Nadeo Gibran Erlangga berniat untuk melamar Arzela Kayzel Atharva, yang selama ini dia klaim sebagai jodohnya.
Namun Nadeo terpaksa harus mengubur impiannya itu demi membalas budi pada keluarga yang sudah merawat dan membesarkannya selama ini.
Nadeo harus menikah dengan Sabrina Eleazar menggantikan sang adik yang kabur di hari pernikahannya.
Arzela hancur dan patah hati, namun ia harus tetap mengikhlaskan cinta pertamanya itu menikahi Sabrina yang tak lain adalah sahabatnya sendiri.
Akankah Nadeo bertahan dengan pernikahannya setelah tahu kebenaran yang selama ini tersembunyi?
Ataukah justru takdir mempersatukan Nadeo dan Arzela kembali?
Sekuel Belenggu Cinta Pria Beristri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kikan dwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 33
Arzela duduk anggun di depan cermin rias. Seorang make-up artis ternama baru saja selesai merias Arzela. Hazelle sendiri yang mendatangkan MUA untuk hari spesial putri kesayangannya.
Arzela menatap takjub pantulan dirinya di dalam cermin. Ia yang terbiasa dandan seadanya nyaris tak mengenali dirinya sendiri.
"Ternyata aku cantik," gumamnya sambil terkekeh.
Arzela memiliki segalanya, tidak susah untuknya pergi ke salon untuk sekedar merias diri, namun Arzela lebih suka berdandan apa adanya. Walaupun begitu Arzela sangat menawan tanpa riasan, tidak hanya pria saja yang memuja kecantikan seorang Arzela, kaum wanita pun sangat kagum dengan kecantikan alami yang dimiliki putri kesayangan Kaivan itu.
"Kamu tidak hanya cantik, Sayang. Putri Daddy sangat-sangat cantik."
Kaivan berdiri di belakang Arzela, senyumnya mengembang sempurna di wajah tua yang masih terlihat tampan itu.
Arzela menatap sang Daddy dari pantulan cermin. Tatapan keduanya saling mengunci. Untuk beberapa saat, waktu seolah berhenti berputar. Keduanya larut dalam bayangannya masing-masing.
Arzela berdiri dan membalikkan tubuhnya. Keduanya kini berdiri saling berhadapan. Arzela menggelengkan kepalanya saat lelehan air mata jatuh di sudut mata sang Daddy.
Tanpa kata, tanpa bicara, keduanya kini saling memeluk. Keduanya sama-sama merasakan kebahagiaan dan kesedihan di waktu yang bersamaan.
Kaivan sangat sedih karena setelah hari ini, putri kesayangannya itu bukan lagi hanya miliknya. Ada Nadeo yang akan menjadi prioritas Arzela ke depannya. Kaivan harus rela berbagi cinta Arzela dengan Nadeo.
Kaivan merasa, baru kemarin ia membesarkan putrinya di tengah-tengah kondisi Hazelle yang nyaris terpuruk. Ia tak percaya putri cantiknya itu kini telah tumbuh dewasa, dan beberapa detik lagi putri cantiknya itu akan menjadi seorang istri.
Rasanya Kaivan belum puas menghabiskan waktu bersama Arzela. Dulu Kaivan mengalah karena Arzela lebih memilih tinggal dengan kakek dan neneknya, Malik dan Zaskia. Dan sekarang, lagi-lagi ia harus bersaing dengan Nadeo yang untuk mendapatkan perhatian putrinya.
"Lebih cantik siapa? Zela atau Mommy?"
Kaivan mengatupkan bibirnya, pertanyaan putrinya itu lebih sulit dari soal matematika sekalipun. Jika Kaivan salah menjawab, hidupnya benar-benar akan tamat. Satu-satunya cara untuk menyelamatkan dirinya hanyalah diam. silent is gold, benak Kaivan.
