REVENGE

Kitsune terhasut oleh bujuk rayu Ria dan Ratih. Padahal tujuan utama dari kedua pelayan itu adalah membawa kabur gadis itu, atas perintah Ary. Siapa sangka akan begini kejadiannya. Kitsune malah masuk jurang.

Bagaimana kalau Kitsune m3nin99al? Tentu Alex akan marah dan membunuh semua orang atau cuma membunuh mereka berdua, bukankah mereka yang mengajak Kitsune ke tebing? Jika itu yang terjadi Ria dan Ratih akan berterus terang bahwa Ary yang memaksanya.

Otak dari semua malapetaka ini adalah Ary Sute, laki-laki itu tidak ingin adiknya tersaingi. Tapi lacur, masalah ini menjadi rumit yang membuat jantung berdebar kencang.

"Rasanya ingin ikut menghilang."

Gumam Ratih sambil menangis. Keduanya sudah mengantongi uang muka dua puluh juta rupiah. Rencananya Ary membayar perorang lima puluh juta.

Disamping takut tidak menuruti perintah Ary, mereka tergiur mendapat uang besar, itu yang membuat mereka menyanggupi tawaran Ary. Padahal ia senang menjadi pelayannya Kitsune, karena orangnya baik dan tidak banyak tingkah.

Sebenarnya rencana untuk menyingkirkan Kitsune melintas begitu saja di otak Ary. Sangat mendadak. Waktu Ary diberitahu kalau Saka dan Kadek di utus ke Denpasar untuk memb*nuh David, Ary cepat-cepat balik ke Bungalow karena perasaannya tidak enak.

Ia terus kepikiran tentang Kitsune yang akan terjebak oleh kelicikan Alex. Bukan Kitsunenya yang membuat dia takut, tapi Alex yang akan menjauhi adiknya. Tanpa menunggu misinya selesai, ia bersama dengan Delila kembali ke Singaraja.

Ketika ia dan adiknya Delila sampai di Bungalow, ia tidak menemukan Alexandro di kamarnya, padahal masih jam lima pagi. Alex tidak mungkin bangun sepagi itu. Ary menanyakan keberadaan Alex kepada Ria dan Ratih.

"Dimana tuan tidur?" tanya Ary dengan wajah kusut, pertanda dia belum tidur dari tadi malam.

"Di kamar nona, mungkin tuan menyesal karena memukul nona Kitsune, gara-gara kakaknya tuan Alexandro men*nggal. Jadi dia menemani nona Kitsune tidur."

"Apa hubungannya Alex berada disitu?" tanya Delila terlihat gusar.

"Saya perhatiin tuan selama nona Kitsune di sini, sepertinya tuan tertarik dengan nona Kitsune, tapi tuan bertepuk sebelah tangan."

Pelayan itu menjelaskan bahwa tuan Alex semalaman berada di kamar Kitsune dan tidur bersama gadis itu. Ary yakin itu akan terjadi, tapi tetap saja membuat darahnya mendidih dan amarahnya memuncak.

Ia akhirnya menyuruh Delila mencari Alex di kamar Kitsune dan membawanya ke kamar Alex.

Pertama Alex memarahi Delila karena datang, tapi akhirnya Alex mau pindah ke kamarnya, walaupun cuma numpang tidur karena Alex kelelahan mengg*sak Kitsune semalaman.

Begitulah kronologisnya, makanya Ary berusaha menghalangi teman-temannya untuk mencari Kitsune, ia ingin gadis itu lenyap dari samping Alex.

"Bagaimana ini, seharusnya kita lapor ke team SAR, supaya nona cepat ditemukan."

"Tidak mungkin kita melapor, bisa-bisa kita malah ketangkap. Kitsune tawanan tuan Alex."

"Terus kita harus bagaimana, kita harus cepat bergerak, mencarinya. Mati hidup, itu takdir, yang penting usaha."

"Kita berembug dulu, dari mana kita mencari, dan siapa yang turun." ujar hari ogah-ogahan.

Ketegangan terjadi saat Ary berusaha mengulur waktu untuk menolong Kitsune. Ketut yang mulai curiga kepada tingkah laku Ary, diam-diam memberitahu Alex tentang hilangnya Kitsune.

"Maaf tuan, nona Kitsune hilang." ucap Ketut langsung nyerocos saat Alex nongol membuka pintu. Di belakangnya ada nona Delila, dengan wajah sebam.

"B0d0h! Kenapa bisa hilang, dimana?" Alex tidak menunggu jawaban, gegas ia beranjak mengikuti Ketut. Sedangkan Delila kembali masuk kamar.

