Dear My Ex Husband..
Terimakasih untuk cinta dan luka yang kau beri..
Mario menemukan sepucuk surat dari mantan istrinya sebelum pergi, dua baris kata yang entah mengapa seperti mengandung misteri untuknya..
Mereka berpisah baik- baik bahkan sampai mantan istrinya akan pergi mantan istrinya masih mengungkapkan bahwa dia mencintai Mario..
...
Kebodohan yang Namira lakukan adalah menikmati malam bersama mantan suaminya, hingga Namira menyadari apa yang dia lakukan menyakiti dirinya sendiri.
Apalagi saat mendengar kata- kata dari mantan suaminya..
"Aku harap dia tumbuh, untuk menjadi bukti cinta.." katanya sambil mengelus perut Namira.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masa Lalu (3)
Sejak saat itu Namira kerap kali di tekan agar segera memiliki momongan, hingga Namira selalu merasa dirinya memang tidak bisa memiliki anak karena dirinya mandul, namun saat memeriksakan diri ke dokter kandungan Namira tak punya masalah apapun, bahkan Mario juga, mereka melakukan pemeriksaan untuk memastikan bahwa mereka benar- benar sehat dan memang tidak ada masalah dalam pembuahan.
Namun Olivia tidak berhenti hingga di sana dia kerap kali datang dan membawakan berbagai macam obat atau jamu yang katanya untuk menyuburkan kandungan.
"Mama bawakan ini, pastikan kamu meminumnya setiap hari untuk menyuburkan kandunganmu" Namira tertegun melihat botol obat yang di berikan Mama Mario padanya, "Jangan tersinggung, Mama cuma mau kamu segera punya momongan, dan Mama bisa segera memiliki cucu dari kamu.."
"Bu..bukan Ma, Nami cuma gak nyangka Mama perhatian sama Nami.."
Olivia mendesah "Mungkin Mama terkesan terburu- buru, tapi Nami anak adalah pengikat paling kuat untuk hubungan suami istri, meski bagaimana pun kamu tetap menantu Mama, dan sekaligus istri Mario, tentu Mama ingin yang terbaik untuk anak Mama."
"Karena kamu sudah memastikan kamu dan Mario sehat Mama harap dengan obat ini kamu segera punya anak, Mama pesan khusus obat ini dari teman Mama diluar negeri, jangan lupa di minum ya!" Olivia mengelus bahu Namira.
Namira tersenyum dan mengangguk "Baik Ma." untuk pertama kalinya Namira melihat mertuanya begitu perhatian padanya dan dia merasa terharu, setiap setelah satu bulan Olivia selalu mengganti dan mengirim botol obat yang baru untuk Namira.
..
Hari ini adalah ulang tahun ke empat pernikahan Namira, dan Mario akan memberikan kejutan untuk Namira, mereka memang pergi berlibur ke Lombok untuk ulang tahun pernikahan mereka kali ini, dan sudah dua hari mereka berada disana.
"Kita mau kemana sih Mas?" Mario menutup mata Namira dengan kain.
"Ke suatu tempat yang indah.. kamu bisa tebak?"
"Hmmm.." Namira nampak berpikir "Tempat yang kamu atau aku yang suka.."
"Emmm kita berdua suka" jawab Mario, dia masih mengemudikan mobilnya.
Namira berdecak "Banyak banget tempat yang kita suka Mas.. "
Mario menghentikan mobilnya "Sudah sampai Mas?" tanya Namira saat merasakan mobil yang mereka naiki terhenti.
Setelah satu jam perjalanan dari hotel tempat mereka menginap, Mario menghentikan mobilnya "Syukurlah mataku udah pedih nutup terus" Mario terkekeh "Iya loh meski di tutup baru setengah jam juga merem terus gak enak Mas.."
"Anggap aja kamu lagi tidur Yang.."
Begitu turun Namira langsung di tuntun Mario berjalan, dan saat menginjakan kaki di pasir yang kasar Namira tahu Mario mengajaknya kemana, merasakan semilir angin yang berhembus begitu kencang menambah keyakinan Namira "Pantai?"
