Seri Kelanjutan dari Novel PENGUASA BENUA TERATAI BIRU. Bagi yang ingin menyimak cerita ini dari awal, silakan mampir di penguasa Benua Teratai Biru 1, dan Benua Teratai 2.
Dunia Kultivator adalah jalan menuju keabadian yang merupakan jalan para dewa. Penuh dengan persaingan, pertentangan dan penindasan.
Kisah ini menceritakan sosok Qing Ruo, pemuda yang memiliki takdir langit sebagai seorang penguasa. Sosok yang awalnya di anggap lemah, di hina dan hidup dalam penindasan.
Bagaimana kisahnya. Simak perjalanannya menjadi seorang penguasa.
Penulis serampangan.
Yudhistira.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudhistira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13. Kekacauan di Dalam Peti.
Qing Ruo lalu bergerak meninggalkan tempat itu dengan tergesa-gesa, membuat prajurit yang memapahnya ikut panik.
" Prajurit, aku sudah tidak tahan..." ucap Qing Ruo terlihat begitu kesakitan, menahan penindasan yang luar biasa dari dalam peti raksasa itu.
" Swhus..." sosok Qing Ruo dan prajurit itu keluar dari dalam peti, membuat Sang Jenderal dan prajurit yang berjaga di depan pintu masuk begitu terkejut.
" Komandan Shi, ada apa?" tanya sang jenderal.
" Jenderal, patahan panah ini hampir membunuh di dalam ruangan..." jawab Qing Ruo meringis.
" Duduklah..." sambil meminta beberapa prajurit membantu Qing Ruo.
" Jenderal, aku sudah tidak tahan..." ucap Qing Ruo yang terlihat begitu kepanasan, lalu bergerak meninggalkan tempat itu.
" Komandan Shi, apa yang kamu lakukan?" tanya sang jenderal keheranan.
" Argh..., Jenderal aku sudah tak tahan lagi..."
" Jangan mendekat...." ucap Qing Ruo meminta prajurit yang ingin mengikutinya, bergerak meninggalkan tempat itu.
Baru saja tubuhnya bergerak sejauh dua puluh lima meter, " Dhuar...." tubuhnya meledak, mengejutkan sang jenderal dan prajurit yang berjaga di tempat itu.
Sang jenderal hanya bisa mematung saat melihat potongan tubuh yang meledak itu terlempar ke berbagai arah dengan wajah sedih.
Dua kilo meter, di atas ledakan, Qing Ruo muncul dengan seringai dinginnya.
" Waktunya beraksi..." ucapnya sambil membuat segel tangan.
****
Di dalam ruangan peti hitam raksasa.
Beberapa prajurit yang menerima cincin penyimpanan dari Qing Ruo sebelumnya, tiba-tiba merasakan getaran lembut dari dalam cincin penyimpanan mereka, bahkan prajurit yang ditugaskan untuk memberikan cincin penyimpanan pada Mogui Wangzi tiba-tiba menghentikan langkahnya.
" Apa yang terjadi?" mereka membatin heran.
" Swhung..." cincin penyimpanan itu bergetar, lalu tiba-tiba meledak, dan melempar prajurit itu hingga puluhan meter. Mereka semakin terkejut saat melihat tujuh bilah pedang berwarna biru keemasan muncul dari dalam cincin, bergerak liar sambil melepaskan tembakan petir ke berbagai arah.
" Dhuar...dhuar...." benda kecil lainnya yang keluar dari dalam cincin penyimpanan itu ikut meledak, memunculkan kabut berwarna hitam pekat yang langsung menyebar di dalam ruangan.
" Baj***n, kita di susupi musuh...!" Beberapa komandan dan jenderal pasukan muncul, berusaha untuk menghalau pedang dan kabut hitam itu.
" Lindungi diri kalian, ini adalah serangan racun tingkat tinggi....!" teriak seorang jenderal , saat melihat beberapa prajurit tingkat dewa langit dan dewa surga yang mulai berjatuhan.
" Argh...." Teriak para Jenderal itu murka saat melihat kabut tersebut mulai menyebar dengan dengan cepat. Bahkan dalam waktu singkat itu, Pedang petir dan kabut racun itu telah merobohan ratusan prajurit.
Kegaduhan suara ledakan yang terus bergema di dalam ruangan itu menarik perhatian Mogui Zuxiao yang sedang berada di sisi ruangan yang lain.
" Swhus...." sosoknya muncul, menatap kekacauan itu dengan heran.
" Ba-bagaimana bisa..." ucapnya dengan lidah kelu saat melihat kabut hitam dan tujuj bilah pedang berwarna biru keemasan yang menggila..
" Pangeran," ucap seorang jenderal membuyarkan lamunannyan.
" Bagi kelompok kalian. Jangan fokus pada pedang, tetapi kabut ini..." ucapnua memberi perintah, sambil membagi pasukan untuk menangani dua kekuatan yang hampir membuatnya gila.
****
Di tempat lain.
