Loco

Asher dan Samuel menyaksikan semuanya dengan mulut menganga. Masalah yang di hadapi gadis gila itu sangat kompleks, entah bagaimana dia bisa menjalin hubungan pada buaya darat yang hanya bicara manis di bibir saja.

"Asher, apa kau masih mau memanfaatkan gadis itu demi tujuanmu?" tanya Samuel tiba-tiba.

Asher menatap Samuel sejenak lalu menatap ke arah gedung apartemen itu lagi sambil menghela nafas berat,"Tentu saja, kenapa tidak!?" ucap Asher.

Samuel hanya diam dan memperhatikan sahabatnya, tak mengatakan apa pun lagi. Tatapannya menunjukkan keraguan akan kata-kata Asher.

Sementara itu, Dita kembali ke apartemennya. Sambil menangis sesenggukan gadis itu mengusap semua lumpur yang menempel di tubuhnya.

Dia masuk ke kamar mandi dan membersihkan dirinya. Menatap dirinya yang menyedihkan di depan cermin, menangis sesenggukan karena sakit hati yang berkali kali diberikan Caca dan Benny padanya.

" arhkkk!!! sialan!!! sialan kalian semua!!!" pekik Dita.

prang!!!

Gadis itu memukul cermin di depannya, melampiaskan amarahnya yang sudah menggebu-gebu. Dia mengeraskan rahangnya, tangannya yang terluka dan berdarah seolah tak ada apa apanya bagi Dita.

Dia menarik nafas dalam-dalam, menenangkan pikirannya. Setelah beberapa menit dia keluar dari kamar mandi.

Gadis itu mengambil ponselnya dan menghubungi sang ayah. Tempat mengadunya yang paling dia rindukan saat ini.

Dita menghubungi sang ayah, belum mulai berbicara dia sudah menangis sesenggukan. Pipinya merah, hidung dan matanya juga demikian.

"Halo nak, kenapa menghubungi Bapak malam malam begini?" tuan Luther menatap putrinya melalui video call.

Tak peduli semalam apa pun Dita ataupun kakaknya menghubungi sang ayah, selalu akan di jawab dengan cepat.

" Loh, nak? Dita sayang, ada apa nak!? digigit tawon kamu sampai mukanya merah merah!?" celetuk tuan Luther sambil menatap tak percaya kalau putri kesayangannya yang bar bar bisa menangis juga.

" Ihh... Bapak!! huwaaa..... Bapak... hiks hiks hiks... Bapak kok gitu sih? Dita lagi sedih huhuhuhu....." Dita menangis sesenggukan sambil menatap ayahnya dengan wajah kesal.

"Pfthh bwahahhahaha.... anak Bapak akhirnya nangis juga ahahahahaha.... Jarang jarang lihat kamu nangis nak, ahahhaha ada apa sayang? katakan pada Bapak!!" ucap tuan Luther sambil tertawa terbahak-bahak.

Bukannya menghibur, dia malah menertawakan sang putri yang sedang galau Gegana karena masalah percintaannya yang kandas.

"Bapak!!!!" pekik Dita mengamuk.

Sontak tuan Luther di seberang sana menutup mulutnya dan berubah ke mode serius.

" Iya maaf maaf, ada apa nak? anak Bapak kok menangis begitu? siapa yang menyakiti kamu sayang hmm?" tanya tuan Luther dengan nada membujuk.

Suaranya yang berat dan tenang berhasil membuat Dita lebih terkendali. Gadis itu mengusap air matanya, dengan wajah cemberut dia menatap sang ayah.

" Bapak, hiks hiks hiks... Dita.. Dita lagi kangen Bapak, Dita... hiks hiks hiks.... " Gadis itu tak sanggup bercerita, dia menangis sesenggukan, jujur saja dia sangat butuh pelukan hangat penuh kasih sang ayah.

Memiliki seorang ayah yang kocak tetapi perhatian membuat Dita merasa sedih dengan nasib percintaannya yang miris.

Dia bertemu dengan pria yang tidak tepat, dan menyakiti dirinya, padahal ayahnya saja tak pernah membentak dirinya.

Semalaman Tuan Luther hanya menyaksikan putrinya menangis. Memang tidak terlihat jika beliau bersedih, tetapi jelas di dalam hatinya dia terluka karena putrinya disakiti oleh orang lain.

Gadis itu menangis, sampai tertidur dan lupa memutus sambungan video callnya dengan sang ayah.

