NovelToon NovelToon
Ternyata Aku Yang Kedua

Ternyata Aku Yang Kedua

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / perjodohan / nikahmuda / Poligami
Popularitas:5.8M
Nilai: 4.8
Nama Author: D'wie

Nanda Afrilya adalah seorang gadis yang berusia 21 tahun yang dibesarkan di sebuah panti asuhan. Ia terpaksa menikah dengan seorang pria yang tak dikenalnya sebagai bayaran pada orang kaya yang telah memberikan hunian baru pada warga panti karena panti asuhan tempatnya dibesarkan telah digusur.

Ia pikir dengan menikah, ia akan meraih kebahagiaan, namun yang terjadi justru sebaliknya. Hidupnya yang sejak kecil sudah rumit, malah makin rumit sebab ternyata ia merupakan istri kedua dari laki-laki yang telah menikahinya tersebut.

Lalu bagaimanakah ia menjalani kehidupan rumah tangganya sedangkan ia hanyalah seorang istri yang tak diinginkan?

Mampukah ia bertahan?

Atau ia memilih melepaskan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch.32 Mulai cemburu

Kini Nanda dan Gathan telah kembali ke rumah mereka. Beruntung saat itu Freya sedang pergi berjumpa dengan teman-teman sosialitanya dan belum kembali padahal hari sudah beranjak malam.

"Mas, mas mau kopi atau teh gitu?" tawar Nanda saat melihat Gathan hendak masuk ke dalam ruang kerjanya.

Gathan berbalik menghadap Nanda, ia tampak berpikir sejenak.

"Katamu tadi kamu buat brownies?" tanya Gathan dan Nanda mengangguk.

"Beruntung brownies-nya nggak terbalik jadi nggak tumpah ke lantai, mas. Mas mau?" tanya Nanda.

"Boleh. Minumnya teh aja." tukas Gathan yang diangguki Nanda.

Di saat Nanda sedang membuat teh dan menyiapkan brownies untuk Gathan, Gathan justru terpengkur di sofa ruang kerjanya. Dia mencoba mengingat-ingat pernah melihat wajah Doni dimana tapi ia benar-benar tidak mengingatnya. Ia tidak ingat pernah melihat wajah Doni di foto yang Nanda susun tempo hari. Apalagi foto itu merupakan foto Doni saat masih sangat muda dan sudah sangat lusuh karena terlalu sering dipegang dan dilihat, tentu Gathan akan lebih sulit mengenalinya. Belum lagi ia hanya melihat foto itu sekilas saja.

Tok tok tok ...

"Masuk." seru Gathan dari dalam. Tangan Nanda yang sedang memegang nampan yang berisi secangkir teh dan sepiring brownies tentu sulit untuk membuka pintu.

"Mas, bisa tolong buka pintunya! Tangan Nanda lagi pegang nampan." serunya dari luar. Sebenarnya ia bisa saja meletakkan nampan itu di atas lantai, tapi ini adalah makanan, tentu tak pantas rasanya meletakkan nampan berisi makanan di lantai.

Gathan yang mendengar suara Nanda pun bergegas membuka pintu dan mempersilahkan Nanda masuk dan menutup pintunya dan duduk kembali di tempatnya.

Selesai meletakkan nampan berisi minuman dan makanan itu, Nanda pun hendak beranjak pergi keluar.

"Kamu mau kemana?" tanya Gathan saat melihat Nanda berdiri dan membalik badan.

"Mau keluar, mas. Mas pasti sedang sibuk kan?" ucap Nanda sebab ia mulai mengenali rutinitas Gathan saat berada di ruang kerjanya pasti berkutat dengan berbagai berkas dan laporan karena itu ia memilih keluar agar tidak menggangu.

"Aku tidak terlalu sibuk. Duduk di sini saja. Temani aku." ucap Gathan datar seraya menepuk sofa yang kosong di sebelahnya. Menurut, Nanda pun mendudukkan dirinya tepat di samping Gathan.

