Bebby Daniella Putri menjadi yatim piatu sejak batita akibat korban kecelakaan yang menimpa satu keluarganya, tanpa identitas. Bebby diangkat anak oleh Daniel Frederick, Dokter Muda yang menyelamatkan nyawanya. Daniel mengangkat anak karena rasa kasihan dan sebagai permohonan maaf karena tidak bisa menyelamatkan nyawa kedua orang tuanya.
Dalam perjalanan waktu muncul benih benih cinta di antara mereka berdua. Daniel sebagai orang tua angkat telah menepis perasaan itu. Bagaimana kisah mereka... dan siapa sebenarnya Bebby?
Yuuukkk ikuti kisah mereka guys ♥️♥️♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 32.
Bebby terlihat bibirnya cemberut sambil menatap wajah Sang Papa yang masih tertawa bahagia. Daniel yang entah mengapa hatinya bahagia jika anak gadisnya cemburu, dia pun juga bahagia karena ada rencana untuk mengajukan pindah tugas agar bisa bersama dengan anak gadisnya.
Daniel lalu berhenti tertawanya dan dia cium lagi puncak kepala Bebby dengan penuh rasa kasih sayang dan cinta.
“Papa bahagia karena kamu sudah sehat, dan Papa akan mengajukan pindah kerja biar Papa bisa menjauh dari Mansion agar kita bisa bersama.” Ucap Daniel sambil memeluk Bebby.
“Pa, tapi aku sudah menghubungi Erna, besok dia akan menjemput aku. Bukannya aku sudah bilang kalau aku mau hidup mandiri.” Ucap Bebby sambil menatap wajah Sang Papa.
“Aku tidak setuju kamu hidup di Panti. Kamu akan merepotkan banyak orang di sana. Apa kamu tidak kasihan pada mereka. Coba kamu pikir belum apa apa saja besok Erna akan repot menjemput kamu, padahal lokasi panti sangat jauh.. hmmm.” Ucap Daniel sambil mengusap usap rambut panjang Bebby.
“Iya juga sih...” gumam Bebby lirih.
“Belum lagi kalau kamu sakit lagi.” Ucap Daniel dengan nada serius dan tiba tiba wajah dia menegang, karena mengingat jika Bebby sakit lagi dan perlu transfusi darah akan kesulitan lagi karena golongan darah Bebby yang langka. Dan jika minta tolong lagi pada Miranda pasti akan bermasalah lagi.
“Hiks... hiks.... Aku sudah merepotkan mereka, pasti mereka keluar banyak uang untuk membawa aku ke rumah sakit.” Ucap Bebby dengan mata berkaca kaca dan penuh sesal, sebab dia melihat sendiri di Panti itu untuk makan saja sangat berhemat karena keterbatasan dana.
“Makanya kamu harus nurut sama Papa.” Ucap Daniel sambil menatap wajah cantik Bebby yang tampak sedang berpikir pikir.
“Sementara Papa masih dalam proses pengajuan pindah. Kamu tinggal di apartemen dulu ya..” ucap Daniel sambil masih membelai rambut Bebby.
“Pa, bagaimana kalau aku tinggal di rumah Om Marco saja sambil bekerja di klinik nya. Please Pa aku mau hidup mandiri, aku tidak mau Oma marah marah lagi ke aku apalagi sekarang dia sudah punya sekutu yang kuat.” Ucap Bebby dengan nada dan ekspresi wajah yang penuh permohonan.
“Kalau tinggal di rumah Om Marco kan ada klinik kalau aku sakit jadi tidak begitu repot.” Ucap Bebby lagi karena tampak Sang Papa masih berpikir pikir.
“Hmmm apa Marco sudah selalu promosi ke kamu?” tanya Daniel selanjutnya, sebab Marco sudah berkali kali juga bilang pada dirinya agar Bebby tinggal di paviliun yang ada di lokasi rumahnya.
Daniel tampak berpikir keras, urat urat di wajahnya tampak menegang.
“Papa tidak usah khawatir kalau Om Marco menggoda aku.” Ucap Bebby selanjutnya sambil menatap wajah Sang Papa yang tampak masih menegang.
“Bagaimana Papa tidak khawatir jika kamu tinggal di rumah play boy bangkotan itu.” Ucap Daniel sambil menatap tajam wajah cantik Bebby.
“Percayalah Pa. Om Marco juga tidak akan suka ke aku, dia kan sukanya perempuan dewasa yang sexy abis..” ucap Bebby sambil memeluk tubuh Sang Papa.
