Safira gadis SMA yang hobi sekali balapan liar hingga membuat kedua orang tuanya pusing sehingga ia dimasukkan ke pesantren.
Namun siapa sangka jika ia dipaksa menikah dengan anak pemilik pesantren karena kesalahan yang ia perbuat sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon umi ayi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28
Apa mas mencintai ku?" Tanya Fira sedikit tertawa.
"Kenapa tertawa? sejak mas mengucapkan ijab dengan papa mu, maka saat itulah mas akan mencurahkan cinta mas, hanya untuk istri mas." Sahut Zayyan dan itu membuat Safira bersemu.
"Pakai lah tasbih ini untuk bertasbih dan berzikir pada Allah, dan jaga lah pemberian mas ini." Ucap Zayyan sambil mengelus lengan Fira.
"He'em" jawab fira hanya berdehem sambil mendongak bertepatan juga Zayyan menunduk dan kini tatapan mereka saling bertemu.
Zayyan menelan saliva melihat wanita cantik di hadapannya saat ini, kulit fira yang putih bersih, hidung mancung kecil, alis mata hitam lebat teratur, mata hitam bulat tajam, dan pandangan Zayyan turun ke bibir Fira, bibir yang sudah membuat ia mabuk kepayang.
Fira mematung dengan posisi sedekat ini, jantungnya berdebar tak menentu, apalagi melihat jakun Zayyan yang turun naik membuatnya terlihat sangat sexy dimata Fira.
Zayyan mendekatkan wajahnya dan kini semakin dekat hingga bibir mereka menyatu, tidak ada penolakan dari Fira justru ia memejamkan matanya menikmati rasa sentuhan bibir Zayyan.
Zayyan yang mendapat respon langsung melumat bibir Fira, ia menekan tengkuk Fira agar lumatan nya lebih dalam. Fira terbuai oleh perbuatan Zayyan, tubuhnya merespon apa yang Zayyan lakukan meski otaknya masih bisa menolak.
Zayyan menurunkan ciumannya dileher jenjang fira dan memberikan tanda kepemilikan disana hingga desahan kecil keluar dari mulut Fira, Zayyan yang mendengarnya tambah terbakar gairah, tangannya turun kebawah menarik kancing gamis Fira namun langsung di tahan oleh Fira.
"Mas" lirih fira menggeleng.
Zayyan yang paham langsung mengentikan aksinya, matanya menatap Fira lekat. "Maaf ya" Ucap Zayyan dengan suara serak. Kemudian ia bangkit dan segera ke kamar mandi. Ia membuka baju nya dan langsung menyiram tubuhnya yang terasa panas agar dingin.
"Apa dia marah" gumam Fira sembari melihat arah pintu kamar mandi. Ia memegangi dada nya yang berdetak tidak karuan dari tadi hingga kini masih belum bisa netral. "Gila banget, hampir aja pertahanan gue jebol." gumamnya.
"Kamu mengatakan sesuatu?" tanya Zayyan yang mendengar gumaman dari Fira, ia baru keluar kamar mandi.
Fira meneguk Saliva melihat Zayyan yang keluar kamar mandi hanya dengan mengenakan handuk itu, sudah berkali-kali ia melihat pahatan indah itu tapi tetap saja membuat jantungnya seperti hendak melompat.
"Kenapa mandi malam-malam begini? bukankah mas sudah mandi tadi." ucap nya heran.
Tanpa sungkan Zayyan memakai baju dihadapan Fira. "Panas banget soalnya" ucapnya sambil mengenakan kaos.
"Panas?" Fira mengernyit kala Zayyan mengatakan panas, ia meneliti padahal AC menyala kenapa Zayyan kepanasan pikirnya.
"Sudah, jangan banyak mikir, sekarang tidurlah." Ucap Zayyan menaiki tempat tidur dan merebahkan tubuhnya disamping Fira.
Kini mereka tidur tidak lagi pake pembatas guling, Fira sudah biasa dan nyaman tidur dengan posisi di peluk Zayyan. Akhirnya Fira juga ikut merebahkan tubuh dan hanyut ke alam mimpi bersama Zayyan.
