penduduk kampung karet semakin betah lama-lama di sungai.

Mentari trus memandangi cuciannya, dia tidak memperhatikan sekitarnya. "Kak cepat sedikit nyucinya, film kesukaan Senja bentar lagi mulai" kata Senja mengagetkan Mentari sambil memercikkan air sungai ke wajah Mentari yang melamun.

Entah kenapa sejak pagi, wajah Bumi selalu membayanginya. Mentari trus teringat malam bersama Bumi kemarin, candanya Bumi, senyumnya, tingkah lakunya. Bumi tidak seperti teman-teman lelakinya yang lain. Mentari belum pernah diperlakukan istimewa seperti kemarin.

"Ayook kak sini mandi" lagi-lagi senja menghamburkan lamunannya.

Mentari langsung melihat ke arah Senja dan menceburkan dirinya ke sungai.

"Kak, kemarin kemana sama Kak Bumi?" Senja bertanya sambil menggosokkan sabun batang itu ke tubuhnya.

"Oh nonton konser, ada artis Bali siapa itu ya namanya Widi Widiana" kata Tari sambil meminta sabun batang itu dan menggosokkan di tubuhnya.

"Kakak pacaran ya sama Kak Bumi?" ejek Senja.

"Huss!! Tari mencipratkan air ke wajah adiknya itu.

"Cie Cie yang sudah punya pacar" ejek Senja sambil berenang menjauhi Tari.

"Eeh diem, jangan nyebarin gosip kamu!" Tari mengejar adiknya dengan berenang lebih cepat.

Mereka kemudian bercanda bersama.

Sesaat air sungai ini mampu membersihkan pikirannya. Riuh candaan anak-anak kampung karet memecah suasana pagi di hari Minggu. Nyanyian burung-burung dan pohon beringin yang sangat besar di dekat sungai seolah meneduhkan dan melindungi warga kampung karet dari cahaya matahari yang ingin menembus air sungai.

Para lelaki kampung karet yang memiliki sapi mengantarkan sapinya menikmati air sungai sebelum balik ke kandang mereka.

Senja dan Mentari menyelesaikan cucian mereka. Kemudian membalut tubuh mereka dengan handuk.

Kedua kakak beradik itu berlenggak lenggok meninggalkan sungai.

"Kak, beneran nggak pacaran sama Kak Bumi?" Senja bertanya lagi karena penasaran.

"Nggak dik, kami cuma pergi nonton konser, eh kamu jangan bilang apa-apa di rumah, apalagi di depan ibu sama bapak jangan ngejek kakak lagi, kamu tau kan gimana mereka" kata Tari menjelaskan ke adiknya.

"Kakak suka ya sama Kak Bumi?" Ejeknya lagi tanpa menghiraukan penjelasan Mentari.

"Hmmmm...." tari menjawab dengan desahan yang resah.

"Ya dik, Kakak suka sama Kak Bumi, Kak Bumi lagi ngapain ya sekarang" tanya batinnya.

Mentari dan sungai kampung karet

2004

1
Sweetmommy
Wkwkkw oke kk ☺️🙏
Komang Arianti
puisi bahasa baliinya isiin terjemahan😂😂
Sweetmommy
Jangan lupa komentarnya ya teman-teman ☺️🙏
Sweetmommy
Semangat semangat update
Sweetmommy
🤣🤣🤣
Komang Arianti
sriningsih versi kampung karet😩😩
Sweetmommy
🥹🥹🥹
Sweetmommy
🙏🙏☺️☺️
Sweetmommy
Ikutin terus ya
Sweetmommy
Jangan menangis 😁
Komang Arianti
kasihan sekali mentarii . ini kapan dy bahagiaanya thor... kasi bahagia dlu biar ga menderita ajaa hidupnya
Komang Arianti
baperrrr akuhhh thor😭😭😭😭
Sweetmommy: Jangan nangis ya 🥰
total 1 replies
Komang Arianti
😂😂kerennnlahhh
Komang Arianti
😭😭😭😭syedihhh akuu thor.. kenapa hidup mentarii se merana itu🤔🤔
Komang Arianti
😢😢😢😥😥
Komang Arianti
kereennnnnnn😍😍😍😍😍mantapp poll thor
Komang Arianti
🥰🥰🥰seruuuu
Komang Arianti
😭😭😭😭syedihh akuu thor...
Komang Arianti
baperr bacanya..... 😭😭😭
Komang Arianti
baguas ceritanyaa... 🥰🥰🥰
Sweetmommy: Makasi kk ☺️☺️🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!