Aku Bukan Pelakor

"Sayang.... heiii, bangun pamalas." kekeh Alex membangunkan sang istri yang masih anteng meringkuk di bawah selimut, gimana ngak anteng, di jajah melulu sama suaminya.

"Ehhhh... Jangan ganggu kak, badan ku sakit semua ini." keluh Arimbi merubah posisi tidurnya.

"Bangun sayang, katanya mau jalan jalan ke luar, atau mau menghabiskan malam saja di sini." kekeh Alex menggoda sang istri, bukan kenapa dia ingin membangunkan sang istri, sebenarnya dia juga kasihan sama istri cantiknya itu, namun tadi Alex sudah berjanji akan mengajaknya jalan jalan, takutnya pas bangun istrinya mengomel karena ngak di bangunin.

Aku mau jalan jalan." pekik Arimbi lansung meloncat dan berjalan masuk ke kamar mandi tanpa mengenakan sehelai benang pun.

Glek...

"Arimbi... buka pintu kamar mandinya sayang..." gedor Alex ingin ikut masuk ke dalam kamar mandi juga, melihat tingkah istrinya yang kurang akhlak itu, bagaimana tidak, istrinya masih memakai pakai pakaian lengkap saja si joni suka bangun, apa lagi melihat kelakuan sang istri barusan, tentu saja joni lansung mengacung.

"Ngak. Nanti klau kakak masuk, yang ada lama du kamar mandinya, aku sudah lapar." balas Arimbi dari dalam kamar mandi.

"Haiiiss... kamu sudah membangunkannya sayang, jadi kamu harus tanggung jawab." pekik Alex.

"Itu si joni kakak aja yang ngak ada akhlak, kenapa bisa bangun." balas Arimbi di balik pintu.

"Kan, kamu yang mulaiin," kesak Alex karena sang istri tidak mau membukakan pintu kamar mandi.

"Dih. Mana ada gitu, aku ngak ngapa ngapain" balas Arimbi.

"Siapa suruh kamu ngak pakai baju, jadi kan joni pengen minta."

"Bodo, aku ngak mau, pokoknya jalan jalan dulu, klau ngak puasa seminggu." pekik Arimbi darid dalam kamar mandi.

"Menolak permintaan suami dosa loh sayang." ujar Alex yang belum mau menyerah.

"Menolak yang mana dulu nih, pagi siang malam, aku kasih terus, sekarang kakak yang dosa, maksa istri yang susah kelelahan, udah gitu istrinya di biarkan kelaparan, di tambah ingkar janji." cibir Arimbi dari dalam kamar mandi.

"Haiisss... Jangan ngacam ngancam kaya gitu dong, iya iya kita jalan jalan, dan shoping, akhirnya Alex mengalah, ya kali dia ngak mau dapat jatah seminggu, bisa pening kepala dia.

"Sabar saya Jon, nanti malam kita hajar dia sampai pagi, sekarang kita ajak jalan jalan dulu, biar ngembaliin mood nyonya, klau mood nya bagus, kan kamu juga kecipratan senangnya, sekarang tidur dulu ya, jangan bandel." ujar Alex menatap Joni yang mulai loyo.

"Nah gitu, nurut ya jon" kekeh Alex sambil geleng geleng kepala, dengan tingkah konyolnya sendiri.

"Mau makan apa sayang?" tanya Alex, saat mereka sudah sampai di sebuah restoran.

"Steak aja deh kak, sama minumnya lemon tea, habis mau cari nasi padang sama ketoprak ngak ada di sini." kekeh Arimbi.

"Alex ikut terkekeh mendengar ucapan sang istri, ya kali di sini ada ketoprak, dia pikir ini indonesia.

Alex memesan makanan, sambil menunggu makanan datang, dia mengajak sang istri berselfi ria, bia kaya orang orang.

"Kakak kok, alay sekarang." kekeh Arimbi, dia tidak menyangka Alex akan sealay dan sebucin ini kepadanya.

"Biarin, biar semua orang tau, Arimbi Squela itu milik Alexio Prananta, jadi ngak boleh siapapun me dekatinya." cibik Alex.

Arimbi melongo dengan keposesifan sang suami.

"Ayo di makan, katanya tadi lapar, ini malah menganga, klau nyamuk masuk gimana, kan ngak lucu." goda Alex menyuapin sang istri dengan sepotong steak ke dalam mulut istri cantiknya itu.

Arimbi kaget dan berniat menyahut ucapan sang suami, namun sayang mulutnya sudah di bungkam dengan daging steak oleh suami alay nya itu, Arimbi hanya bisa mendelik sebel sambil mengunyah daging yang berada di dalam mulutnya itu.

"Kakak. Ih.... Ngeselin deh." kesal Arimbi setelah steak itu habis dari dalam mulutnya.

"Maaf sayang, habis jamu gemesin klau lagi bengong gitu, kakak ngak tahan ingin cium kamu di sini, tapi kakak takut di marahin sama kamu." kekeh Alex.

