Kesempatan kedua setelah bunuh diri karena ditinggal kekasihnya, Cloud Heaven lelaki 23 tahun ingin memperbaiki kesalahannya dimasa lalu dan mempertahankan kekasihnya namun siapa yang menduga ternyata banyak konspirasi dan manipulasi yang dulu tidak diketahuinya yang justru dilakukan orang-orang terdekatnya.
Cloud Heaven bukan bereinkarnasi tetapi 𝘵𝘩𝘳𝘰𝘶𝘸𝘣𝘢𝘤𝘬..
Stay tune with Thorball yg eksis dan narsis 😎🤣
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Base Fams, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
YEAH
"Berhati-hatilah Cloud dan terimakasih telah mengantarku," Hana berujar, setelahnya ia membalikkan tubuhnya.
Cloud terdiam. Memperhatikan pergerakan Hana, pria itu pun melompat turun dan meraih tangan gadis itu. "Ada apa Cloud?" mata coklatnya mengkristal menatap Cloud yang menarik tangannya agar mendekat.
Cloud yang berdiri didepan Hana, tidak lepas memandang Hana. Ia meneguk saliva membasahi kerongkongkannya yang tercekat. Bibir Hana yang sedikit terbuka, memacu adrenalin dirinya. Jantungnya tersentak berkali-kali lipat, Cloud menggerakan lenganya, jarinya pun turut bergerak guna mengangkat rahang berbentuk v milik Hana.
Sedikit memiringkan wajahnya, Cloud mengatur deru napasnya, mendekat dan mengecup kilas bibir ranum Hana. "Aku sangat mencitaimu, Hana," bisiknya, mengungkapkan isi hati yang terdalam.
Rasanya Hana ingin menghindar, tetapi kedua kakinya yang jenjang malah terpaku ditempat. Hana membiarkan jantungnya berdebar-debar, mengirimkan sengatan ke setiap nadi di dalam tubuhnya.
Cloud mengusap bibir bawah Hana. Netranya masih menatap manik indah Hana, meyakini Hana jika ucapannya bukan hanya sebatas linggualnya, tapi dari relung hatinya.
Hana terdiam membisu. Menatap Cloud, ia mencari kejujuran dari balik sorot mata coklat Cloud.
"Ha-na." Panggilan Cloud membuyarkan lamunannya, dan Hana masih terdiam menunggu Cloud melanjutkan ucapnya.
"Maukah kau menjadi kekasihku?" tanyanya lagi, meminta sebuah kepastian.
Hana manerjap maniknya berkali-kali, dan menekan bibir bawahnya dengan gigi putihnya
"Please, jawab pertanyaanku, Hana. Apakah kau mau menjadi kekasihku?"
Pertanyaan Cloud untuk kedua kalinya, membuat hatinya berdenyut, pria itu memohon agar ia menjawab pertanyaannya barusan.
Hana menjatuhkan tatapannya, menatap jalan dibawah pijakannya. Hana berperang dengan hatinya, menimbang apakah ia akan menerima atau menunda lagi menjawab pria yang mengutarakan rasa sayang kepadanya berkali-kali.
"Kau belum bisa menjawab pertanyaanku, Hana?" Hana tersentak, Cloud mengangkat lagi dagunya.
"A-aku."
"Jika kau belum siap menjawab, tidak apa Hana." Cloud merapikan anak rambut yang menutupi kening Hana.
"Kau sangat menyebalkan Cloud!" Hana mengepalkan tangannya, dan meninju lengan Cloud. "Aku belum selesai berbicara, kau sudah memotong ucapanku!" ucapnya lagi.
"Kau ingin menjawab pertanyaanku sekarang?" tanya Cloud, yang dijawab Hana dengan anggukkan.
Percayalah jantung Cloud berpacu semakin cepat dan ia semakin tidak sabar mendengar jawaban Hana atas pernyataan cintanya.
"A-aku,"
"A-aku juga memiliki perasaan yang sama denganmu Cloud dan aku bersedia menjadi kekasihmu."
Cloud tersentak, jantungnya yang tadi berpacu cepat mendadak berhenti sesaat, sebelum kesadarannya kembali mengambil alih dirinya.
"Kau juga mencintaiku, Hana?" suara Cloud begitu saja mengudara, disebabkan jantungnya bertalu dengan kencang dan ia harus memastikan lagi suatu hal.
"Iya Cloud, " jawab Hana, suaranya mengalun lembut dan tidak ragu.
Sontak, Cloud mengepalkan kedua tangannya dan mendorong lengannya kebelakang. "Yeaah, " ucap Cloud, setelahnya pria itu tertawa bahagia.
"Aku tidak salah mendengar kan, Hana?"
Hana menggelengkan kepalanya. "Tidak, Cloud."
"Jadi, sekarang kita menjadi sepasang kekasih?" Hana tersenyum dan mengangguk.
