NovelToon NovelToon
Menikahi Pria Bangkrut Dan Arogan

Menikahi Pria Bangkrut Dan Arogan

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Cinta Terlarang / Pernikahan Kilat / Diam-Diam Cinta / Wanita Karir / Romansa
Popularitas:170k
Nilai: 5
Nama Author: Jesi Jasinah

Patah hati saat mengetahui kenyataan kekasihnya menikahi perempuan lain yang sudah dihamilinya. Membuat Elena terpaksa menerima lamaran seorang lelaki yang jauh dari impiannya selama ini. Hal ini terpaksa dia lakukan demi menutupi rasa malu kedua orang tuanya karena undangan pernikahannya yang sudah tersebar.

Diliputi rasa sedih, akhirnya kini dia sah menjadi istri Anggara seorang lelaki yang usahanya sedang bangkrut, dan terkenal dingin juga arogan.

Menikah tanpa cinta dengan kondisi ekonominya yang sulit ditambah sikap arogan dan dingin suaminya, sungguh merupakan tantangan berat baginya. Namun tekatnya yang ingin mempertanggung jawabkan keputusan yang telah diambil dan hanya ingin menikah sekali seumur hidup membuatnya harus bertahan dan berusaha menyesuaikan diri dengan situasi ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jesi Jasinah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32. Kecewa

Penolakan papa membuatku terkejut,  aku tidak menyangka itulah keputusan papa.   Bukannya berulang kali papa dan mama berharap aku mempunyai pendamping hidup.  Papa dan mama bilang selalu khawatir melihat kami hanya hidup berdua saja.  Orang jahat bisa saja mengganggu kami saat malam telah larut.   Memang ada satpam dan beberapa ART,  namun. Hal itu tak juga membuat papa dan mama  berhenti mengkhawatirkan kami berdua. 

Kulirik sekilas wajah Jhon terlihat memerah,  dia pasti sangat kecewa, harapannya untuk bisa hidup bersamaku dalam waktu dekat pupuslah sudah. 

"Kenapa menolak Jhon pa,  bukankah selama ini papa dan mama yang selalu menginginkan Nina secepatnya mencari pendamping hidup,  karena Rena butuh kasih sayang seorang papa.   Papa dan mama juga selalu merasa khawatir karena kami hanya tinggal berdua dirumah.   Tak ada yang membantuku mengurus Rena kecuali suster"

Dengan penuh rasa kecewa kucoba mengingatkan harapan papa dan mama saat itu.  

"Itulah Nina, hati manusia memang mudah berubah,  dulu kami begitu khawatir melihat kamu dirumah hanya berdua saja.   Kami takut ada orang jahat yang mengganggu kalian.

Namun setelah sekian waktu berlalu.  Kami percaya kalau kamu pandai menjaga dirimu dan anakmu. Papa dan mama lihat kalian juga bahagia walaupun tidak ada laki-laki yang menjaga dan membimbing kalian"

Papa menjelaskan alasan kenapa dia menolak Jhon. 

"Kamu tidak perlu kecewa Jhon,  kalau kamu benar-benar ingin menikah dengan Nina.   Kamu yakinkan dulu ibu dan ayahmu.   Kalau mereka setuju kamu boleh melamar Nina, namun kami belum bisa berjanji kalau kami akan menerimamu.  Jadi ya lihat nantilah,  soalnya kan ada beberapa anak kolega saya yang jatuh hati dan menginginkan Nina jadi istrinya," mama menambahkan. 

"Oh jadi karena Nina sudah dianggap mandiri, jadi menurut mama dan papa Nina tidak memerlukan suami.  sekarang menurut pendapat kalian aku dalam posisi tawar, sehingga bisa memilih suami dengan kualitas diri yang lebih baik dalam berbagai sudut pandang menurut kalian.

Mereka memang menyukaiku,  tapi mereka belum tentu menerima Rena apa adanya.  Ingat pa,  ma, Nina itu janda beranak satu, jadi kalau mau menikah alangkah baiknya menikah dengan orang yang jelas-jelas mencintai Rena," selaku menanggapi ucapan mama dan papa. 

Senyum sinis terlihat dari bibir papa yang terlihat sudah mulai keriput. Sedangkan mama hanya diam saja sambil memperhatikan interaksi antara Jhon dan Rena. 

"Tentu kami akan selektif dalam memilih lelaki untukmu Nin,  kita akan lihat dia dari berbagai sisi.  Lihat latar belakang keturunannya, lihat pendidikannya,  lihat karirnya, lihat juga fisiknya dan lihat bagaimana dia mencintaimu dan juga anakmu.  Papa tidak mau kamu kenal sembarang lelaki.   Ingat-ingatllah dengan masa lalumu,  jangan sampai kamu mengulang kembali kebodohan yang sama, " nasihat papa.   

Jhon yang sedang menggendong Rena, tiba-tiba menyerahkan Rena kepadaku. Lalu dia pamit untuk pulang, tak lupa dia juga menyalami papa dan mama.  Aku segera mengejar Jhon dan kami bicara diteras. 

"Maafkan aku Jhon, aku tidak menyangka papa dan mama belum merestui kita.   Aku fikir kita akan langsung dinikahkan.  Ternyata kedua orangtuaku telah berubah.  Tapi kita masih punya kesempatan. Kamu harus bisa membawa kedua orang tuamu kesini untuk melamarku," ucapku mengingatkan Jhon. Aku ingin dia kembali bersemangat untuk memperjuangkan cinta kami.  

