Bodyguard Merangkap Istri

Seperti yang dikuatirkan prince Malik, kini telah menjadi kenyataan. Di belakang mobilnya telah terjadi tembak menembak antara anak buahnya dengan musuh mereka yang belum tahu atas perintah siapa. Jika Savana pulang sendiri ke negaranya tanpa pengawalan, bukan tidak mungkin, istrinya itu akan tinggal nama.

Deritan ban mobil yang bergesekan dengan aspal terdengar menyakitkan kuping karena berjalan tidak stabil untuk menghindari tembakan lawan. Sebisa mungkin pengawal pribadinya prince Malik yaitu Ibrahim menghalangi mobil penjahat agar tidak bisa mencapai mobil prince Malik yang membawa keluarganya di dalamnya karena ada juga putri mereka.

Prince Malik terus menerus berzikir untuk keselamatan mereka. Savana memangku baby Rania yang sedang mendekap tubuhnya karena gadis kecil itu lebih senang tidur bersandar di dada empuk Savana dengan menenggelamkan wajahnya di belahan dada Savana yang terasa empuk baginya.

Prince Malik sudah menyiapkan pistolnya untuk menembak musuh, jika mereka tiba-tiba menghadang mobil miliknya. Walaupun seorang pangeran, prince Malik sudah terlatih sejak kecil untuk bisa menembak dan memanah.

Berlatih pedang dan melempar pisau sudah ia kuasai dan di lengkapi ilmu bela diri yang mempuni. Karena mobil musuh terlalu banyak mengejar mereka membuat lima mobil anak buahnya Prince Malik kewalahan menangani 15 mobil sekaligus yang sudah mendahului mobil yang ditumpangi Prince Malik dan keluarganya.

"Ya Allah. Lindungi kami..!" ucap prince Malik duduk tenang tapi tetap waspada jika mereka di serang.

Tujuh mobil berhasil dilumpuhkan oleh anak buahnya Prince Malik. Kini tinggal 8 mobil lagi yang menjadi sasaran mereka.

Dua mobil penjahat berhasil memepet mobil prince Malik yang sulit untuk membebaskan mereka agar bisa mencari celah untuk bisa kabur dari kepungan mobil penjahat.

Di tembak dari dua arah secara bersamaan membuat Prince Malik dan Savana syok juga walaupun mobil itu tidak akan tertembus peluru.

"Suruh mobil pengawal Ibrahim untuk mengurangi kecepatannya..!" pinta Savana pada sang sopir.

"Sayang. Itu sama saja memberi celah pada penjahat untuk masuk menggantikan mobilnya pengawal Ibrahim," ucap prince Malik keberatan dengan solusi Savana.

"Karena itu yang saya mau. Saya sudah menjadi bodyguard selama 6 tahun. Jadi saya sudah terbiasa menghadapi hal seperti ini saat melindungi majikan saya dulu," ucap Savana.

"Savana. Dulu kau bukan siapa-siapa bagiku. Sekarang kedudukanmu sudah beda dihatiku. Aku tidak mau melihat kau menangis apa lagi sampai terluka oleh para bajingan itu. Cukup sekali aku kehilangan cinta sejati ku. Aku tidak mau kehilangan lagi karena diriku, aku harus kehilangan lagi istriku," ucap prince Malik membuat Savana makin penasaran dengan kematian ibu kandungnya baby Rania.

"Apakah ibunya baby Rania meninggal karena melindungi kamu?" tanya Savana namun tidak sampai terdengar oleh prince Malik karena mobil mereka terus menerus di bentur oleh dua mobil yang berada di kiri dan kanan yang mengapit mobil mereka.

Karena semakin terdesak, Savana meminta sekali lagi pada suaminya agar mengikuti sarannya.

"Kalau begini terus, Rania bisa terbangun dan dia akan menangis ketakutan. Kita malah makin panik ditengah tangisannya," geram Savana yang tidak tahan lagi dengan keadaan ini.

"Baiklah. Kalau kamu memang sangat yakin kita bisa bebas dari incaran mereka," ucap Prince Malik akhirnya mengalah dan menerima saran Savana.

Prince Malik menghubungi pengawalnya dan memberitahukan rencana Savana. Pengawal Ibrahim menyambut rencana tersebut karena ia juga sempat berpikir demikian hanya saja takut salah prediksi.

"Perlahankan laju mobilnya...!" titah pengawal Ibrahim yang langsung dituruti oleh sopir.

"Sekarang, kurangi kecepatan mobil ini dan injak rem mobil ini secara mendadak...!" titah Savana pada sopir mereka yang melirik prince Malik.

"Ikuti perintahku sekarang!" titah Savana begitu geram pada sopir yang tidak mau mendengarkan perintahnya.

"Baik yang mulia."

