NovelToon NovelToon
Aku Dibenci Ayah

Aku Dibenci Ayah

Status: sedang berlangsung
Genre:Keluarga / Konflik etika
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Taurus girls

Ini kisah nyata tapi kutambahin dikit ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30

Ella keluar cepat dari kelas karena mata pelajarannya sudah selesai. Dan juga gurunya akan ada acara makanya pulang lebih awal ketimbang biasanya.

Niatnya. Ella ingin mengajak Dita untuk pergi main ke wisata sebentar sekaligus makan mendoan langganannya disana yang sudah lama tidak Ella rasakan. Tapi Dita menolak karena katanya Dita sudah ada janji sama keponakannya yang akan main kerumahnya.

Dan akhirnya disini lah Ella berada, sendirian. Diwarung pinggir bendungan yang menampilkan suasana indah. Air bendungan yang mengalir terjun dengan rumput hijau dipinggirannya.

Indah dan menyejukan.

"Bu, mendoan sepuluh ribu sama mie ayam satu ya!" seru Ella mendekati ibu penjual yang sepertinya sedang membuat es jeruk.

"Minumnya apa Dek?" tanya ibu penjual.

"Teh anget aja deh, Bu. Satu ya!"

"Baik, Dek. Ditunggu ya," kata si Ibu.

Ella pun memilih bangku yang ada diluar warung. Selain hanya disana yang kosong. Ella memang lebih suka yang diluar situ karena pemandangannya lebih dapet. Lebih terasa healingnya dan lebih suka mendengar suara gemericik air yang mengalir lebih nyata ditelinga.

Serta angin semilir yang menerpa kulit wajah serta rambutnya, huh pokoknya bikin otak dan hati jadi makin adem. Dan menurut Ella diBendungan sini memang cocok buat para mereka yang lagi Gabut atau jenuh karena tugas dan urusan pribadi mereka masing-masing.

Kedua mata Ella berkeliling, menatap keindahan serta keasrian sekitar bendungan yang memanjakan mata.

"Eh! Ada orang mau bu.nuh diri!"

Reflek Ella pun menoleh. Menatap pada salah satu pengunjung yang baru datang bersama istrinya. Ella mendekati mereka karena Ella penasaran.

"Siapa yang bunuh diri Pak?"

Ella tak perlu basa-basi karena sudah cukup penasaran sekaligus terkejut. Hari gini dan masih siang hari, masa ada orang bunuh diri, pikirnya.

"Itu lho Dek dijembatan itu." tunjuknya supaya Ella melihat pada yang dilihatnya.

"Kayaknya itu seumuran Adek lho. Dia juga pakai seragam SMA juga, tuh liat Bu," Bapak itu juga menunjukannya pada ibu pemilik warung.

"Ah iya! Ada apa gerangan sampai nekat melakukan hal yang dilarang Tuhan seperti itu?" ibu pemilik warung terlihat panik namun juga menggeleng tak percaya.

Dan tanpa mendengarkan pembicaraan mereka lagi. Ella berlari ke jembatan bendungan yang jaraknya ada dua puluh langkah dari tempatnya sekarang ini berdiri.

Sungguh. Ella juga melihat bahwa dia yang mau bunuh diri itu pakai baju SMA. Mungkin benar apa kata mereka tadi. Bahwa kemungkinan anak itu seumuran dengan dirinya.

Niatnya, Ella akan menegur baik-baik dan bertanya masalah apa yang bisa membuat anak itu berpikir sependek itu. Benar-benar pendek sampai-sampai melakukan hal konyol seperti itu. Padahal masa depan dia masih begitu panjang kan?

"Hei, lo gila ya!"

Ella menarik lengan anak itu dengan kuat hingga mereka berdua pun jatuh diaspal jembatan.

"Arghhh.."

Sendi mengerang karena sikunya membentur aspal kakinya juga tergores besi pembatas pinggiran jembatan membuat sakit menjalar disana.

Byuuurrrr

Dan Sendi hanya bisa terpejam ketika sepatu sebelah kanannya terjebur kebawah sana.

Ella menekan dada yang jantungnya berdebar hebat. Sungguh tidak menyangka jika akan melihat aksi bu.nuh diri secara nyata didepan kedua matanya sendiri.

Dan lebih tidak menyangkanya lagi yang Ella lihat itu adalah orang yang dia kenal. Entah mengapa Ella merasa sangat jengkel.

Plakkk

"Arghhh!" Sendi mengerang.

"Lo nampar gue!"

Sendi menatap Ella melotot, memegang pipi kanannya yang baru saja ditampar oleh Ella secara tiba-tiba dan itu tentu saja membuatnya terkejut bukan main.

Kurang ajar!

Sialan!

Memangnya siapa dia berani menampar dirinya seenak jidat?

Ella berdiri dari aspal karena tadi dia juga ikut terjatuh dan nyaris tertindih badan Sendi. Ella meringis karena sikunya juga tergores kasarnya aspal itu.

"Lo tuh pantes ditampar! Biar sadar!"

Ella menatap Sendi tak kalah tajam, Ella marah-marah. Entah kenapa juga dia bisa semarah ini pada Sendi. Ella juga tidak tahu. Mungkin karena Ella sudah menganggap Sendi sebagai temannya makanya Ella bisa semarah itu.

"Dateng-dateng main narik gue dan marah-marah, maksud lo apa hah?!"

Sendi marah. Dia marah karena Ella berhasil mengganggunya. Sendi marah karena Ella datang dan menariknya hingga membuatnya sadar dengan apa yang akan dia lakukan tadi itu.

