Pesona Si Wanita Malam

Saat ini Ana dan Helena sudah berada di sebuah mall. Tidak lupa juga ada Melvin yang rela mengikuti kedua wanita itu hanya karena ingin mengerjai Sky. Melvin memilih duduk di sebuah cafe sambil menunggu kedua wanita itu berbelanja. Melvin tersenyum menyeringai setelah berhasil mengirimkan sebuah foto kepada adik sepupunya itu. Fotonya berdua bersama dengan Ana yang sempat Melvin ambil saat mereka baru saja turun dari mobil tadi.

"Kau pasti tidak akan bisa konsentrasi bekerja setelah melihatnya." gumam Melvin sambil terkekeh. Dalam foto itu terlihat Melvin dan Ana berdiri cukup dekat sambil keduanya tertawa. Terlihat seperti sepasang kekasih yang sangat bahagia.

Sementara itu di ruangan direktur rumah sakit Medika Sejahtera, Sky sedang memeriksa laporan keuangan perusahaan miliknya. Ia mengalihkan pandangannya dari layar laptop ketika mendengar bunyi notifikasi pesan masuk di ponselnya.

"Aku datang ke rumah mu, tapi kata papa mu kau pergi ke rumah sakit. Apa terjadi sesuatu di sana ?"

Sky hanya membaca pesan yang dikirim oleh Melvin tanpa sedikitpun berniat untuk membalasnya. Sebelum Sky sempat meletakkan ponselnya kembali ke atas meja, Melvin kembali mengirimkan sebuah foto dan Sky langsung membukanya.

Sky menggenggam kuat ponsel di tangannya ketika melihat foto Melvin dan Ana yang terlihat mesra. Untung saja ponsel itu berbahan keras. Jika tidak, mungkin benda itu sudah hancur karena menjadi pelampiasan kekesalan Sky.

Sky merasa sangat kesal melihat foto itu. Ya, Sky meyakini jika ia merasa kesal hanya karena Melvin sengaja meledeknya dengan memamerkan kemesraannya bersama dengan wanita malam itu. Bukan karena rasa cemburunya kepada Ana. Sampai sekarang pria itu masih tidak menyadari perasaannya kepada adik angkatnya itu.

"Cih, menjijikkan."

Sky lalu meletakkan ponsel itu dan kembali dengan pekerjaannya melihat deretan angka-angka di layar laptop.

"Sial."

Sky menutup layar laptopnya dengan kasar setelah hampir setengah jam hanya menatapnya tapi dengan pikiran yang kacau. Seperti yang Melvin katakan tadi, Sky memang tidak bisa berkonsentrasi setelah melihat foto itu.

Ditengah perasaan Sky yang sedang merasa kesal, terdengar pintu ruangannya diketuk dari luar.

"Masuk." perintahnya dengan nada marah.

"Sky ada apa dengan mu ?" tanya Alula yang baru masuk dan langsung melihat pria yang ia cintai itu seperti sedang kesal.

Sky tidak menjawab, membuat Alula terus berjalan masuk dan mendekat. Alula tahu jika suasana hati Sky sedang buruk. Jadi dia memutuskan untuk tidak banyak bertanya.

"Sebaiknya kau istirahat dulu sambil makan siang." kata Alula lembut. Alula pikir Sky mungkin sedang ada masalah dengan pekerjaannya.

"Ayo, kita pergi makan siang di luar ?" lanjut wanita itu.

Alula kemudian tersenyum ketika melihat Sky mengangguk, menyetujui ajakannya.

Saat ini mobil Sky sudah berada di jalanan namun belum tahu mereka akan ke mana.

"Kita mau makan di mana ?" tanya Alula memecah keheningan karena sejak tadi Sky hanya diam, fokus mengendarai mobil.

"Terserah." jawab Sky singkat. Pria itu hanya fokus pada jalanan tanpa tahu kemana arah tujuannya.

"Kalau begitu kita berhenti di sana saja." Alula menunjuk gedung sebuah mall yang terletak beberapa meter di depan.

Sky membelokkan mobil ke arah yang di tunjuk Alula. Ia menurut saja apa kata wanita itu. Saat ini Sky benar-benar tidak bisa berpikir dengan baik. Setelah memarkirkan mobilnya, Sky dan Alula masuk kedalam mall tersebut dan langsung berjalan menuju sebuah restoran yang ada di sana.

Sementara itu Helena dan Ana sudah selesai berbelanja. Helena kemudian menghubungi Melvin yang masih berada di cafe untuk mengajak keponakannya itu makan siang.

"Mama."

Gumam Sky perlahan ketika melihat Helena, Ana dan Melvin yang berjalan dari arah yang berlawanan. Sky memutar tubuhnya dan segera mengajak Alula untuk pergi sebelum sang mama melihat dirinya. Tapi sudah terlambat. Melvin sudah melihatnya dan memberi tahukan kepada Tante Helena.

"Al." suara panggilan sang mama membuat Sky terpaksa menghentikan langkahnya. Sky kembali berbalik menghadap ke depan diikuti oleh Alula.

"Ada apa Sky ?" Alula yang berada di samping pria itu menjadi bingung. Alula melihat Sky menatap wanita yang berjalan ke arah mereka. Siapa wanita ini ? tanya Alula dalam hatinya.

"Mama." Sky membalas sapaan sang mama. Kini dia tidak bisa mengelak lagi.

Alula yang mulanya bingung kemudian tersenyum senang setelah mendengar Sky menyebut wanita itu dengan panggilan mama. Alula merasa hari ini adalah hari keberuntungan untuknya. Hari yang sudah lama ia tunggu-tunggu akhirnya terjadi. Hari dimana Sky membawanya bertemu dengan orang tuanya.

Helena tersenyum penuh makna melihat putranya sedang bersama dengan seorang wanita.

"Halo, Tante." sapa Alula ramah.

"Saya Alula. Teman Sky." wanita itu mengulurkan tangannya, berinisiatif untuk mengenalkan dirinya sendiri karena melihat Sky hanya diam dengan wajah datar. Alula harus memanfaatkan momen ini dengan sebaik mungkin untuk mengambil hati calon ibu mertuanya.