Sang sopir melakukan titah Savana namun gerakannya terlalu lamban membuat Savana gregetan sendiri.

"Kalau aku jadi bosmu, kau tidak masuk dalam kualifikasi ku untuk menjadi sopir pribadi suamiku," oceh Savana.

"Pangku Baby Rania ...! Biar aku yang ambil alih untuk mengendarai mobil ini. Sopir mu ini seperti perawan yang baru menghabiskan malam pengantinnya," gerutu Savana seraya menyerahkan Baby Rania ke dalam pangkuan ayahnya.

"Savana. Jangan nekat sayang..!" cegah prince Malik tapi Savana sudah meminta sopir untuk mundur dan kini dia yang duduk dibelakang kemudi.

"Semuanya berpegangan...!" titah Savana yang mulai dengan aksi heroiknya.

Awalnya Savana masih melaju dengan kecepatan kencang dalam dua menit, semenit kemudian tiba-tiba dia memundurkan mobilnya hingga kedua mobil yang tadi ingin membentur mobil mereka akhirnya saling berbenturan sama satu sama lain saat Savana mengurangi kecepatan mobilnya.

Dengan posisi dua mobil itu menyatu, Savana membanting stir ke kanan lalu kembali melajukan lagi mobilnya dengan kecepatan luar biasa membuat satu mobil penjahat yang menghalangi jalannya reflek menghindar dan menginjak rem mendadak karena syok mengakibatkan dua mobil rekannya yang tadi berbenturan menabrak mobil yang berhenti mendadak itu.

Brakkk....

Mobil itu terpental ke depan lalu terguling beberapa kali dan terseret lumayan jauh lalu berhenti. Dalam sekejap mobil itu meledak karena tangki bensinnya bocor dan mengenai beberapa kabel yang mengeluarkan percikan bunga api langsung menyambar tetesan bensin itu.

Duarrrr....

Kepulan asap hitam menghalangi pandangan mobil rekan-rekannya membuat mobil yang dibawa Savana terlepas dari kejaran mereka.

Wajah Prince Malik dan sopir pribadinya nampak pias sehingga prince Malik lupa cara bernafas dengan benar. Antara kagum dan ngeri melihat aksi brutal Savana yang benar-benar gila.

"Apakah dia benar Savana ku?" lirih prince Malik memeluk erat tubuh putrinya sambil menatap punggung Savana yang masih berusaha menghindari kejaran mobil musuh.

"Itu benar prince. Dialah istri prince. Aku baru kali ini menyaksikan keberanian seorang wanita dengan mata kepalaku sendiri. Biasanya wanita hanya bisa berteriak histeris jika nyawa mereka terancam tapi tidak dengan yang mulia putri Savana," puji sang sopir.

Prince Malik menatap wajah sopirnya dengan nyalang.

"Tundukkan pandanganmu dan jangan berlebihan memuji istriku, mengerti...?!" hardik Prince Malik.

"Maafkan saya prince..! Saya terlalu semangat," ucap sang sopir.

"Belajarlah darinya cara menghindari kejaran musuh kalau ingin melindungi keluarga bangsawan. Satu lagi, hanya aku yang boleh memuja istriku," lanjut Prince Malik menambahkan peringatannya pada sopirnya itu.

"Baik prince."

Savana melirik ke belakang lalu tersenyum manis pada suaminya sambil mengerlingkan matanya nakal.

"Awas kamu baby..!" ancam Prince Malik begitu gemas pada istrinya.

Tiba di bandara, Prince Malik turun sambil menggendong putrinya diikuti Savana. Dua mobil pengawalnya yang berhasil lolos dari kejaran mobil musuh tiba di bandara setempat menyusul Prince Malik.

Mereka langsung turun dan membentuk formasi setengah lingkaran untuk menjaga keamanan saat pesawat jet pribadi milik kerajaan itu bergerak menuju landasan pacu.

Ibu Suri langsung menghampiri Savana dan putranya lalu memeluk keduanya bersamaan.

"Alhamdulillah. Kalian selamat dari kejaran musuh," ucap ibu suri penuh syukur.

"Dari mana ummi tahu kami dikejar musuh?" tanya prince Malik.

"Dari pengawal Ibrahim. Tadi ummi menghubunginya," ucap ibu Suri.

"Kenapa juga dia menceritakan keadaan kami pada ummi? Kurangajar..!" umpat Prince Malik membatin.

Tidak lama pesawat kerajaan itu sudah take off meninggalkan kota New York. Sementara Alma yang menerima paper bag itu membuka paket itu dengan hati-hati.

Saat melihat isinya, Alma berteriak histeris di dalam mobil milik Sharon membuat pria tampan ini segera menepikan mobilnya.

"Ada apa Alma...?" tanya Sharon sambil memutar tubuhnya dan melihat isi kotak itu membuat matanya melebar.

"Siaaalll...!"