Ara harus cepat-cepat kembali ke Indonesia karena mendengar bundanya sakit. Dia sampai harus kehilangan kontrak kerjasama dengan salah satu perusahaan yang sudah lama diincarnya karena mengkhawatirkan kondisi sang bunda. Namun apa yang terjadi di Indonesia tidak sepanik seperti apa yang ada dalam benak Ara.
Bahkan ini semua hanya rencana sang bunda untuk menjodohkan Ara dengan putra dari teman baiknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Niken Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 26
Kendra berjalan di samping Ara dengan Alvin yang mengiringi mereka di belakang. Kendra melihat perusahaan televisi milik keluarga Handoko lebih besar daripada milik keluarga Pratama.
Kendra melihat peluang yang bagus bila dapat bekerja sama dengan Anggara Putra Handoko, putra sulung dari keluarga Handoko.
"Nona Aurora,"sekretaris pribadi Anggara berdiri dan memberi hormat begitu melihat Ara ada di sana.
"Apakah tuan adalah tuan Kendra Daniswara?"tanya sang sekretaris. Kendra mengangguk.
"Tuan muda sudah menunggu di dalam, silakan masuk Tuan Kendra Daniswara dan nona Aurora,"sekretaris itu mempersilakan keduanya masuk. Berikut juga Alvin yang mendampingi Kendra. Dia juga ikut masuk ke dalam ruangan pimpinan utama perusahaan itu.
Angga tampak sedang menandatangi suatu berkas saat sekretaris nya masuk dengan tamu yang sedang ditunggunya sedari tadi.
"Tuan muda, nona Aurora dan tuan Kendra Daniswara sudah sampai,"ujar sang sekretaris.
"Persilakan duduk, ini kamu bawa kembali,"ujar Angga sambil memberikan buku laporan kepada sekretaris nya.
"Selamat datang di perusahaan saya tuan Daniswara,"ujar Angga menyambut tamu-tamu nya. Kendra tersenyum dan menyambut uluran tangan Angga.
"Bagaimana kalau kita tidak terlalu formal dan sedikit bersantai,"ujar Kendra.
"Baiklah, kalau itu yang diinginkan tuan..."
"Jangan panggil tuan, panggil Kendra saja, kita seumuran,"ujar Kendra.
"Maaf, saya sudah terbiasa, baiklah Kendra selamat datang di perusahaan milik keluarga Handoko, kulihat kamu datang bersama dengan ara,"Angga melirik Ara yang sedari tadi hanya diam saja duduk disampingnya.
"Tidak sengaja bertemu di bawah,"ujar Kendra.
"Ya,"jawab Ara saat Angga menoleh padanya. Ara malas menjelaskan nya panjang lebar.
"Kebetulan sudah mendekati jam makan siang, bagaimana kalau kita makan bersama sebelum membicarakan masalah bisnis,"tawar Angga.
"Boleh,"jawab Kendra.
"Baiklah, kalau begitu kita makan bersama di sini saja. Kebetulan Ara masaka banyak makanan,"tawar Angga kembali. Mendengar apa yang dikatakan kakaknya sekarang dia mengerti kenapa pagi-pagi kakaknya minta dimasakkan banyak menu masakan. Katanya ingin menguji keahlian Ara dalam memasak. Ternyata hanya untuk menjamu tamunya ini.
"Baiklah,"jawab Kendra.
"Ara, ambilkan peralatan makan di sana,"tunjuk Angga kepada Ara. Sedangkan Ara tampak terkejut mendengar perintah kakaknya itu. Namun dia tetap berdiri dan mengambil beberapa peralatan makan untuk 4 orang. Dia juga membawa beberapa makanan yang dia masak di rumah.
"Bisa saya bantu nona,"tawar Alvin yang merasa kasian melihat Ara kerepotan membawa nya.
"Terimakasih,"jawab Ara dengan senyum manisnya. Melihat Ara tersenyum membuat Alvin kagum sekaligus membuat dua orang lelaki lainnya merasa kurang suka.
"Ehem,"suara kendra membuat Alvin sadar siapa wanita yang sedang dikaguminya itu.
"Oh, nona semua saya yang ambil saja masakannya,"lanjut Alvin sambil bergegas mengambil beberapa masakan lainnya.
"Kamu di sini saja melayani kami,"ujar Angga membuat Ara seketika memajukan bibirnya. Melihat itu Kendra hanya sedikit tersenyum. Alvin melihat perubahan raut wajah Kendra tersebut. Dia tampak senang melihat Kendra yang kini diam-diam mulai bisa mengekspresikan perasaannya.
"Silakan, ini semua masakan Ara, semoga enak,"ujar Angga. Kendra dan juga Alvin hanya mengangguk lalu mulai mencicipi masakan Ara. Sedangkan Ara sendiri tampak cemas karena takut masakannya kurang enak. Hari ini dia banyak tidak fokus melakukan apapun.
"Enak,"ujar Alvin membuat Ara mendongak.
"Benarkah?"tanya Ara antusias. Alvin menjadi tidak enak dengan sikap dan pertanyaan Ara. Dia melirik Kendra yang diam saja dan menikmati makanan nya. Sedangkan Angga hanya tersenyum melihat keduanya.
"Benar nona Ara,"lanjut Alvin.
"Masih ada satu kotak makanan lagi di sana, tuan..., siapa nama tuan?"tanya Ara.
"Alvin,"jawab Alvin malu-malu.
"Ya, tuan Alvin bisa membawanya untuk makan malam,"ujar Ara dengan bangga.
"Eh..ya, emm... terima kasih,"ujar Alvin samb bingung karena sikap Ara yang baik padanya. Sedangkan kepada Kendra seperti acuh tak acuh.
"Adikku ini lulusan sekolah masak di Paris,"terang Angga.
"Wah, pasti kalau punya pasangan akan senang karena nona Ara jago memasak,"puji Alvin seketika membuat Kendra menengok padanya.
"Begitu ya,"ujar Ara sambil tersenyum manis. Alvin tidak menyadari kalau sedari tadi tuannya telah merasa gerah dengan interaksi diantara mereka.