Jatuh cinta memang berjuta rasanya, namun bagaimana jika jatuh cinta pada seorang single mom? tidak semudah itu menyakinkan perasaaannya pada cinta yang ia tawarkan.
Adalah Tyo pranowo seorang executive muda berwajah tampan, yang jatuh cinta pada Eva seorang staff di kantornya yang ternyata seorang single mom dengan trauma di masa lalu.
Ia berusaha untuk meraih hati sang wanita, meski itu tidak mudah mengingat sang wanita cenderung bersikap self defense. berkat kerja kerasnya hati sang wanita akhirnya berhasil ia dapatkankan.
Namun kehidupan tidak selamanya selalu berjalan mulus, ia di hadapkan pada kenyataan pahit, setelah kematian Ibunya ia baru mengetahui bahwa ia hanyalah seorang anak angkat, yang di besarkan layaknya anak kandung keluarga Siswo Hudoyo.
Berkat dorongan saudara saudaranya ia mulai melakukan pencarian terhadap orang tua kandungnya yang menitipkannya pada keluarga Siswo Hudoyo 34 tahun silam,dan ia menemukan fakta yang membuatnya nyaris gila
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon snow angel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 32#
Tyo melampiaskan kekesalannya dengan meninju dinding sekuat tenaga.
" Perempuan sama saja, gak ada yang beres!." Waktu terasa berputar begitu lambat, berkali kali ia melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya ia sudah tidak sabar ,dan bergegas merapikan meja kerjanya dan melangkah keluar dari ruang kerjanya.
Dengan kecepatan penuh ia berusaha menerobos kemacetan ibukota dan menuju kantor Eva, Ia sengaja menjemput lebih awal kekantor Istrinya dan memarkirkan kendaraannya tidak di depan kantor Eva. Ynag di tunggu tunggu pun tiba ia melihat Eva hendak masuk kedalam mobilnya, Ia sengaja membiarkan Eva masuk kedalam mobilnya, saat matanya melihat mobil Eva mulai hendak meninggalkan parkiran kantornya, dengan gerakan cepat ia memarkirkan mobilnya tepat didepan mobil Eva.
Nyaris saja mobil mereka saling beradu, Eva terlihat menurunkan kaca mobilnya dan melongokkan kepalanya dari belakang jendela, rona terkejut terlihat jelas di wajahnya saat di saat bersamaan Tyo juga menurunkan kaca mobilnya keduanya saling bertatapan.
Tyo bergegas turun menghampiri kearah Eva, dan memintanya turun.
" Mas...kamu?," Ujar Eva dengan ekspresi kaget ,saat melihat Tyo muncul dari dalam mobil.
" Kenapa kaget hmm?, turun!." Perintah Tyo sambil membuka pintu mobil Istrinya.
Keduanya berjalan beriringan masuk kedalam mobil Tyo, sejenak keduanya saling diam membisu setelah keduanya berada di dalam mobil.
" Apa apaan sih kamu Mas?, sampai kapan kamu begini?."Celetuk Eva dengan nada sedikit ketus.
" Kamu yang apa apaan, kamu ada urusan apa ke La marison siapa yang kamu temui disana?."Ujar Tyo sambil menatap tajam kearah Istrinya.
" Mas tahu dari mana saya kesana, Mas memata matai saya?,"ujar Eva dengan nada tidak suka.
" Tidak penting dari mana Mas tahu ,dan satu hal yang perlu kamu tahu Mas bukan penguntit yang jadi pertanyaan ada urusan apa dan siapa yang kamu temui disana."
" Urusan kantor, tidak lebih."Tukas Eva sengit.
Mendengar jawaban Eva Tyo menjadi murka, ia yang mengedepankan rasionalitas, menganggap jawaban Eva tidak masuk akal.
" Kamu bukan sedang ngomong anak tk!, jawab jujur kenapa kamu kesana!."Tukas Tyo dengan gusar.
Nada bicara Tyo yang meninggi membuat Eva jengah, ia kembali melepaskan seatbelt dan bersiap siap hendak turun dari mobil, namun gerakannnya kalah cepat dengan Tyo yang secara refleks mencekal tangan Eva.
" Mau kemana kamu, hmm?!," tanya Tyo seraya mengunci pintu.
Tidak lama Tyo menyalan kan mesin mobil dan perlahan meninggalkan parkiran kantor Eva, sepanjang perjalanan keduanya hanya saling diam membisu, Eva sibuk memainkan ponselnya tanpa di duga secepat kilat Tyo mengambil alih ponsel dari tangannya.
Kembalikan Mas, apaa apaan sih kamu?!," ujar Eva sambil berusaha merebut kembali ponselnya dari tangan Tyo, sesaat keduanya terlibat adegan saling tarik menarik.
" Kenapa? sudah janjian ?mau ketemu dimana biar Mas antarkan."Ucap Tyo dengan sinis.