Keesokan paginya Fira membantu mama memasak di dapur, ia dengan serius melihat dan mengingat apa saja bahan dan bumbu yang diajarkan mama nya, ia nanti jika di pondok ingin memasarkan sesuatu untuk suaminya itu. Yeah sekarang sudah ada yang mengakui suami rupanya.
Selesai memasak ia menghidangkan semuanya di atas meja makan kemudian memanggil semua anggota keluarga agar sarapan bersama.
Mereka kumpul di ruang makan hanya Alvian dan Nafisah yang tidak ada karena jika pagi begini baby Fatih nya gak mau ditinggal, ia akan rewel, jadi Alvian dan Nafisah memilih sarapan di kamar saja.
"Segini cukup mas?" tanya Fira menunjukkan piring yang ia isi nasi.
"Cukup dek" ucap Zayyan membuat Fira meleleh dipanggil dek oleh Zayyan, ia tersenyum lebar, hatinya berbunga-bunga saat ini seperti ada kupu-kupu yang mengitari hatinya, padahal hanya dengan panggilan dek dari Zayyan, apakah ia sedang jatuh cinta.
Mama dan papa saling pandang kemudian tersenyum.
Fira kembali mengambilkan lauk untuk Zayyan kemudian meletakkan piring nya di hadapan Zayyan. Ia mengambil piring lagi untuk mengambil sarapan untuk dirinya sendiri tapi di cegah Zayyan.
"Kamu makan ini saja, kita kongsi berdua."
"Ha?" kaget Fira
Tanpa menjawab Zayyan langsung mengarahkan sendok di depan mulut Fira.
"A', buka mulutnya" ucap Zayyan tersenyum. Mau tak mau Fira akhirnya membuka mulut dan menerima suapan dari Zayyan, kemudian Zayyan pun memakan dari sendok yang sama. Tanpa malu-malu mereka bermesraan dihadapan orang tua mereka.
"Duh... mama juga pengen di suapin pa."
"Mama mau di suapin? baiklah papa suapin!" Papa menyuapkan mama seperti Zayyan yang menyuapi fira.
Fira merona, wajahnya memerah antara malu juga senang.
*
Sehabis ashar mereka kembali lagi ke pondok, sungguh waktu yang singkat di rumah orangtuanya, Fira masih belum puas melepas rindu pada keluarga nya.
"Nanti weekend kita kesana lagi." ucap Zayyan sambil tetap mengemudikan mobilnya.
"Benar ya mas."
"Iya" Zayyan mengelus puncak kepala Fira yang beralaskan jilbab.
"Baru di tinggal bentar aja aku Uda kangen sama baby Fatih." Ucap Fira tersenyum excited, ia menerawang kembali dimana ia bermain dnegan baby Fatih kemarin.
"Jika kamu pengen kita bisa buat seperti baby Fatih." ucap Zayyan.
Fira langsung menoleh pada Zayyan.
"Kenapa? mas benar kan. Jika kamu mau kita juga bisa punya baby seperti baby Fatih, dan pasti anak kita tampan dan cantik seperti umi nya." sahut Zayyan sambil menautkan jemari nya dengan jemari Fira.
"Mas, stop bicara begituan." ucapnya sambil bergidik. Namun otak nya menerawang ucapan Zayyan. Ia jadi penasaran seperti apa anaknya kelak, secara Zayyan sangat tampan.
Zayyan tertawa melihat istrinya, ia tahu pasti ucapannya tadi mengisi dan memenuhi pemikiran Fira.
Kini mereka sudah sampai di area pondok dan mobil Zayyan pun berhenti di halaman rumah ndalem.
Zayyan membukakan pintu mobil untuk Fira dan membantu mengeluarkan barang-barang mereka. Fira masuk duluan sedangkan Zayyan masih mengambil sisa barang di bagasi belakang.
"Zayyan" panggil seseorang dari belakang.
Deg.
Suara itu sangat familiar bagi Zayyan, tapi apakah mungkin apa yang ia pikirkan. Ia menoleh ke belakang dan ternyata benar.
"Zahra" ucapnya kaget.
.
Bersambung.
Stay tune terus ya gays😊
Jangan lupa tinggalkan jejak ya yah.
walaupun gak comend di setiap bab nya.... 🤭
walaupun gak comend di setiap bab nya.... 🤭