Suatu malam ketika Lintang berjalan pulang melewati tempat pembuangan sampah, ia di kagetkan dengan suara balita yang sedang menangis keras dengan keadaan yang penuh dengan lebam.
Dengan rasa iba nya, akhirnya Lintang Membawanya pulang dan merawatnya dengan sepenuh hati.
Suatu ketika, sang ayah dari balita bernama Elivan itu bertemu dengan nya, dan begitu mengagetkan nya ternyata Ayah dari balita itu adalah sang mantan kekasih yang terpisah karena perjodohan kedua orang tuanya.
Pria bernama Fareed itu masih menyimpan perasaan penuh untuk Lintang, Kebahagiaan Fareed bertambah ketika dia menerima kabar bahwa ia dan istrinya sudah resmi berpisah, dan status nya kini menjadi seorang Duda dengan anak satu.
Suatu hari terkuak sebuah fakta tentang Fareed yang menyembunyikan sesuatu yang membuat lintang harus memilih antara pergi atau menetap.
Sementara keputusan itu hanya bisa di tentukan oleh anak yang di temukannya.
Ini masih novel perdana author, maaf jika amburadul
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rerin., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mommy kenapa?
“AAAAA.......” Elivan terbangun di tengah tengah mimpi indah yang ia alami, Elivan langsung terduduk ketika dia mendengar jeritan Lintang.
“Mommy??” ucap Elivan lirih melihat mommy nya duduk meringkuk di pojok kasurnya.
“Kamu kamu siapa?!, PERGIII....” ujar Lintang histeris, jarinya menunjuk nunjuk pintu keluar, menandakan bahwa Elivan harus pergi dari kamarnya.
“Mommy ini ak—” Elivan terkejut sekali, jantungnya berpacu sangat cepat mendengar Lintang histeris mendengar suaranya.
“PERGIIIII, PERGIIII, DARI HADAPAN KU BAJING AN!!!.” ucap Lintang semakin histeris membuat Elivan seperti ingin menangis rasanya. Mommy nya tidak mengenalnya, bahkan ia di katai bajin gan oleh mommy nya.
“Ini aku ana—”
“KU BILANG PERGI SIAL AN!”
“Mom—”
“PERGIIIIII!!!” Lintang berteriak keras. kedua tangannya terangkat dan memegang kepala nya.
Tes...
Tes...
Air mata Elivan terjatuh, Mommy nya kenapa?, Apa mommy akan seperti Hiza yang kehilangan ingatannya? sungguh Elivan tak mengerti. Elivan menangis sesenggukan, bagaimana pun juga ia adalah seorang anak kecil yang memiliki hati yang lembut. Elivan mengatur nafas nya, kemudian ia bangkit dari duduknya, berdiri dan menghapus air mata nya. Elivan tersenyum masam.
“Baiklah, bye mom, semoga cepat ingat Elivan” Elivan melangkah pergi, ketika sampai di pintu keluar, ia berpapasan dengan Fareed— Daddy nya.
Kedua pria berbeda generasi itu saling pandang.
Fareed yang melihat Elivan meneteskan air matanya pun terkejut, selama satu tahun terakhir ia sama sekali tak pernah melihat Elivan menangis.
“El, Elivan kenapa?” tanya Fareed mengelus kening Elivan— kebiasaannya ketika bertemu dengan orang yang di sayanginya.
“Elivan gapapa, Daddy temui saja Mommy, di membutuhkan Daddy sekarang” Jawab Elivan kemudian ia berlari menuju kamar nya.
Fareed menghembuskan nafas kasar. Fareed berjalan ke arah Lintang yang duduk meringkuk di pojok kasurnya. Fareed duduk perlahan, ia memegang kepala Lintang dan mengelusnya lembut.
Sementara Lintang yang merasa ada pergerakan di sekitarnya membuat Lintang lebih waspada, ia berangsur mundur, semakin ke pojok kasur.
“JANGAN GANGGU AKU!!!” pekik Lintang dan menepis tangan Fareed saat menyentuh kepalanya.
“Ini aku Fareed” ucap Fareed.
Lintang mendongak, ia mengamati wajah orang yang mengaku sebagai Fareed di depannya ini. Lintang mengerjapkan matanya, ia menatap serius ke arah Fareed selama lima belas detik.
“Fareed!!” Pekik Lintang girang, tubuh Lintang langsung terayun ketika ia melompat memeluk tubuh Fareed di samping ranjang.
“Iya.. kenapa sayang?” tanya Fareed memangku Lintang yang hanya terbalut oleh kaosnya, tadi malam.
“Hmm.. Lintang mau sama Fareed” keluh Lintang memejamkan matanya di celuk leher Fareed.
“Iya, kenapa ga tidur?, kan masih jam lima?” tanya Fareed.
‘Hiks...
“Kenapa?” tanya Fareed ketika ia mendengar suara tangis Lintang.
“Tad- Tadi aku mim- mimpi No- No—”
“Udah ga usah di lanjutin” ucap Fareed menenangkan Lintang yang tengah menangis. Ia mendekap tubuh Lintang sangat erat.
“Hmm, Fareed kenapa ga tidur disini?” tanya Lintang menatap wajah Fareed di atasnya. Fareed tersenyum ia melihat bagaimana wajah Lintang sekarang. Sangat pucat, bahkan ada sisa air mata Lintang di pipi tirusnya, tangan nya terjulur, menghapus bekas sisa air mata Lintang.
“Kita belum menikah sayang” Jawab Fareed mengelus kening Lintang pelan.
“Menikah?”
“Iya, nanti kalau sudah menikah boleh tidur satu kamar” jelas Fareed, Fareed tau, jika sekarang jiwa Lintang sedang terguncang, melihat reaksi Lintang saat dan sebelum ia menemui nya, sangat berbeda. Rasanya Fareed melihat kondisi Lintang sekarang malah seperti saat di mana Lintang sedang bermanja bersama nya dulu.
“Ohh, jadi kalau begitu, Ayo kita menikah” timpal Lintang enteng.
“Tidak bisa sayang” Fareed mencoba menjelaskan dengan hati hati karena ia tau bahwa emosi Lintang sekarang tidaklah stabil.
Mata Lintang mulai berkaca-kaca, bibirnya sudah melengkung ke bawah.
“Fareed juga jahat, Fareed gak mau menikah dengan Lintang” ucap Lintang, Lintang mencoba berdiri dari pangkuan Fareed, namun Fareed sangatlah kuat menahan dirinya agar tidak bisa bergerak.
Fareed mengambil nafas.
“Bukan seper—”
“MOMMY?!!”
🌼🌼🌼.
Dukung karya ku yaa.
Deg degan....🩺🩺🩺... lagi Serius baca ceritanya tiba-tiba alurnya begini....🤔😄😄😄.... Selamaaaaa.....t buat Author telah Sukses telah berhasil membuat jantungku Deg degan....👏👏👏