“Ya sudah, nanti Papa bilang ke Om Marco. Kamu batalkan rencana kamu ke Panti, hubungi segera Erna agar mereka tidak repot.” Ucap Daniel yang memang lebih setuju Bebby tinggal di rumah Marco dari pada di Panti asuhan karena pertimbangan jika Bebby sakit lagi akan repot .
“Papa harus segera kembali bekerja.” Ucap Daniel selanjutnya lalu bangkit berdiri dari duduknya di tepi tempat tidur Bebby.
Daniel pun keluar dari ruang rawat Bebby untuk melanjutkan tugasnya. Dia pun di hari itu juga mengajukan pindah tugas.
Waktu pun terus berlalu, Di saat sore hari selesai jam kerja Daniel melangkah keluar dari pintu utama rumah sakit. Tentu saja dia sudah terlebih dulu pamit pada Bebby dan Eliza yang sudah menemani Bebby. Daniel segera melangkah menuju ke tempat mobilnya yang terparkir, dengan cepat pula dia masuk ke dalam mobil.
Mobil yang dikemudikan oleh Daniel tidak melaju menuju ke Mansion Frederick, akan tetapi melaju dengan kencang menuju ke rumah Marco.
Beberapa menit kemudian mobil yang dikemudikan oleh Daniel sudah memasuki halaman rumah Marco. Beberapa karyawan klinik terlihat sudah pulang. Daniel segera turun dari mobil dan menuju ke ruang kerja Marco.
Di saat Daniel sudah berada di depan pintu ruang kerja Marco. Pintu itu segera terbuka, sebab Marco bisa melihat kedatangan Daniel dari dalam ruangnya.
“Bagaimana cerita malam pertama kamu Dan? Ha... ha... ha....” tanya Marco sambil tertawa lebar dan masih berdiri sambil memegang handel pintu.
“Tidak usah tanya lagi. Aku ke sini, aku minta kamu untuk menyuntik kebiri sementara pada aku.” Ucap Daniel sambil melangkah masuk ke dalam ruang kerja Marco. Marco pun segera menutup pintu dan mengikuti langkah kaki Daniel.
“Meskipun kata Mama sudah tidak mengurung aku, tapi perempuan itu benar benar menggoda aku.” Ucap Daniel selanjutnya sambil duduk di kursi yang ada di ruang kerja sahabatnya itu.
“Kamu yakin Dan?” tanya Marco sambil menatap tajam wajah Daniel.
“Tidak ada salahnya kamu cicipi dia. Bukannya dia sudah menjadi istri kamu ha... ha... ha....” ucap Marco sambil tertawa terbahak bahak lalu dia duduk di kursi kerjanya.
“Hah! Tidak sudi! Sudah bekas dan juga dia sedang hamil dari laki laki lain.” Saut Daniel dengan nada tinggi.
“Tapi perempuan itu benar benar ....” ucap Daniel yang tidak melanjutkan kalimatnya dan hanya geleng geleng kepala.
“Aku sudah bawa obatnya, aku pakai dosis yang paling rendah. Kalau aku minta tolong perawat atau Dokter lain bisa cerita ke mana mana.” Ucap Daniel sambil mengulurkan satu botol kecil pada Marco.
“Ha.... ha.... ha.... ha....” Marco menerima botol kaca kecil dari Daniel sambil terus tertawa.
Marco pun segera mengambil satu jarum suntik baru dan memasukkan obat kebiri sementara itu ke dalam jarum suntik. Dan Daniel pun sudah siap duduk memberikan pantat bagian atasnya pada Marco. Marco masih saja terus tertawa karena tidak menyangka sahabatnya akan melakukan hal ini.
“Kamu diam! Jangan tertawa! salah suntik nanti, karena jarum bergerak gerak.” Ucap Daniel dengan nada kesal.
“Okey Okey Dan, aku akan serius menyuntik pasien ku.” Ucap Marco yang kini sudah tidak tertawa lagi. Dan proses suntik kebiri sementara Daniel pun sudah selesai.
“Marc, aku juga mengajukan pindah tugas.” Ucap Daniel selanjutnya dan tampak Marco kaget mendengarnya.
“Kamu serius Dan?” tanya Marco sambil menatap tajam Daniel dan Daniel mengangguk dengan mantap.
“Bebby besok sudah keluar dari rumah sakit, dia mau tinggal di sini sementara sambil bekerja di klinik.” Ucap Daniel selanjutnya dengan pelan.
“Sip. Besok aku jemput dia.” Ucap Marco dengan penuh semangat.
“Marc, kita buat perjanjian dulu.” Ucap Daniel dengan nada serius.
🤣🤣