Bagaimana jadinya jika seorang wanita yang menjabat sebagai CEO di perusahaan itu menyukai seorang pemuda yang usia nya jauh berada di bawah nya?
Itulah yang di rasakan oleh Airyn Xylena Prameswari. Dia menyukai seorang pemuda bernama Arjuna Reksa, kedua nya bertemu secara tidak sengaja di sebuah cafe yang dimana, Juna bekerja disana.
"Aku menyukai mu, Jun."
"Apa yang Nona katakan? Anda tidak mungkin menyukai saya yang hanya pegawai cafe."
"Aku tidak peduli dan mulai saat ini, kau harus menjadi kekasihku dan aku tidak menerima penolakan!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 - Ke Khawatiran Airyn
"Sa-yang.."
"Aku tidak suka melihat mu berpakaian seperti itu."
"Tapi, sayang. Ini pakaian ku ke kantor, rapih dan tidak terlalu seksii." Jawab Airyn. Kenapa memang nya, dia memang merasa tidak ada yang salah dengan cara berpakaian nya. Lagi pun, dia merasa rok nya tidak terlalu ketat dan pendek.
"Tapi pandangan ku tentang cara berpakaian mu ini berbeda, sayang. Ganti pakaian mu."
"Tapi, tidak disini juga kan." Ucap Airyn.
"Harus di ganti, karena aku tidak suka." Jawab Arjuna. Dia menatap Airyn dengan tajam, membuat nyali wanita itu menciut. Tiba-tiba saja, Arjuna menarik tangan Airyn dan mendudukan nya di pangkuan nya dengan cara mengangkaang.
"Lihat, kalau kamu duduk seperti ini rok nya tersibak seperti ini. Aku gak suka kalau ini di lihat orang, ini milik ku!" Tegas Arjuna membuat Airyn terkejut. Juna terlihat sangat berbeda saat ini, sungguh Airyn ketakutan melihat Juna seperti ini.
Tangan besar nan kekar Juna membelai lembut pipi lembut sang kekasih yang berada di pangkuan nya, lalu mengecup bibir nya dengan mesra.
"Kau takut, sayang?"
"I-iya, kamu terlihat berbeda, sayang. Kamu terlihat bukan seperti Arjuna yang aku kenal."
"Hmm, aku bisa seperti ini karena aku tak suka orang lain melihat milik ku." Jawab Arjuna, dia menarik pinggang Airyn dan membuat posisi mereka sangat dekat nyaris tak berjarak. Bahkan Juna bisa merasakan dada Airyn yang kenyal.
"Awhss, sayang.."
"Kenapa, sakit?"
"Sedikit, sshhh. Jangan di gigit, sayang." Pinta Airyn karena Juna tengah menyesap leher nya, sesekali dia juga menggigit nya.
"Itu hukuman untuk mu, besok-besok jangan berani memakai pakaian seperti ini lagi kecuali saat bersama ku. Oke?"
"Oke, sayang." Jawab Airyn sambil tersenyum yang di paksakan. Juna tersenyum lalu mencium bibir Airyn dengan mesra. Juna kembali memeluk pinggang Airyn dengan posesif, kini posisi mereka menempel tanpa jarak. Tangan besar Juna, mulai membuka satu persatu kancing kemeja yang di kenakan oleh Airyn.
"Enghh, pelan-pelan, sayang.." Pinta Airyn saat Juna meremaas buah kenyal miliknya dengan kuat, harus nya pelan-pelan saja karena benda itu belum pernah di sentuh siapapun.
"Kenyal sekali, apa sudah ada yang bermain-main dengan ini?" Tanya Juna sambil mendongak menatap wajah Airyn yang tengah memejamkan mata nya, rasa nya benar-benar berbeda. Geli namun nikmat sekali, tubuh nya terlihat merespon setiap perlakuan yang di lakukan oleh Juna.
"Sayang.." panggil Juna membuat Airyn seketika membuka kedua mata nya.
"Hah, kenapa?"
"Aku nanya lho.."
"Nanya apa?" Tanya Airyn sambil menatap Juna dengan tatapan sayu nya.
"Apa sudah ada yang menyentuh atau bermain-main dengan benda ini, sayang?" Tanya Juna lagi. Airyn menggelengkan kepala nya.
"Belum, kamu yang pertama." Jawab Airyn dengan jujur, memang Arjuna adalah orang pertama yang menyentuh benda itu.
"Benarkah, sayang?"
"Iya, tentu saja. Apa kamu pikir aku berbohong? Dengar, aku memang wanita yang sedikit agresif, tapi jangan pikir kalau aku adalah wanita yang tidak punya harga diri, sayang." Jawab Airyn membuat Arjuna tersenyum. Seketika dia merasa percaya diri, dia juga percaya kalau Airyn adalah perempuan yang terhormat. Perempuan yang bisa menjaga dirinya, tapi sekarang dia seolah pasrah saja saat Juna yang melakukan nya.
"Sayang, aku menyukai ini.."
"Benarkah?"
"Ya, aku suka."
"Baiklah, kalau begitu ini milikmu." Jawab Airyn sambil tersenyum.
"Bolehkah aku memainkan nya?"
"Boleh, bocil ku." Jawab Airyn sambil mencubit gemas hidung mancung Juna.
"Aku bukan bocil.."
"Bocil, kamu bocil kesayangan ku." Jawab Airyn sambil terkekeh, dia gemas sendiri apalagi saat melihat wajah Arjuna yang di tekuk seperti itu.