Di kediamannya, Tuan Luther menatap wajah lesu putrinya," Maafkan Bapak nak, tak bisa menjanjikan kehidupan yang baik untukmu, orang orang mengejeknya Karena tak punya Ibu, padahal Ibumu yang tak berotak dan membuang kita demi sepotong terong busuk milik tetangga!" ketus tuan Luther .

"Jadi bagaimana? apa kau akan setuju dengan rencana ini? aku yakin mereka akan cocok!" Suara seorang wanita yang terdengar dari sambungan telepon yang lain begitu berkharisma membuat tuan Luther menatapnya.

"Aku setuju! Kau sudah melihat putriku bukan? dia seseorang yang sangat konsisten tetapi penuh perhatian," ucap tuan Luther menatap nyonya Kiara di layar laptopnya.

Tuan Luther ayah Dita dan Nyonya Kiara ibu Asher adalah sahabat baik. Nyonya Kiara berasal dari tanah yang sama dengan tuan Luther . Memiliki darah Batak, dan bersahabat sejak mereka kecil. Tetapi anak anak mereka tampaknya sudah lupa satu sama lain, tentu saja saat masih kecil, mereka pernah bertemu.

Nyonya Kiara memiliki Marga yang sama dengan tuan Luther, membuat hubungan anak anak mereka semakin mudah untuk disetujui. Dalam istilah suku Batak, ada sebutan menikah dengan Pariban. Kondisi di mana sang calon perempuan memiliki marga yang sama dengan ibu kandung si laki-laki.

Jangan tanya soal jadwal dua orang tua yang sudah melajang ini, mereka bagaikan mahluk nokturnal yang bekerja di malam hari dan tak bergerak di siang hari.

Nyonya Kiara dan Tuan Luther sudah bersahabat sejak mereka kecil sampai mereka menemukan tambatan hati masing-masing dan berpisah menjalani kehidupan mereka.

Tetapi keduanya tak bertahan lama dengan pasangan mereka.

Di saat tuan Luther bercerai dengan istrinya yang jahat, nyonya Kiara harus menghadapi kematian suaminya yang tragis.

Keduanya saling mendukung dan menjaga satu sama lain bak saudara, apalagi hubungan marga yang erat membuat relasi mereka semakin kuat satu sama lain meski tak sedarah .

"Luther, apa kau pernah bertemu dengan wanita itu lagi?" tanya Nyonya Kiara menyinggung mantan istri tuan Luther.

"Ahh wanita yang mana Kiara? apa pernah ada wanita di hidupku?

bisa ingatkan aku dengan wajahnya!?" celetuk tuan Luther seolah dia lupa.

Nyonya Kiara terkekeh," Dasar kakek buyut, Kau pasti merindukan sentuhannya ya kan!??"" Celetuk nyonya Kiara dengan candaannya yang receh.

"Kiara!! dasar bocah tengik!!!' kesal tuan Luther.

"Setiap malam kau pasti gelisah, memikirkan malam malam indah bersama dengan sang mantan yang pernah bersinggah di hati, hahahah... Luther bagaimana kau akan menuntaskannya!!!" celetuk nyonya Kiara sambil tertawa terbahak bahak.

"Dasar tengik, kau sama sekali tidak berubah ya, Kiara otak mesum, astaga... kau ini benar benar!!" Tuan Luther Tak habis pikir. Bagaimana seseorang masih tetap sama sejak dia kecil sampai besar.

"Jujur saja, pasti sabun di rumah mu habis semua kan!?! bhahahahhahaha...."

" Dasar Otak mesum, bagaimana kalau putramu sampai tahu ini, hahahha... aku merekam semuanya Kiara, lihat saja akan ku tunjukkan!!!" goda tuan Luther.

" Dasar keparat, jika kau berani melakukannya Maka aku akan bilang pada putrimu kalau kau punya kekasih!!!" ancam nyonya Kiara sambil menunjuk foto tuan Luther bersama seorang perempuan.

" Kiara!! jangan berani kau, dia bukan kekasihku, dasar otak udang!!!"

"Kau yang Otak udang!!!' balas nyonya Kiara.

" Ckckck... dasar Mak lampir cerewet, awas kau nanti kalau ketemu, ku toyor kepalamu!!' balas tuan Luther.

Kebiasaan mereka yang sejak kecil sudah sering berdebat malah kebablasan sampai anak anaknya.

.

.

.

Like, vote dan komen 🤗