"Iya Nina aku janji akan meyakinkan ke dua orang tuaku agar merestui hubungan kita. Tolong kamu jangan terima lamaran lelaki lain.  Tetap setialah kepadaku Nina.   Percayalah aku sangat mencintaimu dan tak akan pernah menyia-nyiakan kalian berdua.  Tolong janji tetap setia padaku ya Nina"

Jhon berulang kali memintaku untuk setia dan jangan menerima lelaki lain. Seperti dia sangat takut kehilanganku.   Aku sangat bersyukur bertemu dengan lelaki yang begitu mencintaiku.   Walaupun restu orang tua belum kami dapatkan.  Namun dengan usaha yang sungguh-sungguh dan diiringi doa tulus ikhlas, aku yakin tak ada usaha yang sia-sia

"Perlu papa dan mama tahu, aku tidak akan menerima lelaki manapun yang papa dan mama jodohkan.  Karena saat ini hanya Jhon yang aku cintai, hanya namanya yang selalu dihati ini pa,  ma.  Nina yakin Jhon lelaki yang baik, dia juga sangat sayang sama Rena bahkan sayangnya sudah melebihi papa kandungnya," ujarku menegaskan pada mama. 

Aku berbicara seperti itu bukan tanpa alasan.  Mengingat sikap kedua orangtuaku yang suka berubah-ubah.   Dulu sebelum aku menjalin hubungan dengan Andrea,  papa begitu mendambakan sosok Andrea menjadi menantunya.   Berawal dari situlah aku berusaha mengejar dan menaklukan Andrea dengan berbagai macam cara.   Awalnya papa sangat mendukungku.   Namun setelah beliau mengetahui kalau Andrea mempunyai perempuan lain se sebagai kekasihnya selain aku.   Papa dan mama langsung berbalik haluan,   beliau tak lagi menyetujui hubunganku dengan Andrea.   

Sementara cintaku pada lelaki itu begitu besar, rasanya tak sanggup bila aku memutuskan cinta dengan lelaki yang selama ini sudah banyak membuatku harus berkorban. 

Pada akhirnya, menikah tanpa restu dari kedua orang tua menjadi pilihanku.  Walau aku harus terusir dari rumah yang sejak kecil menjadi saksi tumbuh dan kembangku.   Aku nekat menikah dengan lelaki itu.  Memang itu semua berawal dari kesalahanku yang dengan mudahnya menyerahkan tubuhku padanya hingga akhirnya aku berbadan dua. 

Dari pengalaman hidupku yang sangat pahit itulah.  Aku tidak bisa sembarangan memilih calon pendamping hidup.  Bukan hanya diriku dan cinta semata yang menjadi pertimbanganku.   Namun Rena putri semata wayangku juga harus ikut merasakan bahagia atas pernikahanku yang kedua nanti.  Dari itulah aku menginginkan seorang laki-laki yang dekat dan tak asing dengan Rena.   Lelaki yang tulus mencintainya tanpa syarat,  karena dia juga berhak mendapatkan itu. 

"Kita lihat saja nanti nak,  jangan terburu-buru mengambil keputusan, kamu toh baru saja beberapa bulan jadi janda.   Masih banyak waktu untukmu memilih yang lebih baik, mungkin kamu baru saja merasakan bagaimana rasanya dicintai.  Karena selama ini kamu terlalu sibuk mengejar cinta lelaki tidak tahu diri itu.

Satu hal yang harus kamu ingat Nina,  Jhon bukanlah satu-satunya lelaki yang mengharapkan kamu dan Rena menjadi bagian dari hidupnya.   Tapi diluar sana beberapa kolega papa acapkali menanyakanmu.  Bagi mereka yang telah mengetahui keadaanmu,  mereka siap kok jadi papa kandungnya Rena.  Jadi fikiranmu jangan hanya terfokus pada Jhon, " terang papaku. 

"Iya nak,  takutnya Jhon itu buka jodohmu atau bukan yang terbaik untukmu.  Ingat menurutmu dia baik,  tapi bisa jadi bukan dia yang terbaik untukmu dan yang menurutmu tidak baik, tapi bisa jadi itu bukanlah sesuatu yang buruk untukmu," mamaku menambahkan

Mendengar nasihat papa dan mama, yang menurutku tidak tentu arahnya,  akhirnya aku dan Rena memutuskan untuk pulang.  Sekitar habis magrib mobilku yang dikemudikan oleh supir, pergi meninggalkan kediaman rumah orangtuaku.   Sepanjang jalan aku terus terbayang wajah Jhon yang pulang dengan wajah kecewa.   Saat mobil yang kami tumpangi melaju dengan kecepatan sedang.   Sebuah mobil berwarna putih tiba-tiba berhenti tepat dimuka mobil kami. 

*******

1
reni puspitasari
Luar biasa
Nurhayati Nia
mampir thor
Alisia Tapilatu
Kecewa
Alisia Tapilatu
Buruk
💫0m@~ga0eL🔱
mampir slm knl thor🙏
Da Kurnianto
Luar biasa
R. Kamal
haa ha NENEK BENERRR ITUUUU
auliasiamatir
awas kau leha, kalau macam macam si sumpel aja mulut leha yab elen
auliasiamatir
ise elena keren....
auliasiamatir
yam ampun buk, 🤣🤣🤣
auliasiamatir
dah lima bulan aka yah thor, koma nya.
auliasiamatir
makin keren..
auliasiamatir
semiga nina tertolong
dan andrea segera mampus
auliasiamatir
cepat bantu nina jhon
auliasiamatir
wajar sih papa nya nina, ragu
buktiin jhon kamu lelaki yang tepat 💪
auliasiamatir
semoga dapat restu dari orang tua mereka
auliasiamatir
ha....siapa dia
auliasiamatir
aku juga bahagia bacanya Anggara
auliasiamatir
semiga nanti kamu bangkit lagi yah anggara
auliasiamatir
lucu yah anggara, masa bisa ngomong gitu sama mertua 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!