11
Anggi Putri Nugroho, wanita cantik yang baru menyelesaikan pendidikan kedokterannya di usia 23 tahun. Memiliki kepercayaan diri tingkat tinggi membuat Dokter Anggi tanpa segan menerima tantangan dari kedua sahabatnya untuk menakhlukan seorang laki-laki asing yang mereka temui di club. Hingga akhirnya kisah rumit percintaannya 'pun dimulai.
Ig : Ratu_Jagad_02
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Ehem!
Morgan langsung menengok saat mendengar deheman seseorang dari belakang tubuhnya, "Om," sapa Morgan saat mendapati Ayah Ardan di belakangnya.
"Sudah malam, pulanglah!"
Morgan menggaruk kepalanya yang tak gatal. Jujur demi apapun ia merasa jengkel sekarang karena Ayah Ardan menghalangi usahanya untuk mendekati Anggi. Tapi baiklah, sebagai calon menantu yang baik, Morgan berusaha untuk menunjukkan senyumnya.
"Honey aku pulang dulu ya," pamit Morgan.
Ehem!
Morgan cengir-cengir saat mendengar deheman Ayah Ardan yang lebih keras dari sebelumnya. Tanpa bantahan lagi, Morgan segera menyalami tangan Ayah Ardan dan masuk ke mobilnya, lalu pergi dari sana.
"Sudah melihatnya, kalau memang dia serius, dia pasti akan berusaha." ucap Ayah Ardan saat melihat putrinya masih belum mengalihkan pandangan dari mobil Morgan yang berangsur menjauh.
"Tapi Ayah, bagaimana kalau dia malah tidak mau dekat-dekat Anggi lagi? Ahhh pokoknya Ayah harus bertanggung jawab."
"Tenang saja, Sayang. Kalau memang cucunguk itu tidak mau lagi denganmu maka Ayah akan carikan anak dokter terbaik untuk ayah jodohkan denganmu. Bagaimana, setuju?"
"Sangat tidak setuju." tukas Anggi cepat.
Ayah Ardan terkekeh melihat wajah putrinya yang benar-benar terlihat kesal. Ayah Ardan lantas merangkul bahu putrinya dan mengajaknya masuk, sebab udara malam yang begitu dingin benar-benar tidak baik untuk kesehatan.
"Dengar Nak, dulu Tante Diana-mu 'lah yang lebih dulu jatuh cinta pada Om Lion, Tante Diana melakukan berbagai cara untuk mendapatkan Om Lion, bahkan yang pertama kali mengajak pacaran itu adalah Tante-mu, tapi Om Lion menolak dengan keras karena dia tidak suka dengan cara Tante Diana yang terlalu agresif. Tapi begitu Tante Diana mulai menjauh, Om Lion justru mengejarnya mati-matian." ucap Ayah Ardan, menceritakan perjalanan cinta salah satu sahabat baiknya. "Tahu kenapa Ayah menceritakan ini padamu?" tanya Ayah Ardan.
"Kenapa?"
"Agar kau tahu bahwa ketika seorang laki-laki benar-benar menginginkanmu maka ia akan melakukan segala cara untuk mendapatkanmu, termasuk meluluhkan hati orang tua dari gadis yang ia cintai."
*
Mengingat amanah sebagai orang tua sementara bagi Naina, kini Morgan kembali mengunjungi kediaman Nugroho untuk kembali mengasuh Naina. Begitu keluar dari mobil, bertepatan dengan Ayah Ardan dan Bunda Gita yang baru keluar dari rumah untuk menuju rumah sakit.
"Pagi Om, Tante." sapa Morgan.
"Pagi," Bunda Gita menjawab begitu ramah. "Oh iya, Om dan Tante mau langsung ke rumah sakit pagi ini, jadi tolong bantu Anggi menjaga Naina lagi ya."
"Siap Tante."
"Ya sudah kalau begitu Om dan Tante berangkat ya, Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikum salam."
Morgan cukup bernapas lega karena yang menjawab sapaannya adalah bunda Gita bukan Ayah Ardan. Namun barusaja kelegaan Morgan rasakan, ia harus kembali merasa tegang kala Ayah Ardan membuka kaca mobil dan menatapnya tajam tanpa berucap. Begitu mobil menjauh, Morgan langsung mengelus dadanya dan masuk ke kediaman Nugroho.
Oek oek oek!
Suara khas bayi yang menangis itu membuat Morgan mempercepat langkahnya. Begitu masuk, ia melihat Anggi yang tampak kewalahan menenangkan Naina, entah apa sebabnya hingga gadis itu sampai menangis seperti itu.
"Naina kenapa?" tanya Morgan.
"Menangis, kau tidak lihat?!"
Morgan salah tingkah sendiri. Ia tahu, bahkan ia melihat dengan mata kepalanya sendiri kalau Naina tengah menangis, tapi bukan itu maksud pertanyaannya. Baiklah, merasa bukan waktu yang tepat untuk berdebat, akhirnya Morgan ikut berusaha menenangkan Naina dengan bergurau.
Morgan mengambil salah satu mainan Naina dan menggantungnya di leher hingga mainan tersebut mengalung di lehernya. Ia lantas merendahkan tubuhnya membentuk kuda-kudaan, lalu meminta Anggi untuk mendudukkan Naina di punggungnya. Begitu Naina duduk di punggungnya, Morgan langsung berjalan layaknya kuda, membuat mainan yang tergantung di lehernya 'pun ikut berbunyi karena gerakan-gerakan yang ia lakukan.
Seketika, tangisan meraung Naina yang tadi terdengar berubah menjadi tawa riang yang menggema di seluruh sudut kediaman Nugroho. Anggi dan Morgan benar-benar bekerja sama dengan baik kali ini, bahkan mereka tampak seperti keluarga kecil yang sangat bahagia.