Di pungut oleh Ayahnya untuk menggantikan adik tirinya menikahi anak haram dari keluarga ternama.
Dia di tolak mentah-mentah oleh anak haram keluarga ternama itu, tapi pada akhirnya dia tetap menikah.
Dia harus menjalani kehidupan rumah tangga yang tidak menyenangkan karena suaminya begitu membenci dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi wahyuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32
Amaya tersenyum lebar setelah beberapa saat dia mengunggah sebuah rekaman suara diantara Teresa dan juga salah satu pelayan rumah yang tidak lain adalah, Vanka!
"Orang bodoh, dungu!" maki Teresa dengan suaranya yang begitu lantang dan juga jelas. "Bagaimana bisa kau tidak tahu caranya memasangkan pita di baju ku? kalau kau tidak bisa mengerjakan tugasnya sebagai seperti ini, maka berhentilah bekerja karena kau tidak ada gunanya sama sekali!"
Walaupun hanya secuil saja rekaman suara itu, jelas saja hal itu akan membuat keraguan mulai timbul, dan orang-orang akan sangat mengenal Siapa pemilik suara tersebut lalu meragukan dan juga sopan santun serta sikap lemah lembut yang selama ini dimiliki oleh Teresa.
"Apa kau yakin dengan cara ini bisa mendapatkan apa yang kau inginkan?" tanya Vanka penasaran, "Bagaimana kalau itu tidak memiliki efek sama sekali?"
Amaya tersenyum miring menatap Vanka lalu berkata, "Tentu saja ini akan memiliki efek, kau lupa Siapa pemilik suara ini? Bagi para penggemar Teresa, tentu saja sudah tidak perlu diragukan lagi suara ini milik siapa bukan?"
Vanka membuang nafasnya, lalu mengangkat kedua bahunya karena dia benar-benar tidak tahu dan tidak memiliki firasat apakah yang dilakukan oleh Amaya akan memiliki hasil seperti yang diinginkan oleh Amaya sendiri atau tidak.
Amaya menutup laptopnya, dia akan membuka satu jam dari sekarang untuk melihat komentar dari para pengguna media sosial tentang tanggapan mereka nanti.
"Sekarang, segala sesuatu membutuhkan media sosial. Jika tidak mendapatkan keadilan di negara ini, biasanya orang-orang akan mengambil jalan dengan mengunggahnya di media sosial karena hanya dengan begitu, abdi negara biasanya akan dengan cepat mengambil tindakan karena tidak ingin dianggap menyepelekan sebuah kasus apalagi jika sampai kasus itu adalah kasus serius." ujar Amaya.
Vanka menganggukkan kepalanya. Bagaimanapun, dia mengetahui benar bagaimana hebatnya media sosial dalam menyebarkan berita. Yah, Dia tahu semua itu setelah dia keluar dari rumah keluarga Dorent atas bantuan Amaya karena dia dituduh mencoba untuk meracuni Teresa. Yah, kalau saja Amaya tidak membantunya untuk keluar secara diam-diam alias kabur, tentu saja sekarang hanya tinggal namanya saja di dunia ini.
"Ngomong-ngomong, karena kau sudah mulai bergerak menggunakan media sosial, aku sudah tahu bagaimana caranya menghadapi pria yang membeli mu itu?" tanya Vanka.
Amaya terdiam sebentar, lalu mengangkat kedua bahunya karena dia sendiri masih tidak tahu bagaimana caranya menghadapi Edward. Yah, saat ini Edward pasti terus mencarinya dengan sangat kesal karena gagal untuk mendapatkan barang yang sudah dia beli bukan? Karena menurut informasi yang dia dapatkan, Edward tidak meminta atau datang kepada keluarga Dorent untuk mendapatkan kembali uang yang sudah dia berikan kepada keluarga tersebut.
"Aku masih belum tahu." jawab Amaya jujur, "Sebenarnya, untuk pertama kalinya aku merasa sangat kesulitan untuk mengartikan setiap tatapan matanya yang sangat tidak biasa itu. Aku seperti merasa dia adalah orang yang sangat menakutkan, Tetapi dia juga adalah orang yang berbanding terbalik. Orang yang sorot matanya tidak bisa dibaca oleh siapapun, orang seperti itu adalah orang yang paling berbahaya dan harus segera dihindari sejauh Mungkin!" ucap Amaya mulai meninggikan nada suaranya.