Dalu Rong dan Heian Bai ternyata gagal. Bahkan mereka berdua hampir tertangkap.
" Swhus... swhus..." mereka bergerak dengan kecepatan puncak, menjauh dari kejaran para jenderal pasukan yang merupakan para pendekar semi abadi tingkat tiga hingga tingkat empat.
" Saudara Bai, pasukan sudah dekat. Jangan gunankan kekuatan untuk melawan mereka, ," ucap Dalu Rong dengan suara keras, sambil terus bergerak, membuat para Jenderal iblis yang mengikutinya tiba-tiba menghentikan pengejaran mereka.
" Kembali! ini jebakan..." ucap salah seorang di antara mereka bergerak panik, membuat Dalu Rong dan Heian Bai menahan tawa.
" Saudara Rong, saudara Ruo..." ucap Heian Bai.
Pada saat mereka akan bergerak, tiba-tiba Dalu Rong dan Heian Bai mendapat panggilan Qing Ruo yang meminta mereka untuk menemuinya di wilayah barat.
Dengan wajah panik, mereka langsung menggunakan kekuatan puncaknya melesat ke arah barat.
****
Di atas langit wilayah barat.
Qing Ruo yang berada di tempat persembunyiannya, terus mengamati tempat itu dengan seksama.
Tidak lama kemudian, Qing Ruo melihat dua sosok mendekatinya.
" Saudara Ruo..." Menatap Qing Ruo yang masih berlumuran darah sosok komandan Shi dengan khawatir.
" Tenanglah, ini hanya darah musuh," ucap Qing Ruo dengan tenang.
" Maksud saudara?" Tanya Heian Bai semakin heran.
" Lihatlah, apakah aku terluka? Saudara, Aku menggunakan tampilan ini untuk melakukan penyamaran."
" Saudara, kami gagal," ucap Dalu Rong Jujur, dengan wajah kecewa.
Qing Ruo menganggukan kepalanya.
" Aku bahkan aku hampir terbunuh," ucap Qing Ruo pelan, sambil mengamati pergerakan di bawah mereka.
" Lalu apa yang harus kita lakukan?" tanya Heian Bai.
Tiba-tiba Qing Ruo menunjuk ke bawah.
" Saudara, lihat!" Membuat Dalu Rong dan Heian Bai terperangah.
" Saudara, ini....!" Menatap ratusan prajurit keluar dari dalam peti dengan panik. Bahkan beberapa diantara mereka langsung roboh.
" Tadi aku berhasil memasuki tempat itu dan melepaskan racun kabut..." ucapnya santai, membuat Dalu Rong dan Heian Bai ternganga.
Belum hilang keterkejutan mereka, tiba-tiba dinding peti hitam raksasa itu meledak.
" Dhuar..." ledakan dahsyat mengguncang tempat itu, bersamaan dengan keluarnya tujuh bilah pedang berwarna biru keemasan, bergerak, dan melepaskan tembakan petir ke berbagai arah.
" Saudara sekarang!" ucap Qing Ruo membuat segel tangan, menyatukan ketujuh pedang itu hingga membentuk pedang raksasa.
" Trark...." petir hitam keemasan muncul, menyelimuti pedang raksasa sepanjang tujuh meter itu, langsung menyerang dinding peti yang telah meledak tersebut.
Dalu Rong dan Heian Bai yang masih terkejut, dengan segera ikut bergerak bersama Qing Ruo, melepaskan pukulan menyerang celah tersebut.
" Swhus..." tapak hitam dan tapak emas raksasa, yang merupakan serangan puncak semi abadi tingkat lima muncul, menghantam dnding yang telah rusak tersebut.
" Dhuar...." ledakan dahsyat bergema, menghancurkan sebagian dinding dan memperparah kerusakannya.
" Argh..." teriak Mogui Wangzi bergema dengan keras, muncul dari dalam peti hitam raksasa, sambil melepaskan pukulan, menghadang serangan yang di lepaskan oleh Qing Ruo dan rombongannya.
" Swhus...swhus..." sosoknya muncul bersama ratusan pendekar semi abadi, membuat Qing Ruo, Dalu Rong dan Heian Bai bergegas meninggalkan tempat itu.
" Pengecut... tunjukan diri kalian!" teriaknya murka sambil memberi perintah pada para sosok pendekar semi abadi untuk mengejar Qing Ruo dan rombongannya.
" Tapi pangeran, bagaimana jika ini adalah jebakan..."
" Aku tidak peduli!"
Belum reda kemarahannya, dan belum sempat para jenderal itu bergerak, tiba-tiba Mogui Wangzi melihat ribuan panah emas melesat ke arahnya.
" Swhus..." perisai hitam transparan muncul, menghadang dan menghalau panah emas tersebut.
" Dhuar...dhuar ...." ledakan dahsyat mengguncang kawasan itu.
" Bai Xin..." teriak Mogui Wangzi murka, sambil meminta para pendekar untuk berjaga di tempat itu.