Damar Prasetyo, lelaki yang berprofesi sebagai seorang ASN di suatu instansi. Damar dikenal sebagai lelaki yang baik. Namun sayang, hidupnya tak sebaik dengan sifatnya.
Istri yang dinikahi selama hampir tiga tahun, tiba-tiba meminta cerai. Padahal mereka sudah dikaruniai dua orang anak.
Damar pun dipindahkan ke daerah pelosok oleh atasannya yang tak lain adalah paman dari Rasita, mantan istrinya.
Ketika pindah ke daerah itu, Damar bertemu dengan Kasih seorang guru di daerah itu.
Perjuangan hidup Kasih dan juga beberapa orang yang dikenalnya di daerah itu, membuat Damar sadar, jika hidupnya masih lebih baik dibandingkan mereka.
Damar pun bangkit dan bertekad akan merubah hidupnya lebih baik dari sebelumnya. Bahkan Damar menggunakan warisan yang tak pernah dia gubris selama ini untuk membangun daerah itu.
Bagaimanakah kisah Damar? Apakah bisa dia mewujudkan keinginannya itu? Bagaimana pula reaksi Damar setelah tau alasan sebenarnya kenapa Rasita meminta cerai?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naira_w, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hadiah Kasih Untuk Damar
"Dek, udah sholat isya?" tanya Damar pada Kasih yang sedang membersihkan dapur setelah mereka makan malam.
Kasih tak mencuci piring karena Damar melarangnya jadi Kasih hanya menyapu dan membersihkan dapurnya saja.
"Sudah, mas. Ada apa, mas?" tanya Kasih dengan heran.
"Mas hanya bertanya saja, jika kamu lupa mas mengingatkan." kata Damar yang kemudian lepas sarung dan baju koko nya karena dia akan mencuci piring dan alat memasak yang lumayan banyak.
Tadi memang istrinya masak makan malam yang agak banyak karena ada dua tamu yang menginap di rumah depan.
Damar mengajak mereka juga pak Sapto dan Ridwan untuk makan malam di sini sebelum Isya. Dan setelahnya mengajak mereka sholat Isya di masjid sekaligus memperkenalkan dengan orang-orang desa yang ada di masjid.
Gusti dan Rangga adalah orang yang diperintahkan Sean dan Rendi untuk mensurvei tempat yang akan dibangun jalan.
Mereka berdua sempat kaget karena baru tau, jika bos ketiga mereka ternyata tinggal di desa terpencil seperti ini.
Pak Yudha memberikan perusahaan itu untuk cucu kandungnya Senja juga Adam anak Rendi yang dikelola oleh ayah-ayah mereka. Dan satu lagi pemilik perusahaan yang tak pernah mereka lihat adalah Damar anak angkat pak Yudha.
Damar sendiri memperlakukan mereka layaknya tamu agung, bukan sebagai bawahan. Padahal kalau dipikir-pikir, seharusnya mereka yang melayani Damar.
"Mas, tamu di depan itu bakalan tinggal di sini sampai kapan?" tanya Kasih yang sedang berdiri di depan pintu sambil melihat vke arah suaminya yang sedang membilas panci bekas masak tadi.
"Sampai selesai tugas mereka di sini. Mereka cuma ngecek wilayah yang cocok dibuat jalan." kata Damar yang kemudian menggantung panci dan kuali ke paku yang di ada di dinding.
Kasih mengangguk, sebenarnya ada sesuatu yang mengganjal di hatinya namun urung dia tanyakan.
Selesai mencuci, Damar mengunci semua pintu dan mengecek jendela. Dia pun segera masuk ke dalam kamarnya. Disusul Kasih yang baru saja dari kamar ibunya untuk melihat keadaan ibunya.
Kata Tuti seharian ini ibunya hanya menangis sambil meminta tolong.
Kasih masuk ke dalam kamarnya dan melihat Damar yang sudah membersihkan tempat tidurnya dengan sapu lidi khusus untuk membersihkan tempat tidurnya.
"Sayang, kamu sudah mau tidur?" tanya Damar saat melihat istrinya yang sudah masuk ke dalam kamar.
Kasih hanya menggeleng lalu duduk di depan meja riasnya.
Kasih mengambil body lotion dan mengoleskan ke lengannya. Kasih tak pernah memakai perawatan wajah atau kulit mahal. Hanya perawatan biasa saja agar kulitnya tak kering saja.
Damar yang melihat aksi istrinya itu pun, tak bisa melepaskan pandangannya.
Selesai Kasih menggunakan body lotion nya, Kasih pun naik ke tempat tidurnya.
Di sana suaminya sudah menunggunya dengan tatapan mata yang berbeda dari biasanya.
"Mas, udah mau tidur?" tanya Kasih menatap heran suaminya.
Damar menggelengkan kepalanya, dia terpesona dengan kecantikan Kasih yang semakin menggodanya.
Kasih duduk di sebelah Damar, aroma tubuhnya yang baru saja menggunakan body lotion begitu menyeruak di hidung Damar.
Damar meraih tangan Kasih dan mengecupnya dengan lembut.
"Sayang, tadi pengacara mas Sean menyampaikan kalau mas sudah sah bercerai dari Rasita. Dan proses pendaftaran pernikahan kita akan diurus sama pengacara mas Sean" kata Damar pada Kasih.