Sementara itu Arzela tidak sanggup lagi menahan tawanya. Sebenarnya Arzela hanya mengalihkan fokus Daddynya yang mulai mellow. Jauh dari lubuk hatinya Arzela pun merasakan perasaan yang sama, hanya saja Arzela tidak ingin melihat Daddy-nya bersedih.
Karena itu dengan ide jahilnya Arzela berhasil mengerjai daddy-nya bahkan membuat Kaivan menarik kembali air matanya yang nyaris meluncur di pipinya.
"Kamu mengerjai Daddy, ya?" Kaivan memicingkan matanya, tidak terima karena dikerjai putrinya, ia bersiap untuk membalas putrinya. Daddy Kaivan menggelitik pinggang Arzela membuat putri cantiknya itu terbahak dan menjerit karena geli.
"Ampun, Dad!" Arzela berlari menghindari sang Daddy yang akan kembali menggelitiknya. Gaun kebaya yang dipakainya tidak menghalangi gerakan lincah wanita cantik itu.
"Anak nakal, sini Kamu! Beraninya mengerjai Daddy."
Arzela terus berlari menghindari sang Daddy sambil terus tertawa mengejek, sampai akhirnya...
Brugh
Awwwwsshhhh
Arzela mengusap keningnya yang tidak sengaja menabrak seseorang yang tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya.
"Bagus ya kalian berdua," ucap Hazelle sambil berkacak pinggang. "Semua orang sudah menunggu di bawah, kalian malah asyik bermain di sini."
Arzela langsung menundukkan kepalanya. Jika Mommynya itu mulai mengangkat suara, tidak akan ada yang berani memotong ataupun menyela ucapannya, termasuk Kaivan. Bahkan Kaivan pun tidak pernah sekalipun membantah ucapan istrinya.
Bukan karena Kaivan takut istri, namun pria itu tidak ingin mengambil resiko yang akan mengancam kesenangannya. Karena setiap ada perdebatan, Hazelle selalu menggunakan ancaman yang menurutnya lebih menakutkan dari apa pun.
"Maaf, Mom."
"Maaf, Mom."
Kaivan dan Arzela kompak meminta maaf pada Hazelle.
Hazelle menghembuskan napasnya perlahan, melihat pemandangan manis di depannya ini membuat kekesalan Hazelle menguap entah ke mana.
Hazelle menyunggingkan senyum di bibir manisnya. Tingkah suami dan anaknya ini selalu membuatnya terhibur. Tiba-tiba saja secuil perasaan rindu mulai menyergap hati Hazelle.
"Setelah Kamu menikah, apakah Mommy masih bisa melihat kalian bercanda seperti ini lagi?"
Kaivan menatap Hazelle yang mulai berkaca-kaca. Ia tahu apa yang dirasakan istrinya itu sama seperti apa yang ia rasakan. Keduanya takut kebersamaan dengan putrinya semakin berkurang.
"Mom!" Arzela masuk ke dalam pelukan mommy-nya. Ia berusaha menenangkan mommy-nya yang mulai meneteskan air matanya. "Zela sayang Mommy, Zela juga sayang Daddy. Walaupun Zela sudah menikah, Zela tidak akan berubah. Zela tetap sayang kalian."
Kaivan ikut memeluk putrinya, ketiganya kini saling mendekap, sama-sama saling menenangkan. Haru bercampur bahagia membuat ketiganya tanpa sadar meneteskan air mata.
"Ck! Apa kalian melupakan aku?"
Arzelo yang baru saja masuk, ikut bergabung ke dalam pelukan orang tua dan adiknya. Keluarga kecil itu kini tertawa bersama, mereka akan mengantarkan Arzela ke pelaminan, ke tempat di mana Nadeo tengah menantinya dengan cemas.
"𝘡𝘦𝘭𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘬𝘢𝘣𝘶𝘳, 𝘬𝘢𝘯? 𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘭𝘢𝘮𝘢 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪?"