"Kalian ngapain bergerombol disini, cepat cariii!!" teriak Alek membuat anak buahnya berhamburan berlari kocar kacir menuju tebing.

Mereka semua panik karena Alex terus marah-marah sembari menampar anak buahnya.

"Ary, apa kerja kau dari pagi, sampai membiarkan tawanan pergi ke tebing. Kau tidak punya pikiran."

"Maaf bos, aku takut melarang dia ke tebing. Aku kira bos sudah memberi izin."

"Tidak mungkin aku memberi izin, makanya pakai ot4kmu."

Sampai di tebing ia melihat meja kursi bekas tempat Kitsune sarapan.

"Siapa yang menyuruh Kitsune kesini?" pekiknya mengamuk, menendang meja dan kursi. Semua ketakutan dan tidak ada yang berani menjawab.

"Kemauannya sendiri bos, ia memaksa pelayan menyiapkan semua ini. Tolong mereka dimaafkan." kilah Ary.

"B4JING4N!! kenapa kau membiarkannya, dasar t0loll"

"Dia merengek minta berjemur kesini, boss."

"Absurd!"

Alex memimpin pencarian Kitsune, dia menyuruh beberapa orang turun ke jurang untuk mencarinya. Sampai siang mereka belum juga bisa menemukan Kitsune.

"Tuan, nona Delima memanggil untuk diajak makan siang."

"Bawa semua makanannya kesini, kita akan makan disini."

"Baiklah tuan."

Pelayan itu kembali menemui Delila yang berada di tempat makan. Raut wajah wanita itu spontan berubah saat tidak melihat Alex.

"Tuan tidak mau datang?"

"Tuan masih sibuk mencari nona Kitsune, malah makanannya disuruh membawa ke sana."

"Dia tidak menyuruhku kesana?"

"Tidak nona, tuan tidak ada menyebut nama nona, beliau saya lihat marah dan sedih, matanya berkaca-kaca."

"Keterlaluan! Aku penasaran dengan gadis ini, apakah dia sangat cantik?"

"Perfect nona, saya sulit menjelaskan dengan kata-kata. Sangat mahal dan elegan."

"Ambil payung, antar aku ke tempat Alex, pingin tahu seberapa cantiknya wanita itu sampai Alex ogah menyentuhku."

Nona Delila berdiri, dia memakai kaca mata hitam, topi lebar untuk mencegah paparan matahari. Dua orang pelayan mengikutinya. Satu orang membawa payung, yang lain membawa air mineral.

"Panas sekali, aku bisa hitam, nih." gerutu Delila sebel.

Sampai di dekat Alex, Delila tersenyum manis. Tapi ia berusaha sabar saat Alex tidak peduli dengan kehadirannya.

"Sayank masih lama? katanya mau pulang ke Denpasar."

"Pulang kamu sendiri, sebelum aku menemukan gadis ku, aku tidak mau beranjak dari sini."

"GADIS MU? Apa maksudmu Alex, aku tunanganmu. Jangan katakan kau telah tidur dengan gadis itu." suara Delila bergetar.

Matanya mulai berkabut, ⁸Alex tidak peduli lagi rengekan Delila. Ia sudah jenuh. Rasa sakit kehilangan Kitsune melebihi segalanya.

"Katamu hari ini mau ke Denpasar, jangan sampai tidak jadi hanya gara-gara gadis ini. Dia tidak mungkin selamat."

"Delila, mulutmu itu! Bicara hati-hati."

"Apa sih, pakai logika dong. Siapa yang bisa selamat kalau jatuh ke jurang!!" suara Delila mulai meninggi.

"DELILA! Pulang kau." teriak Alex berdiri. Ia lalu berlari mengikuti arah jurang. Sepanjang jalan ia memanggil Kitsune.

"Tuan hati-hati, jangan sampai ke hutan." teriak Ary ikut mengejar.

"Aku sumpahin supaya gadis itu m4mpvs." pekik Delila. Ia marah dipermalukan di depan anak buahnya Alex.

Anak buah Alex yang lagi makan siang, semua berlari mengikuti tuannya. Ada yang masih membawa makanan atau minuman.

Alex sangat cepat larinya, maklum ia dulu pernah juara lari 10K untuk beberapa priode. Jadi ia tidak bisa disaingi oleh anak buahnya.

Perasaan Alex hancur tak terperi. Jika Kitsune sampai menin99al rasa bangga sebagai Macan Samurai sirna sudah. Teman-teman di dunia hitam tidak akan percaya kalau tidak ada bukti.

"Kitsuneee....." teriaknya berkali-kali.

*****