Kesempatan Kedua

Akhirnya meeting internal selesai juga Edna lakoni tanpa ada Sandra di sampingnya.

Kenapa dia belum.datang, ya?

Edna jadi khawatir. Tadi saat ditelpon katanya mobilnya ada masalah. Tapi katanya ngga apa apa, tinggal nunggu montir langganan saja.

Tapi kenapa selama ini?

Sebentar lagi mereka akan meeting dengan perusahaan Fazza, tapi Sandra belum juga datang.

Tadi Eriel menjemputnya, mengantarnya bersama si kembar dulu. Eriel juga mengatakan ngga bisa ikut meeting karena ada yang harus dia urus. Tapi dia akan menjemputnya nanti saat jam makan siang di perusahaan Fazza.

"Nona, ada tamu yang mau ketemu."

Karena berjalan sambil melamun, Edna agak terkejut ketika dia sudah dihadang sekretarisnya.

"Oh, siapa?" tanyanya agak bingung.

Kemudian Edna menoleh saat Icha-sekretarisnya memberikan isyarat ke arah belakangnya.

Edna mencoba mengingat, tapi rasanya dia ngga kenal dengan gadis cantik dan modis cenderung seksi yang ada di depannya.

"Nyari saya?"

"Ya," ucap.gadis itu sambil berjalan menghampirinya.

Kemudian berdiri saat berjarak tiga langkah darinya

"Kenalkan aku Fanny, yang calon suaminya mau kamu rebut."

Edna menghela nafas, mencoba sabar. Dia melirik Icha yang merasa ngga enak padanya dan sekarang pura pura menatap ke arah lain.

"Nona, saya kembali ke.meja saya, ya," bisik.Icha sambil melangkah ke mejanya yang letaknya pun agak dekat juga sebenarnya dari posisi Edna dan Fanny berada sekarang.

Dalam hati Icha kaget karena bosnya akan menikah. Setaunya kedua bosnya belum punya pacar. Walau ngga sopan, Icha terpaksa menguping, karena dia juga ngga bisa pergi demi menjaga keamanan nona mudanya.

"Saya ngga merebut siapa siapa," sahut Edna berusaha tetap temang terhadap Fanny yang mantan teman satu sekolahnya dulu waktu SMA.

Mantan atau masih kekasih Eriel?

"Ini buktinya." Fanny mengulurkan undangan pernikahan Edna dengan Eriel.

Dalam hati Edna kesal juga, kenapa mantannya diundang.

"Anda diundang?" tanyanya datar

"Ya. Itu buat hati saya bertanya tanya. Kenapa ada perempuan yang tega melakukan apa saja untuk mendapatkan yang bukan miliknya?" ejek Fanny membuat Icha panas juga hatinya.

Setaunya nona nona mudanya bukan gadis pecicilan dan genit. Icha memperhatikan lagi wajah si cantik yang mengaku bernama Fanny. Rasanya seperti pernah liat.

"Saya ngga begitu. Mungkin itu kamu," tegas Edna.

Fanny tertawa mengejek.

"Edna----Edna. Akan banyak yang mengejek kamu jika berani melangsungkan pernikahan dengan Eriel yang merupakan pacar saya."

Edna tersenyum masam dengan hati berusaha tetap sabar.

"Anda bisa pergi. Saya sedang sibuk." Edna merasa akan sia sia saja melayani omongan Fanny.

"Belum tentu anak kembar kamu itu milik Eriel. Eriel ngga punya keturunan kembar. Kasian sekali Eriel harus bertanggung yang bukan miliknya," sarkas Fanny begitu Edna sudah berjalan meninggalkannya.

Tangan Edna mengepal.menahan marah. Dia ngga akan marah kalo. dia dihina. Tapi tidak untuk anak anaknya.

"Lebih baik anda segera pergi sebelum saya panggilkan sekuriti," kertak Edna tanpa menoleh dan langsung membuka pintu ruangannya.

Saat ini Edna sedang berusaha keras menahan kemarahannya dengan ngga mau menatap wajah Fanny. Jika itu dia lakukan, mungkin akan terjadi keributan panjang. Inilah yang dia sangat ngga suka, kedua anaknya ikut mendapat efek negatif

BRAKK!

Edna membanting pintu ruangannya dengan keras. Dia sengaja agar gadis itu tau kalo dia ngga menyukai kehadirannya

Fanny sampai berjingkat saking marahnya. Dia pun mengumpat kasar membuat Icha yang juga terkejut, kini mengelus dada.

"Bilang sama bosmu, jadi perempuan jangan gatal!" wajah Fanny sudah jadi keunguan saking marahnya.

"Nona, sebaiknya anda pergi sebelum saya panggilkan sekuriti." Walau berkata begitu, untuk mencegah hal yang ngga diinginkan, Icha sudah menekan tombol darurat. Dengan begini akan terkoneksi ke ruang sekuritinya berada.

