Dewi Mimpi

Di alam Kui, penguasa kegelapan sudah mendapatkan kabar jika kebebasannya sudah tersebar. Dia menempatkan segel kegelapan untuk mengunci alam Kui. Meski semua sudah mengetahui, tapi tidak akan ada yang bisa menembus segel alam miliknya.

Wanita yang masih memejamkan matanya hanya bisa diam di ranjang tempat tidur. Luka akibat tusukan pedang angkasa membuatnya koma. Pria dengan jubah hitam mengambang, berjalan mendekat. Dia duduk di dekat tubuh wanita itu. Mengelus pelan rambutnya yang masih terurai. "Dia satu-satunya murid ku yang tersisa," kekautan mengepul dalam tangannya. Hanya sekali hentakan, kekuatan itu masuk kedalam tubuh wanita yang masih tidak sadarkan diri di ranjang. "Hanya ini yang bisa membantunya untuk cepat sembuh."

Pak tua Zurna, masuk dengan tongkat di tangannya. Dia berjalan cukup pelan dan berusaha memapah kaki kanannya yang tidak bisa di gerakkan. Luka akibat dirinya mencari siluman yang dapat di ambil inti kekuatannya, membuat cacat pada kakinya. Racun siluman kalajengking yang berhasil di netralkan. Masih tertinggal di bagian kaki kanan dan membuatnya lumpuh. "Penguasa, aku sudah mendapatkan inti kekuatan yang lain."

Cahaya keunguan terlihat membentuk bola kekuatan. Pak tua Zurna memberikan inti kekuatan itu kepada penguasa kegelapan. Siluman puluhan ribu tahun membuatnya semakin menambah kekuatannya.

"Jika dia sudah siuman langsung suruh dia mendatangi ku," ujar penguasa kegelapan yang mulai berjalan pergi dari kamar.

"Baik."

..................

Dunia bawah saat ini tengah mengalami kekacauan, iblis dengan kekuatan kecil terus menerobos dan ingin keluar dari celah segel langit. Setiap kali retakan berhasil di sambungkan. Hanya dengan waktu yang sebentar saja, retakan akan terbuka kembali. Jika hal ini tidak segera di atasi. Retakan akan semakin menjadi jauh lebih besar. Dan mengakibatkan semua iblis dapat keluar. Tapi anehnya, raja iblis tidak ada pergerakan.

Hanya dewa yang memiliki kekuatan ilahi, dapat mengaktifkan kembali kekuatan segel langit.

Rapat di laksanakan lebih dari sepuluh jam. Tapi, tidak ada yang bisa mencari solusi untuk kerusuhan yang terjadi pada dunia bawah. Laki-laki yang masih duduk santai di tahtanya, terlihat biasa saja. "Jika sudah selesai, aku akan segera pergi. Sudah waktunya untuk makan malam."

Semua petinggi istana hanya bisa menggelengkan kepala. Tapi, meski penguasa meraka tampak tidak perduli. Namun, setiap ada hal genting yang mengusik dunia bawah. Penguasa mereka pasti akan mengatasinya dengan cepat. Meski, di setiap rapat atau pun pertemuan, penguasa tidak pernah menanggapi setiap masalah dengan serius. Meraka tetap yakin dengan setiap keputusan yang penguasa mereka buat.

Rapat selesai dengan keputusan yang masih menggantung. Antara terus memperbaiki segel langit dengan kemampuan sendiri. Atau mengirimkan laporan untuk dunia langit. Agar Meraka dapat membantu untuk menyelesaikan masalah di dunia bawah. Hanya menunggu bagaimana keputusan dari penguasa mereka.

"Moran, apa kamu masih memikirkan rapat hari ini?" Sosok wanita yang selalu ia nantikan kedatangannya, telah duduk di sampingnya. Membelai lembut kelapanya dengan senyuman yang indah.

Moran menggelengkan kepalanya. Laki-laki itu menyenderkan kelapanya pada pangkuan wanita itu. "Aku sangat merindukan mu," menatap binar mata yang sangat menenangkan.

"Apa kamu akan meminta bantuan dunia langit?"

"Hanya dunia langit yang bisa menuntaskan penyatuan segel langit. Jika hal ini tidak segera di atasi, bahaya akan terus mengintai."

"Apa pun keputusan yang kamu buat itu pasti yang terbaik untuk dunia bawah," mencium kening laki-laki yang ada di pangkuannya.

Tidak selang lama. Laki-laki itu membuka kedua matanya, langit-langit istana terlihat luas dan tinggi. Warna hijau menjadi warna utama. Bayangan yang baru saja ia lihat, sekarang telah menghilang. Dia berusaha menekan dadanya dengan tangan. Rasa sakit itu muncul kembali bersama kenangan yang tidak bisa ia hilangkan. Kenangan saat dirinya kehilangan wanita yang sangat ia cintai.

................

