ibu dan anak
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adela Flos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lontong Sayur
"Kok bisa seperti ini sih Vin, emang kamu ngapain, kamu berantem lagi? kan udah mama bilang jangan suka berkelahi, untung lukanya tidak parah, coba kalau parah...(bla bla bla)" omel Anggi panjang kali lebar sambil mengganti perban.
Vindra hanya memandang mamanya yang ngomel seperti kereta api, duduk disofa sambil senderen.
"Assalamualaikum..." salam seseorang.
"Waalaikumsalam...Alea" jawab Anggi melihat Alea sudah didekat mereka.
Vindra langsung nengok mendengar mamanya menyebut nama yang selama inu bersliweran dipikiranya, kok ada dia disini sih batin Alea.
"Alea" pangil Anggi, karena Alea malah diam.
"Eh iya tante" lalu Alea bersalaman dengan Anggi "Maaf tante saya langsung masuk aja, habis pintunya kebuka, nggak sopon ya tante"
"Tidak papa, sini duduk"
"Iya makasih tante" ucap Alea sambil meletakan keranjang makanan diatas meja lalu Alea duduk disebelah Anggi.
"Ada apa kamu kemari Alea?"
"Ini tante aku disuruh ibu mengantarkan lontong sayur buat tante"
"Lontong wah enak nih, makasih Alea udah repot - repot"
"Nggak tante aku yang berterimakasih, berkat tante, sekarang makin banyak yang pesan gorengan buatan ibu dan karena tante juga aku bisa sekolah" ucap Alea Anggi senyum.
"Itu karena emang gorengan buatan ibumu yang enak, eh banyak sekali, kita hanya berdua lo" melihat lontong pemberian dari Alea yang banyak.
"Iya tante ibu tadi buat banyak sekali"
"Eh ini anak tante" nunjuk Vindra "Pasti kamu udah kenal" Alea hanya senyum canggung.
"Vin ini Alea, partner mama"
"Oh nama lu Alea" Vindra pura - pura tidak tau.
"Kamu belum tau namanya?" tanya Anggi.
"Belum" apa? Ni orang dimana - mana ngeselin banget batin Alea.
"Bentar ya Lea tante ambilkan minum"
"Nggak usah tante, nggak usah repot - repot tante"
"Nggak kok, tunggu sebentar ya" lalu Anggi masuk kedalam.
"Lu suka sama gue sampe segitunya, ngasih makanan ke nyokap gue" alis Alea mengkeret, what suka batin Alea.
"Aku tidak tau kalau tante Anggi itu mama kamu ya, siapa yang suka sama kamu"
Lalu Vindra mendekatkan dirinya ke Alea muka mereka berhadapan, Alea pun sedikit menghindar.
"Yakin nggak suka"
"Ng ngapain sih" Alea jadi gerogi karena wajah Vindra tepat didepanya.
"Minumanya sudah jadi"
Vindra menjauhkan dirinya dari Alea setelah mendengar suara mamanya, lalu Anggi meletakan jus orange kemeja.
"Ayo diminum Alea" setelah Anggi duduk.
"Iya tante"
Setelah mengobrol sebentar Alea pamit pulang.
"Tadi kamu naik apa kemari?"
"Naik bis tante"
"Kamu naik bis, Vindra"
"Ya ma ada apa" tau - tau sudah dibelakang Anggi.
"Sana gi anter Alea pulang"
"Nggak usah tante" tolak Alea.
"Sudah malam nggak baik anak gadis sendirian dijalan bahaya"
"Tapi..."
"Vin kamu masih bisa kan bawa montor"
Dan akhirnya Alea diantar Vindra pulang naik montor sport nya.
"Pegangan" suruh Vindra saat montor sudah melaju.
"Ngapain pake pegangan segala"
"Kalau lu jatuh ntar nyokap gue marah, gue nganter lu pulang dalam keadaan nggak utuh"
"Nggak mau" tolak Alea, tiba - tiba Vindra mengencangkan laju montornya.
Aw.
Triak Alea seketika dia merangkul punggung Vindra.
"Kamu gila ya" triak Alea, montor melaju sangat kencang, ada yang berbeda yang dirasakan Alea saat tanganya merangkul tubuh Vindra.
Keesokan harinya, Anggi membawa lontong sayurnya ketoko untuk dimakan bersama dengan karyawanya.
"Mmm enak banget" kata Fira dia juga datang ketoko, tadinya dia mau ngajak makan diluar sambil ngobrol tapi karena Anggi bawa lontong jadi ngobrolnya ditoko aja.
"Allamdulillah" ucap Anggi makananya habis tak tersisa.
"Siapa Gi" tanya Fira melihat seorang laki - laki tersenyum pada Anggi.
"Andre"
Lalu Anggi menceritakan semua ke Fira tentang Andre yang suka sama dia.
"Gi, sampai kapan kamu seperti ini, kamu tidak bisa terus terusan seperti ini, tidak semua laki laki sama seperti Davin, bukalah hatimu mencoba membuka lembaran baru" nasehat Fira.
Benar yang dikatakan Fira, ya dia akan memikirkan tentang itu.
ganti panggilan a thoor.
kata cerai jadi ceria. aduh,, mohon di perbaiki lagi penulisannya meski sudah tamat ini cerita.