Trauma belum sepenuhnya hilang dari hati Nadeo. Ingatan kaburnya Gentala di hari pernikahannya, tiba-tiba saja menghantui perasaannya. Nadeo takut jika Arzela kabur, seperti yang dilakukan Gentala dulu.
"𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘪𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘪𝘵𝘶 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘢𝘥𝘪. 𝘑𝘪𝘬𝘢 𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘯𝘪 𝘬𝘢𝘣𝘶𝘳, 𝘢𝘬𝘶 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘮𝘶𝘬𝘢𝘯𝘮𝘶 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪𝘱𝘶𝘯 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘦𝘮𝘣𝘶𝘯𝘺𝘪 𝘥𝘪 𝘭𝘶𝘣𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘵."
Ketakutan Nadeo tidak terjadi saat matanya menangkap Arzela berjalan menuju ke arahnya. Calon istrinya itu menundukkan kepalanya malu-malu, membuat Nadeo sangat gemas dengan tingkah wanitanya itu.
"Saya terima nikah dan kawinnya Arzela Kayzel Atharva binti Atharva Kaivan Malik dengan mas kawin satu buah mansion dibayar tunai!"
Sah
Sah
Sah
...----------------...
"TIDAK MUNGKIN!" Sabrina berteriak histeris sambil mengusap perutnya. "Kenapa kamu ninggalin mommy?" Sabrina terisak pilu menangisi kepergian calon bayinya yang bahkan belum sempat ia lahirkan.
Di saat Nadeo dan Arzela bahagia dengan status barunya sebagai pasangan suami istri, Sabrina justru harus kehilangan calon bayinya.
Sabrina mengalami keguguran akibat terlalu stress dan kelelahan. Karena itu dokter terpaksa melakukan tindakan kuretase karena janin yang ada di dalam kandungan Sabrina gagal berkembang.
"Aku tidak akan membiarkan kalian bahagia di atas penderitaanku." Matanya menatap nyalang televisi yang mengabarkan acara pernikahan Arzela dan Nadeo.
Bak jatuh tertimpa tangga pula, istilah itu nampaknya sangat pas menggambarkan hidup Sabrina saat ini. Setelah kehilangan calon bayinya, dan melihat kebahagiaan Nadeo dan Arzela, sekarang Rako meninggalkannya. Pria tua itu ingin meluluhkan hati Dania lagi, Rako tidak rela melihat Dania bersama pria lain, seperti kecurigaannya.
"RAKO SIALAN!" Sabrina kembali berteriak. Amarahnya kembali memuncak saat mengingat ucapan Rako terakhir kalinya.
"𝘈𝘬𝘶 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘪 𝘵𝘢𝘯𝘨𝘨𝘶𝘯𝘨 𝘫𝘢𝘸𝘢𝘣 𝘭𝘢𝘨𝘪, 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘣𝘢𝘺𝘪𝘬𝘶 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢. 𝘈𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘋𝘢𝘯𝘪𝘢."
"Sudah cukup aku menangis." Sabrina mengusap kasar air mata di pipinya. "Harusnya aku senang karena bayi sialan ini sudah tidak ada."
Seringai tipis muncul di wajah sinisnya. Ia tidak perduli lagi dengan Rako yang memilih meninggalkannya. Tujuannya kini hanya satu...
"Aku akan menghancurkan Arzela dan Nadeo, mereka yang sudah membuatku hancur seperti ini."
𝘛𝘰 𝘣𝘦 𝘤𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦𝘥
pengantin bafu bawaannya ya gitu ketoel dikit ya ngacung🤣🤣🤣🤣🤭🤭🤭🤭🤭
eeehhh....tp kya'nya dia knal y???
td mah biarin aj mati bundir dari pd jahat
Siapa ya kira2 /Slight/
udh nykitin bnyk orng,trmsuk emaknya sndri....tp msih aja ngeyel....bkannya sdar,mlah mkin gila aja....tp ykin bgt kl orng jht,tar jg blik k dia sndri....
Btw....slmt buat pngntin baru....tp mp'ny udh dluan y....🤭🤭🤭