Entah mengapa, setiap berdekatan dengan Gathan, jantungnya rasanya berdebar tidak karuan. Diliriknya Gathan yang tampak begitu tenang sambil menyeruput teh miliknya. Lalu ia mulai memakan sepotong demi sepotong kue miliknya. Sadar dirinya sedang diperhatikan, Gathan pun menoleh sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Kamu mau?" tawar Gathan sambil menyodorkan kue yang ada di tangannya ke arah Nanda.

"Ah, ti-tidak, mas. Makasih. Itu kan buat mas Gathan. Nanda bisa makan di dapur sama mbak Surti nanti." ''tolaknya halus seraya mengibaskan tangannya di hadapan Gathan.

"Buka mulutmu!" titah Gathan.

"Hah ... hap ... " Tiba-tiba saja Gathan menyodorkan kue di tangannya ke mulut Nanda membuat Nanda terkejut karena tindakan Gathan tersebut.

"Aku tidak menerima penolakan." ujarnya acuh tanpa peduli dengan wajah cemberut Nanda karena mulutnya yang disumpal tiba-tiba oleh Gathan. "Kue buatanmu enak. Lain kali buat lagi, bisa?" ucap Gathan sambil mengunyah kuenya.

Wajah cemberut Nanda seketika berbinar cerah.

"Benarkah? Siap, mas. Nanti kalau ada waktu Nanda akan buatin kuenya lagi." tukasnya penuh semangat.

"Kalau ada waktu?" Gathan mengerutkan keningnya.

"Iya mas, tadi Nanda udah bilang ke mama masalah pekerjaan kata mama Nanda bisa kembali bekerja tapi sebagai manajer cafe gantiin kak Alfi soalnya kak Alfi diminta pegang cabang lain." ujar Nanda dengan senyum lebar di bibirnya.

"Oh." Gathan hanya ber'oh ria. "Bisa minta tolong ambilkan air putih?" ucap Gathan datar.

"Ah baiklah." sahutnya cepat.

Nanda pun berdiri dengan cepat. Namun baru saja hendak melangkah, kakinya yang terluka malah terbentur kaki meja membuatnya meringis dan hampir terjatuh. Melihat Nanda hampir jatuh, reflek Gathan menangkap tubuh Nanda hingga mereka terguling di atas sofa dengan posisi tubuh Nanda berada di atas tubuh Gathan. Seketika jantung mereka berdua berdebar kencang. Tubuh keduanya pun mematung dengan sorot mata saling mengagumi. Entah dapat dorongan dari mana, tiba-tiba tangan Gathan bergerak mengusap pipi Nanda yang terasa halus dan lembut. Nanda yang mendapat perlakuan seperti itu hanya bisa terpaku menikmati sentuhan lembut dari tangan Gathan.

Kini sorot mata Gathan justru terpaku pada benda berwarna merah muda yang ada di depannya. Ia pun mengusap benda itu dengan jempolnya. Terasa kenyal hingga membuatnya meneguk ludahnya sendiri. Ditatapnya lagi mata Nanda, seakan meminta persetujuan, namun Nanda hanya terdiam seakan menerima saja apa yang akan dilakukan suaminya itu. Lalu Gathan menyelipkan telapak tangan kirinya di tengkuk Nanda dan dengan perlahan ia menariknya mendekat, Nanda hanya menurut saja. Hingga akhirnya benda kenyal itu menempel di bibirnya.

Masih seperti tadi, Nanda hanya mematung dengan mata membelalak. Ia tidak tau harus bereaksi seperti apa. Jantungnya memompa dengan sangat kencang. Darahnya berdesir. Apalagi saat nafas Gathan menerpa wajahnya hingga terhirup ke rongga hidungnya dan masuk ke paru-paru. Begitu pula aroma maskulin khas lelaki yang menguar dari tubuh Gathan, seperti memenuhi rongga dadanya. Begitu memabukkan. Pesona Gathan begitu sulit tuk Nanda tolak.