Sendi marah karena dengan gagalnya niatannya tadi itu Sendi akan kembali mengalami hal-hal yang membuatnya stres dan frustasi. Sendi akan kembali mengalami kesakitannya sendirian. Kesakitan yang dibuat oleh orang terdekat dan tersayangnya itu sendiri.

Orang yang seharusnya melindungi, menyayangi dan menjadi suport nya dimasa depan yang tega melukai dan menyakiti mentalnya sekaligus.

Miris

"Aku dibenci Ayah." lirih Sendi.

Sendi menunduk menatap aspal yang ada didepan matanya bahkan Sendi enggan berdiri dan mempertahankan posisinya ini, matanya memanas.

"AKU DIBENCI AYAH, EL...!"

"AKU DIBENCI AYAH..!!" teriak Sendi.

Yang membuat Ella terkejut tapi dia berusaha untuk menguasai diri. Dan sekarang melihat keadaan Sendi yang serapuh itu membuat Ella tahu bahwa Sendi sedang tidak baik baik saja.

Dan Ella juga bisa menebak bahwa masalahnya mungkin berkaitan dengan ayahnya itu. Dan seketika Ella mengingat kejadian waktu dulu yang semasa itu ayah Sendi terlihat begitu kasar pada Sendi.

Entah. Tapi Ella jadi ikut sedih dan entah kenapa pula ikut merasakan terluka. Merasa ikut merasakan sakit yang Sendi rasakan kini. Walau Ella jelas belum tahu apa penyebabnya secara pasti.

"Gue tahu lo terlu--"

"Lo nggak tahu!" potong sendi, matanya semakin memerah karena menahan tangis. "Lo nggak tahu karena lo nggak pernah merasakan apa yang gue rasakan. Jadi lo nggak usah sok tahu. PERGI...!" usirnya pada Ella.

Tapi Ella tak pergi. Ella menggeleng. Meraih lengan Sendi, memintanya untuk berdiri. "Lo bisa ngomong ke gue. Lo bisa ceritain semuanya ke gue. Gue pasti bakal--"

"Nggak!" Sendi menyela.

Dan sekarang dia sudah tak bisa menahan air matanya lagi. Air mata itu sudah jatuh membasahi kedua pipinya itu. "Lo minta gue buat cerita biar lo punya bahan ngeledek gue disekolah hah?! Nggak usah sok dekat deh lo!"

"Sen, gue nggak bermaksud kek gitu! Gue tulus pingin tahu semuanya. Gue--"

"Gue bilang pergi ya pergi! BUD3G ya lo!" Sendi mendorong bahu Ella dengan telunjuknya dengan kasar membuat Ella mundur kebelakang, hampir saja terjatuh.

Ella memejam dalam. Ternyata ngomong sama orang yang lagi kesetanan seperti Sendi itu nggak mudah ya? Yang ada malah bikin ikutan emosi juga dan bisa-bisa Ella bisa mau bunuh diri kayak Sendi juga.

Ih, jangan sampai!

"Terserah. TERSERAH LO MAU BU-NUH DIRI ATAU APAPUN ITU TERSERAH..! GUE NGGAK PEDULI..! ITU URUSAN LO...! DAN GUE SALAH TENYATA. GUE SALAH KARENA UDAH ANGGEP LO SEBAGAI TEMAN...!"

Ella pergi dari sana meninggalkan Sendi yang termangu dengan kemarahan Ella barusan. Emangnya cuma Sendi doang yang bisa marah-marah dan bentak-bentak, hah!? Ella juga bisa kok!

Sendi menutup wajah. Dia menangis. Benar-benar menangis sekarang. Apalagi melihat Ella yang marah-marah padanya dan melihat Ella yang sekarang berjalan menjauh darinya.

"AAAAAAA.....!!!!"

"KEHIDUPAN MACAM APA INI TUHAN..?!"

"KENAPA SEMENYAKITKAN INI..?!"

.

.

.

.

.

.

Selamat malam. Jangan lupa Like dan koment ya, biar Author semangat dan rajin update. InsyaAllah sudah mulai rutin up lagi karena Author sudah sehat lagi. Terimakasih.

1
ADEF
thor double up dong
ADEF
itu si yayan kenapa marah marah? orang cuma makan mie goreng doang kan ya. sebenarnya yayan itu benerab nggak suja sama sendi apa gimana sih? masa sama adik iparnya begitu
ADEF
itu suaminya haya nggak suka sama sendi?
Elisabeth Ratna Susanti
like plus iklan👍
ADEF
pergi ajalah sen yang jauh ngapain masih tinggal sama ayahmu kalo ayahmu membenci kamu. asal kamu jangan balas durhaka sama ayahmu juga.
Aksara_Dee
ya Allah ini si bapak
Aksara_Dee
bener gadih banget
Aksara_Dee
mengambil jalan pintas ya
ADEF
ada ya ayah modelan begitu. amit amit
Aksara_Dee
ya Allah' Sendi jangan dong!
ADEF
pilu banget. semoga penderitaaan sendi cepet berakhir. dan segera menemukan bahagiaan. aamiin
Mas Kumis Akang
cerita yg bagus tapi update yg agak lambat mengurangi keinginan untuk bab yg seterusnya.
Cakrawala: selamat malam
total 3 replies
ADEF
itu ada maling?
ADEF
benar itu
ADEF
sendi jatuh?
Aksara_Dee
tapi perlakuan kamu ke Sendi pilih kasih pak
Elisabeth Ratna Susanti
suka lihat ia punya bulek yang baik dan sayang sama dia
Elisabeth Ratna Susanti
like plus iklan 👍
Elisabeth Ratna Susanti
wah aku merinding semoga ibu nggak kenapa2 ya
Aksara_Dee
apa Sendi bukan anaknya?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!