" Berhenti Mas!, turunkan saya didepan." Teriak Eva yang sudah tidak tahan dengan nyinyiran yang keluar dari mulut Tyo.
Namun Tyo tidak menghiraukan permintaan istrinya ia semakin mempercepat laju kendaraannya, kebetulan sore itu jalan menuju kearah mereka tinggal lengang.
" Berhenti atau aku lompat!."Ancam Eva seraya melepas seatbeltnya, lagi dan lagi Tyo tidak menghiraukan ancaman Eva,ia fokus pada melajukan kendaraannya, karena merasa tidak di hiraukan Eva memukuli badan Tyo hal itu membuat Tyo berang.
Dengan gerakan kasar dia menghentikan laju kendaraannya, rem yang diinjak mendadak menimbulkan suara berdecit yang memekakkan telinga serta menimbulkan goncangan yang cukup keras, hingga membuat Eva ter sungkur kedepan dashboard karena tidak mengenakan seatbelt.
" Awww!." Rintih Eva sambil memegangi keningnya yang terbentur dashboard, Tyo acuh tak acuh melihat Istrinya merintih kesakitan seperti itu.
" Sekarang jawab pertanyaan Mas,siapa yang kamu temui di La maison?."Desak Tyo.
" Teman kerja Mas, saya kesana karena urusan kerja berapa kali Mas bertanya dan harus berapa kali saya menjelaskan Mas? saya capek benar benar capek." Sahut Eva mulai terisak.
Tyo tampak menghembuskan nafas dengan kasar,dari raut wajahnya jelas terlihat jika ia tidak mempercayai ucapan istrinya itu, tanpa berkata sepatah katapun ia kembali melajukan kendaraanya menuju kerumah mereka tanpa menoleh ia menyodorkan tissue kearah Eva yang di tepis dengan kasar oleh istrinya .
Setibanya di rumah Putri kecilnya telah menyambut mereka di depan pintu
" Paaa..paaa." Putri kecilnya itu berlari kecil merangsek kearahnya sambil menyunggingkan senyum polos yang sanggup membuat siapapun yang melihatnya akan terobati lelahnya, Tyo merentangkan kedua tangannya menyambut putri kecilnya itu kedalam pelukannya, ia menciumi putri kecilnya dengan gemas.
" Muaaachhh , Putri Papa sudah mandi belum? ."Ucapnya sambil menggendong Putri kecilnya masuk kedalam rumah, sementara Eva acuh tak acuh dan langsung ngeloyor masuk kedalam tanpa memperdulikan keakraban Suami dan anaknya.
" Papa kenapa Mama begitu, Mama tidak sayang Kiran lagi ya?." Ujar Putri kecil seraya memandang ke arah Eva yang masuk kedalam kamar tidur mereka.Tyo menghela nafas dan menatap iba pada Putri kecilnya ia mengelus kepala Putri kecilnya dengan tatapan penuh kasih sayang.
" Mama capek sayang, Kiran sama Papa saja ya?." Bujuk Tyo.
Semakin hari hubungannya dengan Eva semakin merenggang, meski masih tidur dalam satu kamar namun saat di dalam mereka tidak satu ranjang, saat didepan buah hatinya keduanya sepakat untuk terlihat seolah olah tidak terjadi apa apa.
" Mas mau bicara dengan kamu, kita selesaikan semua ini." Ujar Tyo saat keduanya berada di dalam tidur,Eva yang sedang membersihkan sisa make up terlihat acuh tak acuh, hanya sekilas melihat kearah wajah Tyo melalui pantulan cermin di depannya dan kembali melanjutkan kegiatannya.
"Apa yang mau di selesaikan?,percuma kita bicara waste our energy." Kilah Eva seraya bangkit dari posisinya dan beranjak menuju ranjang, menutupi seluruh bagian tubuhnya dengan sellimut.
Tyo menarik selimut dari tubuh Eva dengan kasar dan meminta Istrinya untuk bangun dari posisisnya.
" Bangun kamu!, kita harus bicara!."
Terjadi perdebatan yang cukup sengit diantara keduanya Tyo terus mendesak Eva untuk berterus terang siapa orang yang ia temui di apartement seperti info yang ia peroleh dari sahabatnya, sementara itu di pihak Eava juga bersikeras untuk tidak mau memberi tahu siapa yang ia temui disana.
Karena menemui jalan buntu untuk membuat istrinya berterus terang tentang siapa yang ia temui di apartement mewah itu, akhirnya Tyo memeinta bantuan sahabatnya untuk memberikan info saat melihat Istrinya datang ke apartement dimana sahabatnya itu adalah resepsionis disana.
" Bro gw butuh bantuan loe nih," Ujar Tyo saat terhubung dengan sahabatnya melalui telefon.
" Bantuan apa Bro, dengan senang hati kalau gw bisa."