Mario berdiri di belakang Namira dan membuka mata Namira, hingga Namira harus mengerjap beberapa kali untuk menormalkan netranya yang sejak tadi di tutup.
Saat merasakan matanya mulai terbiasa, Namira menutup mulutnya melihat pantai indah di depannya ada dua kursi serta meja yang sudah di tata dengan makanan di atasnya.
"Ini serius Mas?" Namira melihat sekelilingnya tak ada orang lain "Cuma kita yang ada di sini?"
"Yups, aku sewa pantai ini seharian.."
Mario menarik kursi agar Namira duduk disana.
“Terimakasih” Namira mengecup pipi Mario.
“Sama- sama, sayang” Mario duduk di depan Namira, dengan segera menyiapkan makanan.
“Kamu mau apa?”
“Aku steak aja Mas” Mario mengiris daging dan menyimpannya di depan Namira.
Namira mulai makan sedangkan Mario menatap Namira dengan dagu yang di sangga dengan tangannya, menatap penuh cinta seperti biasanya, dan Namira selalu di buat meleleh olehnya "Mas kok gak makan sih?"
"Aku kenyang liatin kamu doang.." Namira berdecak lalu menyodorkan potongan daging ke mulut Mario.
"Makan!"
Mario tersenyum dan segera membuka mulutnya, makan dengan di suapi Namira.
...
Rumah tangga mereka sudah empat tahun namun Namira belum juga di karuniai keturunan, entah mengapa Namira semakin tak mengerti, dia dan Mario dalam kondisi baik dan mertuanya selalu memberi obat subur untuknya namun kenapa dia tidak kunjung memiliki bayi.
Namira membuka laci dan melihat botol kecil pemberian mertuanya yang harus dia minum setiap hari, sudah dua tahun dia meminum obat yang katanya dari luar negeri tersebut namun belum juga terlihat hasilnya, apakah kesehatannya memang bermasalah.
Namira menghela nafasnya lalu mengambil tasnya dia akan memastikan sendiri obat apa yang di berikan ibu mertuanya.
Tiba di sebuah apotik yang cukup besar dan menjual berbagai macam obat bahkan dari luar negeri sekalipun, Namira segera masuk dan menemui pelayan yang sedang berjaga "Maaf bisakah kau pastikan ini obat apa?"
"Oh, bukankah ini dari luar negeri?"
"Ya, ibuku yang membelikannya, aku tak mengerti dengan komposisinya"
Pelayan itu membaca sekilas "Oh, ini penyubur kandungan.." Pelayan tersebut membuka tutup botol dan mengeluarkan tabletnya kemudian mengeryit "Tapi biasanya bentuk tabletnya tidak seperti ini."
Namira mengeryit heran "Lalu obat apa ini?"
"Biar ku pastikan dulu" pelayan apotik itu membawa botol obat Namira ke dalam.
Namira menunggu dengan gelisah pelayan itu berkata jika isi di dalam botol tidak sesuai, apakah Ibu Mario mengganti obat penyubur kandungannya dengan yang lain misalnya..
"Permisi..atas nama Ibu Namira?" Namira bangun dari kursi tunggu dan menghampiri pelayan yang tadi membawa obatnya.
"Iya.."
"Benar Mbak, sepertinya isinya di ganti, ini bukan penyubur kandungan ini pil pencegah kehamilan." Namira tertegun, hampir saja dirinya terjatuh jika tak berpegangan pada nakas obat, jadi selama ini dia meminum pil pencegah kehamilan, bagaimana bisa Mertuanya melakukan hal ini, bukankah dia yang menginginkannya segera memiliki anak, lalu dengan bodohnya Namira menerima dan meminumnya setiap hari.
Dengan segera Namira memasuki mobilnya dia akan bertanya langsung pada mertuanya mengapa dia melakukan itu, lalu jika dia tak menginginkan bayi darinya, mengapa selalu menekannya untuk segera memiliki bayi, Mertuanya bahkan sempat mengatakan bahwa dia tak baik- baik saja, sehingga tak kunjung memiliki anak.
...
.
.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹
sungguh km mmbagongkn...
g masuk akal bgt km mario....
bakal nyesel km mario... klo tau setelah namira km ceraikan.... trnyata dia mngandung ankmu....