Kasih pun mengelus rahang suaminya yang mulai ditumbuhi bulu-bulu yang agak kasar itu.
"Mas, kamu itu siapa sebenarnya? Kasih juga yakin kalau kakak mas bukan orang sembarangan." kata Kasih pada suaminya.
Akhirnya dia pun menanyakan pertanyaan yang dari tadi mengusik pikirannya.
"Mas bukan siapa-siapa, sayang. Hanya seorang pegawai negeri biasa. Mereka adalah orang baik yang menjadikan aku saudara mereka." kata Damar.
"Kamu juga orang baik, mas. Makanya mas mendapatkan saudara yang baik juga." kata Kasih yang kemudian memeluk tubuh suaminya.
"Iya, makanya mas bisa dapat istri sebaik kamu." kata Damar lalu mengecup kening istrinya.
Damar melihat wajah cantik istrinya yang polos tanpa make-up itu.
Kasih tak perlu berdandan untuk menunjukkan kecantikannya.
Matanya yang bulat dan bening dibingkai dengan bulu mata yang panjang dan lentik. Alis hitamnya yang sudah berbaris rapi dengan bentuk yang indah, tak seperti Rasita yang mengeluarkan banyak uang untuk mendapatkan alis yang dia inginkan.
Damar melihat ke arah bibir istrinya yang mungil dan berwarna merah muda alami itu. Damar begitu gemas dengan bibir istrinya.
"Sayang, kenapa kamu bisa buat mas semakin gak karuan kayak begini, sih." kata Damar sebelum dia mencium bibir istrinya dengan menggebu-gebu.
Kasih sempat kaget karena Damar yang tiba-tiba saja menciumnya dengan agak bersemangat dibandingkan biasanya.
Namun, kasih biarkan saja suamiku mengeksplorasi bibir dan mulutnya. Damar adalah suaminya dan kewajibannya adalah melayani suaminya dengan sepenuh hati.
Damar melepaskan pagutannya dan merasakan napas Kasih yang mulai tersengal-sengal.
Damar menempelkan dahinya ke dahi Kasih, matanya melihat ke arah bibi istrinya yang membengkak akibat ulahnya.
"Sayang, mas sangat mencintaimu." kata Damar sambil mengelus bibir bengkak Kasih dengan jarinya.
Kasih mengangkat kepalanya, dia melihat tatapan Damar yang sepertinya sudah berselimut gairah. Kasih yakin suaminya sudah sangat ingin melepaskan semua hasratnya.
Kasih tak mau menjadi istri yang jahat seperti Rasita. Yang tega menyiksa suaminya, tak mau memberikan hak pada suaminya, namun menyerahkan tubuh pada laki-laki lain hingga melahirkan dua orang anak dari hasil perselingkuhannya.
Kasih mengecup lembut bibir Damar, lalu menatap wajah suaminya yang sepertinya kaget karena tingkah Kasih yang agresif.
"Mas mau mengambil hak, mas? Aku sudah siap lahir dan batin. Aku istrinya mas Damar, jadi mas berhak atas diriku." kata Kasih dengan malu.
Mendengar ucapan Kasih yang seperti angin segar itu, sontak saja Damar merasa kegirangan. Akhirnya Kasih bersedia menerimanya dan menjadi milik Damar seutuhnya.
"Kamu yakin, sayang?" tanya Damar lagi untuk memastikan.
Kasih mengangguk sambil tersenyum. Damar pun yang melihat reaksi istrinya tak menyia-nyiakan kesempatan.
Dengan lembut Damar melahap bibir istrinya yang sudah bengkak itu. Dan menuntun istrinya yang masih polos itu dengan lembut dan penuh cinta.
Di malam ini Damar mendapatkan hadiah yang sangat indah dari Kasih. Hadiah yang membuat Damar sendiri tak bisa gambarkan rasa bahagia dan syukurnya.
Istri keduanya justru wanita yang pandai menjaga diri dan kehormatannya di tengah kehidupannya yang berat. Dan Damar adalah lelaki pertama yang menyentuhnya.
Damar merekam semua momen, ekspresi, rasa bahkan jeritan kecil istrinya dengan semua indranya.
Dan semuanya terasa sangat indah untuk Damar, lelaki yang pernah disia-siakan dan dikhianati.
"Kasih, mas mencintaimu. Sangat mencintai kamu." kata Damar sesaat sebelum melepaskan semua rasa yang bergejolak dalam tubuhnya.
Damar menatap mata istrinya sambil berharap rumah tangganya dan Kasih akan selalu diberikan kebahagiaan. Termasuk buah hati yang akan melengkapi kebahagiaan mereka.
Damar mengecup dengan lembut kening istrinya yang basah karena peluh itu.
"Terima kasih, sayang. Kamu sudah memberikan harta paling berhargamu untuk mas." kata Damar lalu memeluk tubuh istrinya. Lalu mereka pun tertidur karena kelelahan.
❤️❤️❤️
Ciee mas Damar yang udah belah duren.
Seneng kayaknya dapat kado spesial dari mbak Kasih.
Author mohon dukungannya, jangan lupa likenya
kok lama gak berlanjutttt????
wahhhh..
sejahtera..