"Pejamkan matamu." ucap Gathan lirih tepat di depan bibirnya. Bahkan pergerakan bibirnya pun terasa di bibir Nanda membuatnya kesusahan menelan salivanya.

Tapi anehnya, ia menuruti perintah itu. Nanda pun memejamkan matanya. Dalam hitungan detik, terasa pergerakan bibir Gathan di atas bibirnya. Gerakan yang begitu lembut. Membuat dirinya terbuai akan kelembutannya. Gathan mengecup bibir atas dan bawah Nanda bergantian. Tangan kanan Gathan bergerak melingkari pinggang Nanda. Ia menariknya lembut hingga tubuh mereka kini berhimpitan hingga tak menyisakan celah satu inci pun. Ciuman itu kini terasa lebih menuntut. Gathan memagut dan ******* bibir Nanda dengan begitu mesra hingga nafas keduanya tersengal.

Gathan melepaskan pagutan itu dan menatap lekat wajah cantik istrinya yang memerah. Diusapnya lagi bibir itu dengan ibu jarinya lalu saat nafas mereka kembali normal, ia mulai menyatukan bibirnya lagi. Namun gerakan kali ini lebih dalam dan intens. Tangan Nanda yang awalnya berada di atas dada Gathan untuk menopang tubuhnya kini telah berpindah ke pipi Gathan. Bila ciuman pertamanya tadi ia tampak pasif dan kurang menikmati akibat terlalu terkejut dengan apa yang dilakukan Gathan. Maka yang kedua ini terasa berbeda sebab ia mulai membalas gerakan Gathan yang kian membuainya. Ia juga kian menikmati pagutan mesra ini. Perasaannya campur aduk menjadi satu.

Di sela aktivitas ciumannya, tiba-tiba Nanda penasaran, apakah Gathan melakukan hal seperti ini juga dengan Freya. Mendadak hatinya merasa sedih. Sepertinya ia mulai cemburu pada kenyataan bahwa Freya lah pemilik pertama lelaki yang telah menjadi suaminya ini.

'Wahai hati, janganlah cemburu! Bukankah kita yang telah salah masuk rumah. Kitalah yang telah masuk ke rumah orang lain sebagai wanita kedua. Jadi kita tidak memiliki hak untuk merasa marah ataupun cemburu karena Gathan telah menjadi milik orang lain lebih dahulu.' batin Nanda bermonolog.

...***...

...Happy reading 🥰🙏🥰...

1
Yunerty Blessa
astaga 🤦‍♀️ Freya ternyata nekad juga tapi sayang tak kesampaian 😏
Yunerty Blessa
alasan saja 😏
Yunerty Blessa
cuba lah kalau berhasil Freya 😏
Yunerty Blessa
jujur saja Gathan pasal Freya ke Nanda
Yunerty Blessa
akhirnya Gathan belah duren juga..... seram sejuk ehh.,.
Yunerty Blessa
kasian sekali kau Freya 😏
Yunerty Blessa
biar pun Gathin melakukan nya kan wajib sebab Nanda isteri nya yang sah
Yunerty Blessa
cemburu ke Gathan.....
Yunerty Blessa
semoga rencana busuk mu akan segera terkuak Freya dan ayah mu 😏
Yunerty Blessa
pelan² Gathan akan menjadi milik mu
Yunerty Blessa
Nanda takut jujur kepada mama Lavina...
Yunerty Blessa
siapa ya,, penasaran nih
Yunerty Blessa
maka nya perhatian sikit buat Nanda,, jangan dengan Freya saja 😏
May Afifah
Luar biasa
Yunerty Blessa
kau yang berulah Freya 😏 tapi Nanda dipedulikan
Yunerty Blessa
Freya sungguh jahat sekali seperti setan 😡....kasian Nanda 😭
Yunerty Blessa
dalam mimpi mu Freya 😏
Yunerty Blessa
kasian kau Freya 😏
Yunerty Blessa
sabar Alfi.... masih banyak wanita di luar sana....
Yunerty Blessa
astaga Nanda..Gathan suami kamu jadi tidak masalah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!