Vanka memaksakan senyumnya, dia mengangguk saja karena tidak paham benar apa yang sebenarnya dimaksud oleh Amaya. Walaupun memang benar dia tidak pernah bertemu langsung dengan Edward, sepertinya pria itu memiliki kesan tersendiri karena Amaya terlihat sedikit bersemangat begitu membicarakannya. Semangat yang dimaksud oleh Vanka adalah, semangat seperti ingin mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi dan meraih leher dari pria tersebut tanah, lalu mencengkeramnya sampai pria itu, mati!
"Amaya, kalau aku boleh memberikan saran padamu, tolong jangan terlalu membenci pria itu karena aku jadi takut kau akan jatuh cinta padanya!" Vanka tersenyum Setelah dia mengatakan semua itu tak perduli bagaimana Amaya menatap ke arahnya dengan sangat tajam dan juga kesal.
"Hentikan omong kosong mu!" bentak Amaya.
Vanka langsung menutup mulutnya tak ingin lagi mengatakan apapun karena dia tahu benar, Amaya sangat tidak menyukai apa yang dia ucapkan barusan.
Di sisi lain.
"Menurut analisa fisik, sepertinya, wanita yang anda ajak bicara saat itu adalah wanita yang dibawa pulang oleh Edward dari keluarga Dorent." ucap Mike kepada Jacob.
Jacob sangat terkejut dengan kenyataan itu, niatnya yang hanya ingin mengetahui Siapa wanita yang dia temui di pesta pernikahan Julia karena Jacob memiliki ketertarikan kepadanya. Niatnya itu benar-benar membuat Jacob tidak tahu harus mengatakan apa untuk beberapa saat. Haruskah dia menyebutnya itu sebuah keberuntungan? Ataukah, haruskah itu bisa disebut sebuah takdir?
Mike kembali menatap tuannya yang terdiam lalu berkata, "Nona Julia pasti mengetahui cukup banyak, Karena Wanita itu keluar dari ruangan orang Julia."
Jacob tersenyum miring dengan segala pemikirannya. Yah, Tentu saja dia bisa mencari tahu sedikit tentang Amaya dari Julia. Namun, yang harus dilakukan saat ini adalah, mencari tahu lebih banyak tentang bagaimana sifat sebenarnya dari wanita itu, dan dia perlu mendapatkan wanita itu lebih dulu sebelum Edward mendapatkannya.
"Baiklah, desak Julia, dan minta dia mendapatkan informasi lebih banyak dari gadis tersebut terutama, tempat yang sudah ditinggali oleh gadis itu." tidak tah Jacob.
Mike terdiam sebentar. Sungguh, dia bingung kenapa tiba-tiba saja harus mulai mengurusi Amaya padahal, yang harus dilakukan oleh Jacob adalah mengurus banyak hal penting terutama tentang hubungannya dengan Teresa untuk segera bisa memenuhi janji kedua orang tua dan juga lancarnya bisnis diantara dua keluarga tersebut. Mike hanya bisa mengerutkan dahinya, dan walaupun dia merasa bingung dan keberatan, nyatanya dia juga tidak bisa melakukan apapun selain menuruti saja apa yang diucapkan oleh tuannya sembari mencoba perlahan untuk memberikan masukan dan akan memberikan ketegasan saat Tuannya sudah mulai melenceng dari jalan yang seharusnya.
"Saya sudah memeriksa beberapa rekaman kamera jalanan, wanita itu menggunakan taksi bersama dengan seorang wanita yang tidak tahu siapa. Namun, tujuannya bukanlah ke kompleks atau perumahan semacamnya, namun ke jalan ujung Lumen yang menuju ke sebuah hutan."
Jacob nampak sebentar terdiam sembari berpikir, apakah selama ini Amaya bersembunyi di hutan agar tak ada satu orang pun yang menemukannya?
Apakah, Amaya sengaja bersembunyi agar Edward tidak bisa menemukannya?
Jacob tersenyum miring. Entah benar atau tidak dugaannya, sepertinya Jacob bisa sedikit mengambil peran untuk menjadi seorang pahlawan yang akan menyelamatkan Amaya jika memang itu diperlukan.
Mike terus menetap Jacob Yang sepertinya terlalu memfokuskan dirinya untuk memikirkan tentang wanita yang seharusnya tidak dia pikirkan sehingga, Mike mencoba untuk menghentikan fokus Jacob dengan bertanya atau berkata untuk mengingatkan, "Bagaimana jika kita bersiap untuk datang ke restoran tempat di mana anda dan juga Nona Teresa sudah membuat janji untuk bertemu, Tuan?"
lamalama jadi malas baca.
Semoga sukses selalu n lancar rejekinya🤗🤗🤗 ❤️❤️❤️🤲🤲🤲👍👍👍💪💪💪😘😘😘