Anika seorang gadis yang tidak pernah membayangkan jika dirinya harus terlibat dalam malam panas dengan seorang pria beristri.
Cerita awal, ketika dirinya menginap di rumah sahabatnya, dan di saat itu pula dia tidak tahu kalau sudah salah masuk kamar, akibat keteledorannya ini sampai-sampai dirinya harus menghancurkan masa depannya.
Hingga beberapa Minggu kemudian Anika datang untuk meminta pertanggung jawaban karena dia sudah dinyatakan hamil oleh dokter yang memeriksanya.
Akan tetapi permohonannya di tolak begitu saja oleh lelaki yang sudah membuatnya berbadan dua.
Apakah Anika mampu membawa benihnya itu pergi dan membesarkan sendirian?? Temukan jawabannya hanya di Manga Toon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Sembilan.
Anika berusaha memejamkan matanya, akan tetapi apa yang terjadi bulir air mata itu mulai menggenang di pipinya, ketika dirinya mendengar nama Nivea di sebut.
"Heeeeemb, air matamu menjadi sebuah jawaban," ucap Marvin sambil menyeringai.
"Tolong jangan datangi kami lagi, kami sudah bahagia," sahut Anika.
"Aku tidak pernah mendatangi kamu Nik, bahkan sedikitpun tidak ada niatan hariku untuk mencari mu, mungkin kamu lupa dengan yang namanya takdir, ini sudah menjadi takdir kita untuk di pertemukan kembali, lihat saja bangunan besar ini," ucap Marvin.
Seketika Anika mulai melihat bangunan yang begitu luas bahkan tempat ini akan menjadi bangunan termegah dan terluas di kampungnya ini, akan tetapi wanita itu masih bertanya-tanya siapa pemilik bangunan ini sebenarnya, apakah ini punya Marvin atau orang lain.
"Lihatlah, bangunan ini yang menjadi takdir pertemuan kita, mungkin jika papaku tidak memilih tempat ini untuk di buat Villa sampai detik ini pun kita tidak akan pernah bisa bertemu," ungkap Marvin.
Seketika ketakutan Anika semakin menjadi ketika Marvin menyebut nama papanya, entah kenapa perasaan Anika kini semakin luluh lantah ketika nama itu di sebut.
"Marvin," panggil Anika yang akhirnya menyebut namanya.
"Akhirnya kau mengakui siapa dirimu, sudah jangan pernah bersembunyi, aku ini bukan orang jahat yang ingin menyakiti mu," ucap Marvin.
"Vin, tolong sembunyikan keberadaan ku ini dari siapapun, aku mohon," pinta Anika.
"Gak bisa Nik, istriku begitu menyayangimu bahkan setiap hari dia selalu menangisi kepergianmu, apa kau tega membiarkan dia menangis sepanjang waktu, sedangkan saat ini aku sudah menemukan kamu, aku akan berdosa jika menyembunyikan hal ini dari dia," tolak Marvin.
"Vin, tolong jangan pernah mempersulit langkahku, aku juga sangat menyayangi Vea, dia sudah aku anggap seperti adikku sendiri, bahkan aku juga tersiksa karena harus menahan rindu selama tujuh tahun ini," sahut Anika.
"Sebenarnya ada masalah apa dengan kamu, sehingga kamu menghindari kita apa yang membuatmu menghilang selama ini?" tanya Marvin.
Anika hanya bisa terdiam, tidak muda baginya untuk berbicara terus terang kepada siapapun, bahkan selama ini dirinya memilih bungkam mengenai identitas ketiga anaknya.
"Aku tidak bisa menjawab, kalaupun aku menjawabnya pasti kamu akan membenciku dan ketiga anakku," ucap Anika.
"Gak, Nik, aku tidak mungkin membenci mu dan juga ketiga anakmu, apalagi mereka begitu lucu dan menggemaskan," sahut Marvin.
"Tidak segampang itu Mar, masalahku terlalu rumit jika harus diungkapkan," tegas Anika.
"Baiklah apapun itu, jangan pernah halangi aku untuk berteman dengan mereka, dan kabar bahagia ini akan ku beri tahu kepada istriku," ucap Marvin dengan senang hati.
"Vin, tolong jangan gegabah," cegah Anika.
"Gegabah bagaimana? Kalau memang ada masalah kita bicarakan saja, dan kami berdua aku dan istriku akan selalu berada di sampingmu dan anak-anakmu, tolong jangan berbelit seperti ini Anika," jelas Marvin.
Anika pun semakin tidak kuat karena terus menerus di desak oleh Marvin, percuma juga dia menutupi semuanya, karena saat ini Marvin sudah menemukan tempat tinggalnya, bahkan kalaupun Marvin akan marah dan membenci ketiga anaknya dia sudah siap, karena sejak dulu pun Anika juga tidak pernah meminta pengajuan untuk ketiganya.
"Baiklah, jika memang kau ingin mengetahui semuanya," ucap Anika sambil menatap nanar ke arah Marvin.