"Bagaimana kalau kamu cium aku? Anggap saja sebagai sogokan agar aku tidak marah."
"Hahaha, baiklah bocilku." Jawab Airyn, dia pun mencium bibir Arjuna, tentu saja pemuda itu membalas nya. Tangan nya juga masih bersandar nyaman di buah kenyal milik Airyn, sesekali dia meremaas nya dengan lembut. Dia mulai nakal, tapi sepertinya Airyn akan menyukai nya. Dia memang sudah menyukai apa pun jika itu tentang Juna, termasuk tingkah dan kelakuan nya yang menggemaskan.
Tapi tidak selalu menggemaskan, bukti nya Juna terlihat menakutkan tadi. Bahkan dia tidak bisa bernafas dengan lega saat melihat tatapan tajam yang Juna layangkan.
"Sayang.."
"Iya, kenapa?" Tanya Airyn dengan nafas tersengal, dia baru saja melepaskan tautan bibir mereka.
"Jam makan siang sebentar lagi habis, tapi kita belum selesai makan."
"Aahh ya, ayo makan sekarang." Ajak Airyn, dia pun turun dari pangkuan Juna dan kembali duduk di kursi nya. Kedua nya pun makan dengan lahap.
Beberapa menit kemudian, kedua nya sudah selesai dengan acara makan siang nya. Mereka pun keluar dari ruangan VVIP itu dan mereka pun pergi ke tempat masing-masing. Ya, Juna kembali bekerja di cafe sedangkan Airyn dia kembali ke kantor bersama Maudy.
Di perjalanan ke kantor, Maudy hanya fokus mengemudikan kendaraan nya, berbeda dengan Airyn yang terlihat senyam senyum sendiri. Beberapa kali, dia juga memegang dada nya, lalu memalingkan wajah nya yang sudah memerah ke samping.
Sebenarnya Maudy keheranan dan penasaran, kira-kira apa Juna lakukan hingga mampu membuat Airyn seperti ini. Tak biasa nya Airyn bersikap seperti remaja yang tengah di mabuk cinta.
Setelah sampai di kantor, kedua wanita itu langsung masuk ke ruangan masing-masing. Namun, ternyata wajah Airyn masih memerah saat membayangkan apa yang di lakukan oleh Juna tadi.
"Aihhh, Airyn. Kau terlihat seperti wanita mesuum yang memanfaatkan kepolosan seorang berondong." Gumam Airyn sambil menepuk-nepuk wajah nya.
Tapi jangan salah, berondong jaman sekarang memang meresahkan, salah satu nya ya Juna. Dia adalah pria muda yang mampu membuat seorang Airyn luluh lantak bahkan di pertemuan pertama mereka. Pertemuan yang tak sengaja, tapi membuat Airyn akhirnya tergila-gila begitu melihat wajah tampan pemuda itu.
Bukan hanya ketampanan saja yang membuat Airyn kagum dan tergila-gila pada sosok Arjuna, dia juga menyukai sifat pemuda itu yang jujur dan juga bisa bertindak dewasa meskipun usia nya masih sangat muda. Selain itu, Arjuna juga pemuda yang mandiri dan pekerja keras.
"Hey, Nona.." Ucap Maudy sambil melambai-lambaikan tangan nya di depan wajah Airyn. Dia sudah ada lima menit berada di ruangan atasan nya, dia juga sudah beberapa kali memanggil Airyn, tapi wanita itu malah asik melamun sambil mesam mesem gak jelas.
"Nona, anda baik-baik saja kan?" Tanya Maudy lagi membuat Airyn terlihat seperti terkejut.
"Sejak kapan kau disini?"
"Sekitar sepuluh menit yang lalu, Nona. Anda baik-baik saja kan?" Tanya Maudy lagi.
"Ya, aku baik-baik saja. Hanya hatiku saja yang sedikit berdebar tak karuan saat bersama Juna." Jawab Airyn dengan wajah datar nya.
"Itu artinya Nona memang mencintai Juna."
"Benarkah?"
"Entahlah, tapi jika Nona memang mencintai Juna, kata orang kalau kita jatuh cinta pas ketemu atau deket-deket sama orang itu, pasti berdebar gak karuan." Jawab Maudy.
"Kau dulu begitu juga ya dengan Marco?"
"Hehe, benar Nona." Jawab Maudy sambil terkekeh.
"Hmm, ya aku tahu kalau aku memang tengah jatuh cinta saat ini."
"Nona, tadi Jack menanyakan apa hubungan anda dan Juna lho." Ucap Maudy membuat Airyn yang sedang fokus memeriksa berkas yang baru saja di berikan oleh Maudy pun mendongak dan menatap asisten nya dengan wajah datar.
"Lalu, kau mengatakan apa?"
"Saya bilang tidak tahu, Nona." Jawab Maudy sambil tersenyum.
"Baguslah, aku hanya khawatir kalau pria itu akan melukai Juna ku, hanya untuk bisa kembali padaku!"
"Baik, Nona." Jawab Maudy.
"Sudah, kau bisa pergi."
"Terimakasih, Nona." Jawab Maudy, dia pun pergi dari ruangan Airyn untuk kembali ke ruangan nya sendiri. Pekerjaan nya masih sangat banyak, mungkin beberapa hari ke belakang, dia akan sangat sibuk mendampingi Airyn menghadiri banyak meeting.
.....
🌻🌻🌻🌻