"Huh, sialan! Lihat saja nanti. Kamu ngga akan bisa merebut Eriel," geram Fanny sebelum berjalan pergi.

Icha menghembuskan nafas lega melihat gadis itu sudah pergi.

Memangnya nona Edna mau nikah dengan siapa?

*

*

*

"Nona, ternyata calon istri tuan muda Eriel, teman satu angkatan nona waktu SMA," lapor pengawalnya sebelum dia memasuki mobilnya.

Fannya memang meminta pengawalnya mencari identitas calon istri Eriel. Hatinya sakit ketika undangan pernikahan Eriel sampai di menejernya.

Tentu saja menejernya mempertanyakannya karena setau mereka Eriel adalah pacarnya. Walaupun semua orang orang tau, Eriel memiliki banyak perempuan. Tapi dari SMA hingga sekarang, hanya Fanny yang masih bertahan.

Karena ngga ada jawaban selain kesimpulan yang harus dia terima, kalo dia sudah dicampakkan Eriel. Karenanya dia meminta pengawalnya mencari tau siapa perempuan yang akan Eriel nikahi.

Informasi pertama membuatnya emosinya meledak sampai harus mendatangi gadis pelakor itu. Katanya perempuan itu mengaku memiliki anak dari Eriel.

Dasar ngga tau malu. Semua juga tau kalo Eriel ngga ada silsilah kelahiran kembar. Tapi anehnya Eriel mau menerima dan yang paling ekstrim mau menikahinya.

Sekarang informasi kedua yang di dapatnya membuatnya bengong.

Siapa?

Memang banyak mantan Eriel waktu mereka masih SMA. Tapi seingatnya ngga ada yang namanya Edna. Dulu banyak cewe populer yang menjadi saingannya. Fanny hapal nama nama mereka, juga tau nama keluarganya.

"Katanya dulu pernah satu kelas sama tuan muda Eriel waktu kelas dua belas."

Apaaa!!!!

Ngga mungkin!

Tapi siapa?

Fannya memaksa otaknya berpikir keras untuk tau siapa gadis itu. Dia sama sekali ngga punya referensinya apa pun.

*

*

*

Eleanor mendatangi ruangan Nathan. Kebetulan sekretaris yang merangkap.istrinya sedang ngga ada.

Hatinnya tersenyum senang. Ngga perlu harus beradu mulut dengan perempuan yang ngga setara dengannya.

Eleanor lagi lagi merasa beruntung karena pintu ruangan Nathan yang sedikit terbuka.

Saat akan mendorong pintunya, dia mendengar ada suara Jef di sana. Kedua laki laki yang pernah meni kmati dirinya itu terdengar mengobrol hal yang menyenangkan. Elenor lebih memilih menguping dari pada masuk sekarang menemui keduanya.

"Eriel gila juga," kekeh Jef. Dia masih ngga percaya dengan apa yang sudah dilakukan Eriel.

Nathan pun tergelak. Saat orang tuanya mengajaknya untuk ikut melamarkan kekasih Eriel, dia pun terkejut. Lebih terkejut lagi kata Daddynya kalo Eriel sudah punya anak kembar yang sudah berusia enam tahun.

"Kata Fazza, Edna cuma menampar Eriel dua kali. Setelah itu dimaafkan. Mudah sekali. Eriel memang beruntung," kekeh Nathan salut.

Seharusnya ada drama yang lebih panjang lagi, batinnya geli.

Sampai Eriel merangkak rangkak penuh air mata penyesalan, baru boleh dimaafkan, sambung Nathan membatin lagi.

"Edna memang gadis pemaaf," komentar Jef dalam gelaknya. Teringat betapa lamanya dia mendapat maaf dari Cleora.

"Nasibmu beda dengan Eriel," ejek Nathan seolah tau apa yang ada di pikiran Jef.

Padahal kesalahan Eriel lebih fatal dan mengerikan di banding Jef.

"Mungkin karena dia selalu berkorban untuk kita," simpul Nathan akhirnya.

"Ya, sekarang kita aman dari.Ele," sambung Nathan lagi.

"Ngga nyangka Bara minat juga. Bahkan dia punya cara kotor membuat Ele ngga akan mengganggu kita," tukas Jef lega.

Nathan tergelak puas.

Eleanor yang mendengarnya menjadi marah dan geram, hampir saja menggerebek keduanya. Tapi otaknya berpikir cepat sambil melangkah pergi.

Eriel sudah membuatnya menjadi budak Bara yang ternyata menyukai berhubungan dengan cara yang kasar. Bilur bilur di tubuhnya belum hilang akibat sabetan tali pinggang dari Bara.

Walaupun mungkin Bara melakukannya karena dendam atas perselingkuhan yang dia lakukan dengan relasi bisnisnya yang jauh di atas Bara.

Tapi baru kali ini Eleanor diperlakukan dengan kasar oleh para pemujanya.

Semua.karena Eriel. Dia ngga akan membiarkan Eriel mendapatkan kebahagiaannya secepat dan semudah itu.