"Oh Tuhan," Cloud menarik Hana dan membawa Hana untuk masuk ke dalam dekapannya. "Kau harus tau Hana, jawabanmu membuatku sangat bahagia."
Hana merasakan debaran jantung cloud yang bertalu dengan cepat, lalu ia mengulas senyum dibibirnya dan membalas pelukan pria yang menjadi kekasihnya kini.
Cloud sedikit membungkukan tubuhnya. Ia mengeratkan lengannya yang melingkar dipinggang Hana, dan menghirup dalam aroma tubuh Hana yang ia rindukan.
Lebih baik aku mati, jika harus hidup tanpa dirimu Cloud. Cloud menitihkan air matanya. Ucapan Hana terngiang dan kejadian itu pada saat itu terbayang lagi dipelupuk matanya.
"Cloud, kau menangis?" tanya Hana, merasakan benda cair yang menetes mengenai bahunya.
Cloud pun melonggarkan pelukannya, dan memandang Hana. "Aku menangis karena bahagia Hana."
Tidak ragu sedikitpun, Hana memberanikan diri untuk meraba wajah tampan seseorang yang beberapa menit lalu berstatus menjadi kekasihnya, dan mengusap buliran air mata yang masih mengalir di permukaan wajah kekasihnya itu.
Cloud tersenyum, ia menggapai satu tangan Hana dan mengecup punggung tangan gadisnya. "Gracias, mi alma gemela." Keduanya terdiam dan saling memandang dengan tatapan mendamba .
Cloud menangkup wajah Hana, bibirnya kembali menyentuh bibir Hana yang lembut membuat Hana menutup kedua matanya, ia merasakan gelora yang mengguncang sekujur tubuhnya. Darahnya mengalir begitu deras, bersamaan jantungnya yang memompa lebih cepat.
Hana mendeesau pelan, ia mebiarkan lingual Cloud melesak masuk ke dalam mulutnya dan Hana menerima sepenuh hati dan jiwanya.
Mengabaikan taksi yang masih menunggu disana, Hana mengalungkan kedua tangannya di belakang tengkuk leher kekasihnya.
Dengan perasaan yang mendamba kepada kekasihnya itu, Hana membalas pangutaan Cloud di bibirnya. Ia juga menghiisap tepian biibir Cloud yang ternyata rasanya, sial begitu nikmat.
Meskipun napas sudah tersengal-sengal, mereka tidak menghentikan pergerakan bibir yang saling berbalas.
"Cloud," desaahan Hana disela ciuuman mereka. Hana mengatur deru napasnya yang masih bergemuruh. "Hmm," Cloud tersenyum, kembali ia menyerang biibir Hana yang sedikit membengkak.
Hana memindahkan tangannya, dari balik tengkuk leher Cloud ke depan dadaa pria itu dan mendorong pelan hingga tautan bibir mereka terlepas.
"Aku harus segera pulang Cloud, taksi sudah menungguku sejak tadi."
Cloud menarik sudut bibirnya. "Oh astaga, I'm sorry."
"Bibirmu terlalu manis dan aku terlalu menikmatinya, sayang," bisik Cloud seraya mengusap lagi bibir Hana yang masih terlihat basah.
Hana tertunduk, tersipu malu. "Pipimu merona, dan kau bertambah cantik."
"Gombel!" Hana memukul daada Cloud, membuat pria itu tergelak.
"Ayo, aku akan mengantarmu." Cloud menggandeng tangan Hana, mengantar kekasihnya menghampiri taksi yang menunggu tidak jauh dari tempatnya tadi. Pria itu berinisiatif membukakan pintu penumpang untuk kekasihnya. "Thanks Cloud," Hana tersenyum sangat tulus. Gadis itu pun masuk ke dalam taksi, dan duduk.
"Maaf telah membuat anda menunggu, Sir."
"Tidak apa-apa, Nak." Jawab driver itu menoleh, dan tersenyum. Cloud mengambil dompet dari saku belakang celananya. Ia mengeluarkan uang dan memberikan kepada pria paruh baya itu. "Antarkan kekasihku dengan selamat, Sir."
"Baik Nak. Terimakasih." Cloud hanya tersenyum dan kembali ia menatap kekasihnya.
"Berhati-hatilah berkendara, jangan mengemudi dengan laju cepat dan jangan lupa memberiku kabar. Kau harus ingat, Oke!"
"Oke." Cloud mengusap puncak kepala Hana dan mengecupnya. "Sampai berjumpa lagi, sayang. "
Eaa... Part manis again.. Semoga ga kena diabetes ya 🤭 Tinggalkan komen kalian sebanyak-banyaknya. Biar aku semakin nganu... 😘
TAMAT
ahaayyyy hebat nih mbak Authornya bikin makin kita penasaran
kita lebih memilih Roti untuk teman ngopi
🍞☕👍