"Awas aja klau berani," ancam Arimbi, malu lah dia klau di cium di depan umum gini, walau negara itu adalah nenagar bebas, namun Arimbi tetap tidak akan melakukan hal intim di depan umum gini.

"Iya iya, ngak akan kakak lakuin, klau ngak khilaf." kekeh Alex, mana mau dia berjanji bilang ngak, kan dia suka gemes sama pipi chaby istri cantiknya itu, suka gemes pengen di cium setiap waktu.

"Ck... Nyebelin." cibik Arimbi mendelik tak suka.

Setelah makan siang yang kesorean itu, alex mengajak sang istri bejalan jalan dan bershoping ria.

Di Negara yang berbeda, Bella mengamuk melihat postingan Alex yang selalu memuji muji Arimbi, apa lagi saat melihat postingan saat Arimbi membeli berbagai macam keperluan yang harga dan merk nya tentu saja Bella sangat tau barang barang brandit semua.

Alex memposting foto mereka saat makan di restoran dengan caption.

[ He is mine😍😘 ]

Alek kembali memposting foto Arimbi yang sedang menatap kagum menara Eiffel dengan caption.

[ She's beautiful 😘😘😘]

Tak lupa juga dia memposting foto saat Arimbi sedang memilih tas, sepatu dan baju.

"Istri cantikku tau cara menggunakan uang suami😘😘😘" caption Alex itu membuat Bella semakin emosi jiwa."

"Aaggkkk.... Sial, kenapa anak pungut itu sangat beruntung, harusnya gue yang berada di posisi dia, gue ngak akan tinggal diam, gue harus dapatin Alex kembali, dan bagaimanpun caranya, anak pungut itu harus gue musnahin." pekik Bella tidak terima.

"Kenapa loe yang ngamok Bell, bukannya loe yang ingin Alex sama adik loe itu bersatu, demi bisa bersama Bian, loe tega menjebak mereka, sekarang kenapa loe marah." ujar teman satu kerjaan Bella, dia juga ada di toilet kantor saat Bella mengamuk melihat postingan Alex.

"Itu karena Alex ngak jujur sama gue, dia bilang kerja serabutan, dan masa gue cuma di kasih uang lima puluh ribu sehari, ya gue ngak mau lah, coba dia jujur dari awal pasti ngak akan menjebak dia, gue bakal dengan senang hati jadi istrinya." ujar Bella tanpa rasa malu.

"Emang selama menikah, loe udah melakukan kewajiban loe sebagai seorang istri kepada Alex, apa loe pernah melayani makannya, mencuci bajunya, atau membuat minum untuknya lah minimal, apa pernah?" tanya teman Bella itu penasaran.

"Ngak lah, ngapain ogah amat, lagian gue bukan pembantu, jijik kali gue ngerjain yang kaya gitu," ujar Bella dengan wajah angkuhnya.

"Ck... Loe pengen dapatin hak loe, tapi loe ngak mau melakukan tugas loe, ya... wajar sih loe cuma di kasih uang lima puluh ribu, itu Alex masih terbaik hati sama loe, masih mau menafkahi loe, klau gue jadi Alex, gue ogah ngasih nafkah sama istri kaya loe, secara gue juga ngak di layani, minimal segelas air putih," cibir teman Bella itu, dan di anggukin sama yang lainnya.

"Ck... Ngak usah sok ngajarin gue segala, urus aja hidup loe." pekik Bella tidak terima.

"Ihh... Ngak sadar diri, wajar laki loe santai aja saat loe minta cerai, bahkan ngak berusaha menjelaskan apa pun yang terjadi, walau pun sebenarnya dia tau itu loe yang menjebaknya, dan bahkan dia mau mau aja menikahi Arimbi tanpa paksaan, dan dengan mudah memberikan Arimbi hidup mewah, lah loe nikah sama dia sudah enam bulan sama pak Alex ngak dapat apa apa, berarti Arimbi itu bisa menjadi istri yang baik untuk Pak Alex, lihat lah, pak Alex saja lansung bucin parah sama Arimbi, mana pernah selama ini pak Alex memposting kehidupannya, tapi semenjak menikah sama Arimbi dia selalu memposting kegiatannya bersama Arimbi, loe harus belajar banyak banyak sama Arimbi." tepuk temannya di bahu Bella, dan meninggalkan Bella di toilet itu sendiri.

"Tapi gue lebih suka Pak Alex nikah sama Arimbi, secara Arimbi memang pantas untuk pak Alex, sudah cantik, berkelas, ngak sombong, sederhana, sholeha, pintar menjaga marwahnya, dan dia juga orang hebat, seorang dokter bedah umum terkenal pula, adik angkat pak Alvaro, huu... memang sudah cocok banget sih." ujar yang lain.

"Akk... Sial sial... kenapa semua orang malah memuji Arimbi, dan kenapa semua orang mendukung pernikahan mereka, gue ngak suka!" pekik Bella tidak terima.

Bersambung.....