NovelToon NovelToon
Pelangi Berselimut Awan

Pelangi Berselimut Awan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Badboy / Perjodohan / Cintamanis / Patahhati
Popularitas:35.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Kolom langit

Siapkan kanebo kering untuk menyeka air mata!

"Aku kecewa karena suamiku sendiri berniat menjandakan aku demi membahagiakan wanita lain."

Pelangi Faranisa, seorang gadis taat agama yang dijodohkan dengan pria brutal. Di malam resepsi pernikahan, ia dipermalukan oleh suaminya sendiri yang pergi tanpa permisi dan lebih memilih mabuk-mabukan.

Pemberontak, pembangkang, pembuat onar dan pemabuk berat. Itulah gambaran sosok Awan Wisnu Dewanto.

"Kamu tidak usah terlalu percaya diri! Aku tidak akan pernah tertarik denganmu, meskipun kamu tidak memakai apa-apa di hadapanku!" ~ Awan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Zidan?

Waktu tiga jam menunggu terasa sangat lama bagi semua orang. Dengan rasa khawatir dan ketakutan yang sama. Pelangi duduk di sebuah kursi panjang dengan mulut yang senantiasa bertasbih. Segenap hatinya telah berserah kepada takdir dari Yang Kuasa. Sementara Ibu Sofie terus menerus menangis hingga matanya sembab dan suaranya mulai terdengar serak. 

Pelangi melirik ibu mertuanya. Bukan dirinya tak ingin untuk sekedar menjadi tempat bersandar, tetapi sudah pasti Ibu Sofie akan menolak apapun yang dilakukan sang menantu untuknya dan menganggapnya sebagai pencitraan. Alhasil, Pelangi memilih diam dalam do'a.

Beberapa menit kemudian, pintu itu terbuka disusul dengan kemunculan seorang pria berpakaian hijau yang membalut seluruh tubuhnya. Ia membuka masker yang menutupi hidung dan mulut ketika melihat beberapa orang berdiri dan menghampirinya dengan tatapan penuh harap.

“Bagaimana keadaan anak saya, Dokter? Dia baik-baik saja, kan?” Pertanyaan menuntut jawaban itu membuat sang dokter menghela napas panjang. Dengan senyum ramah, ia mengusap bahu wanita yang tengah menangis itu.

“Insyaa Allah semua akan baik-baik saja. Maaf sebelumnya, perlu saya sampaikan kondisi pasien yang mengalami retak pada tulang di kaki kiri."

Hati Pelangi bagai ditusuk ribuan jarum tatkala mendengar ucapan sang dokter. Matanya terpejam seiring dengan air mata yang mengalir, yang kemudian ia hapus dengan jarinya.

Di saat yang sama, tangis Bu Sofie pun menggema. "Awan!" lirih wanita itu diiringi Isak tangis pilu.

"Pasien juga kehilangan banyak darah dan harus segera dilakukan transfusi darah. Kami sudah menghubungi beberapa bank darah, tapi persediaan untuk golongan darah B negatif kosong. Apa ada di keluarga Bapak yang bisa menjadi pendonor?” 

Informasi yang baru saja diberikan dokter membuat Ayah Fery dan Ibu Sofie tampak sangat syok. Di keluarga mereka tidak ada yang memiliki golongan darah yang sama dengan Awan. Bahkan Arsyil, kakak Awan yang kini menetap di luar negeri tidak memiliki golongan darah yang sama.

"Tidak ada, Dokter. Di keluarga kami tidak ada yang memiliki golongan darah yang sama." Suara Ayah Fery terdengar gemetar menyiratkan keputusasaan. Pria paruh baya itu sudah hampir menangis.

"Bagaimana dengan Awan, Mas! Tolong lakukan apapun untuk Awan. Kamu bisa memasang iklan pencarian donor, 'kan? Kita akan bayar berapapun! Yang penting Awan tertolong!" teriak Bu Sofie diiringi Isak tangis pilu yang semakin menjadi-jadi.

Tidak ada yang dapat dilakukan Ayah Fery selain merangkul istrinya. Berusaha menguatkan walau dirinya pun merasakan kekhawatiran yang sama. "Tenang dulu, Bu. Jangan panik."

Bukannya tenang, tangis wanita itu malah semakin menjadi-jadi. "Awan, Mas! Tolong Awan!"

Zidan yang berdiri di belakang mereka tampak merangkul kakaknya. Ia tahu Pelangi sangat terpukul, meskipun terlihat sangat tegar di luar.  

"Dokter, golongan darah saya B negatif, apa saya bisa menjadi pendonor?" ucap Zidan tiba-tiba.

Sontak Ayah Fery menatap Zidan. Begitu pun dengan Bu Sofie. Tangisnya terhenti saat itu juga dengan tatapan tak percaya. Tak pernah terpikir olehnya bahwa adik dari menantu yang kerap ia perlakukan tak adil itu mau menolong putranya, setelah semua kalimat menyakitkan yang ia lontarkan.

"Zidan memiliki golongan darah B negatif?" tanya Ayah Fery.

"Iya, Om," jawab Zidan dengan yakin. "Jadi bagaimana, Dok?"

Dokter masih tersenyum ramah. "Tentu saja bisa. Tapi tetap harus menjalani pemeriksaan terlebih dahulu."

"Saya siap, Dokter," jawab Zidan tanpa keraguan.

Bu Sofie mengusap air mata yang membasahi pipinya. Seketika tertunduk malu.

............

Suasana mulai tenang. Zidan sedang menjalani pemeriksaan di sebuah ruangan untuk memastikan dirinya dapat menjadi pendonor untuk Awan. Sementara Pelangi dan mertuanya masih menunggu.

Ayah Fery bersandar di kursi, melirik Bu Sofie yang terus menangis.

"Kamu lihat kan, Bu. Betapa baiknya Pelangi dan keluarganya. Berapa banyak rasa sakit yang diberikan Awan kepada Pelangi, tapi tidak sedikitpun mereka membalasnya dengan cara yang sama."

Bu Sofie menyeka air matanya, lalu melirik Pelangi yang tengah berdiri di depan sebuah jendela kaca. Dari sana, ia dapat melihat suaminya yang terbaring tak sadarkan diri.

"Itulah menantu yang selama ini kamu anggap tidak layak."

Tangis wanita itu pun semakin pecah.

...........

1
Surati
bagus
Nuri Nurazizah
nanti jga di bkin bucin tuh si awan sma pelangi
Nuri Nurazizah
awan nya sedang kelabu
Andreas Affandi
Luar biasa
Janah Selaluinginsetia
Kecewa
Dinarkasih1205
Luar biasa
Dinarkasih1205
Lumayan
Marlianna Siregar
lanjutnya mana ya..?
Nurul Fatma wati
guntur beledek ni kyny
Laila Umroh
Luar biasa
fasalina 123
menarik
Nur Inayah
alurnya bagus dan banyak pelajaran yg bisa diambil
Julia Vanka
Luar biasa
nene Situmorang
mundur bangg
nene Situmorang
nyesel kan lo?
nene Situmorang
ngedumel trusss
nene Situmorang
tempur nih
nene Situmorang
kesindir dong
nene Situmorang
mission failed
nene Situmorang
beneran pernah kena sambar petir sih kek nya si guntur
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!