Ratusan ribu tahun lalu, saat dunia bawah masih ada di tangan penguasa ke empat. Moran pangeran tertua dari kerjaan dunia bawah, membawa wanita dengan luka cukup parah di tubuhnya. Hampir semua sayatan ada di setiap bagian tubuhnya. Meski wajahnya terluka. Tapi tetap saja luka di wajahnya tidak terlalu parah. Yang membuat wanita itu tidak sadarkan diri hanya luka tusukan di dadanya. Tusukan pada bagian jantung, menembus ke luar dari depan hingga menusuk ke belakang.

Wanita itu ada di dalam istana tempat tinggalnya hampir dua bulan lamanya. Masih belum juga memiliki tanda akan siuman. Pangeran pertama Moran merahasiakan keberadaan wanita itu di dalam istananya. Dia sangat teliti dalam merawatnya. Wanita ini yang dulu pernah merawatnya saat terluka dalam perang. Dia bertemu dirinya saat di ambang kematian. Dan untuk sekarang, ini adalah bagian membalas budi. Tidak akan ada hal lain lagi.

Wanita itu siuman dalam keadaan tidak bisa melihat, wajahnya pucat, tapi jauh lebih baik dari pada saat wanita itu baru di temukan. "Apa kamu membutuhkan sesuatu?"

"Tidak," dia sangat mengenal suara yang ia dengar. Dia laki-laki di waktu itu. Yang pernah ia selamatkan saat perang besar terjadi. "Setelah penglihatan ku sembuh aku akan mengembalikan semua biaya yang telah kamu keluarkan."

Moran mengerutkan keningnya saat mendengar wanita itu berkata dengan dinginnya. "Tidak perlu, aku tidak butuh uang mu."

"Apa yang kamu butuhkan?"

"Aku hanya butuh satu hal, menikahlah dengan ku."

Wanita itu terperanjat saat mendengar apa yang Moran katakan. Jantungnya berdetak cukup kencang. "Aku tidak suka kamu bercanda dalam hal seperti ini," ujarnya dengan suara menekan.

"Aku tidak pernah bercanda. Aku hanya ingin kamu menikah dengan ku," kata Moran tegas.

"Aku bisa melakukan hal lain. Tapi tidak dengan yang satu ini," wanita itu terlihat salah tingkah. Tapi, dia harus menekan perasaannya sendiri. Dia tuan putri dari dunia langit Shen Jing, yang telah memiliki ikatan pertunangan. Tidak mungkin baginya untuk menikah dengan laki-laki di depannya. "Aku akan menikah sebentar lagi."

Tidak ada tanggapan untuk waktu yang lama. Hingga suara laki-laki itu terdengar lirih di telinganya. "Apa pun yang terjadi kamu hanya bisa menikah dengan ku."

"Bagaimana bisa kamu seperti ini?" Shen Jing menahan amarahnya. Dia tidak bisa menebak pikiran laki-laki yang ada di hadapannya. Bagiamana dia bisa mengatakan hal ini dengan mudah. "Moran, dunia langit dan dunia bawah tengah mengalami perang. Kita tidak bisa menikah."

Tangan Moran menggenggam kuat tangan yang ada di depannya. Dia berkata, "Bahkan jika semua orang mengatakan tidak. Aku akan tetap menjadikan mu istri ku. Shen Jing, aku tidak bisa membiarkan mu pergi."

Shen Jing hanya bisa diam tanpa menanggapi lebih lanjut apa yang Moran katakan. Saat ini dia bahkan tidak bisa melewati ambang pintu kamar. Penglihatannya tidak bisa kembali dalam waktu dekat. Jika penglihatannya kembali dia pasti akan segera pergi.

Dalam pertemuan yang terus berlangsung hampir tiga bulan lamanya. Dunia bawah mulai tertekan dengan kekuatan dunia langit. Tapi meraka masih tidak bisa menyerah dengan mudah. Mereka memikirkan semua cara yang bisa dilakukan. Dan saat mereka mengetahui tentang keberadaan tuan putri dunia langit yang ada di dunia bawah. Semua orang berusaha untuk menjadikan Shen Jing sebagai sandera. Mendengar hal itu tentu saja Moran sangat murka. Dia berusaha membawa pergi Shen Jing untuk meninggalkan dunia bawah. Tapi adik keduanya menangkap dirinya dan tuan putri saat dalam pelarian.

Pangeran kedua dunia bawah mengurung Moran dan melakukan negosiasi dengan dunia langit. Jika dunia langit ingin mendapatkan tuan putri mereka. Dunia langit harus mau mengaku kalah dalam pertempuran. Tentu saja putri Shen Jing tidak menginginkan hal itu terjadi. Saat negosiasi di lakukan. Tuan putri Shen Jing menusuk jantungnya dengan pedang hingga meninggal. Saat kabar meninggalnya Shen Jing terdengar oleh Moran, dia menggila. Jiwanya seperti telah menghilang bersama kepergian tuan putri Shen Jing.

..................

"Yang mulia. Retakan segel mulai bertambah lebar," Laki-laki dengan tubuh tegap berjalan maju dan berlutut di hadapannya.

Moran bangkit dari tempat tidurnya. Dia berjalan kearah meja kerja. Dan mengambil gulungan surat. "Berikan ini kepada kaisar langit."

"Baik."