Seketika Anika mulai menatap wajah anaknya satu-satu, bahkan tangannya mulai terulur mengelus kepala ketiganya, ada perasaan tidak tega jika dia harus membuat ketiga anaknya itu dibenci oleh pria yang baru saja menjadi warna di kehidupan anaknya.
"Kau perhatikan baik-baik wajah ketiga anakku ini Marvin, pasti dengan melihat wajahnya kau sudah menemukan jawabannya di dalam hatimu," cetus Anika yang membuat Marvin tercengang hebat.
"Apa! Jadi apa yang menjadi rasa penasaranku kini mulai terjawab," ungkap Marvin dengan mata yang melotot ke arah Anika.
Marvin pun langsung menatap Anika dengan tatapan yang sulit untuk diartikan, bahkan dia tidak percaya kalau teman yang terlihat lugu mempunyai hubungan spesial dengan ayahnya sendiri.
"Aku pikir kau wanita baik-baik Nik, kau tega masuk ke dalam rumah tangga orang lain," lirih Marvin dengan tatapan kecewanya.
"Itu yang aku takutkan jika aku berucap jujur dengan seseorang tanpa tahu kejadian sebenarnya," sahut Anika.
"Lalu apa kejadian yang sebenarnya mana mungkin kau bisa mempunyai anak dari ayahku Nik, mana ada perempuan baik-baik yang bisa hamil dengan sendirinya tanpa sentuhan dari laki-laki mustahil Anika!" tekan Marvin di kata-kata terakhirnya.
Perkataan Marvin begitu menyakitkan meskipun dengan nada yang pelan akan tetapi mampu membuat hati Anika tercubit karena ketajaman mulut pria itu.
"Aku memang tidak ada hubungan special, tapi kau tahu bagaimana anak itu bisa ada dan tumbuh di rahimku?" tanya Anika dengan nada yang begitu menggebu.
Sedangkan saat ini Marvin hanya terdiam dia sadar kalau ucapannya itu membuat luka di hati Anika.
"Lantas kalau tidak seperti itu," sahut Marvin.
"Aku adalah korban pelecehan, yang di lakukan oleh ayahmu," ucap Anika dengan nada lirihnya.
"Apa! Kalau begitu kenapa kau tidak mengadukan hal ini ke pihak yang berwajib," sahut Marvin.
"Tidak semudah itu ayahmu orang yang punya kuasa Marvin, dan pada waktu itu aku sempat memberi tahunya, tapi dia menolak dan memberiku sejumlah uang untuk menggugurkan kandunganku, tapi aku menolaknya karena aku sudah tahu dari dokter kalau anakku ada tiga sekaligus," jelas Anika dengan raut yang begitu menyedihkan jika mengingat peristiwa tujuh tahun yang lalu.
"Nika, kau harus tahu ayahku melakukan itu karena pada saat itu dia sudah mempunyai istri, pasti dia akan memilih istrinya," sahut Marvin.
"Iya aku tahu, tapi ketiga anak itu, apa mereka tidak layak hidup hanya gara-gara keegoisan orang tuanya, apa mereka tidak berhak mendapatkan identitas dari orang yang sudah membuatnya hadir di dunia ini?" tanya Anika dengan emosi yang menggebu-gebu.
"Mereka berhak bahagia Nik, maafkan aku yang sudah menuduh mu yang tidak-tidak, dan maafkan juga kesalahan ayahku, dia memang bukan lelaki yang baik untukmu dan ketiga anakmu, tapi ketahuilah dia adalah suami yang menjaga hati istrinya, bahkan sampai sekarang pun dia masih menyimpan rahasia besarnya, hanya untuk menjaga hati istrinya," jelas Marvin.
"Dia benar menjaga hati istrinya, dan mengorbankan ketiga anaknya, pilihan yang sulit untuk dia pilih, tapi di sini kami sudah terbiasa hidup tanpanya dan anak-anakku selalu mendapatkan cibiran dari teman-temannya, hanya gara-gara ayah mereka tidak pernah datang dan memberikan identitas, kami sudah terbiasa memeluk luka, jadi aku harap tidak usah menjelaskan apapun tentang dia, yang aku tahu dia hanya seorang yang tidak mau bertanggung jawab," terang Anika panjang lebar.
Bersambung ....
ashlan meskipun itu bibi mu,,jika dia tidak bisa menerima Anak anak mu,,maka lempar saja ke kutub,,,kau dulu beraning menolak anak kandung mu,,,maka kau harus beraning menyingkirkan orang orang yg ingin menyakiti anak anak mu dan calon istri mu,,meski pun itu bibi mu sendiri atau siapa pun itu...
hehhh nenek sihir mikir donk kau lebih menjunjung anak angkat dan mendiang istri ashlan yg tidak memiliki keturunan keponakan mu ketimbang memilih yg kandung dan nyaris sempurna...Dunia terbalik memang😄😄😄😄
pantes Anika berat perasaannya, akan ada hambatan dari keluarga si Aslan.
semangat pagi thour,,,semangat up,ini lg nunggu sambil ngopi🤣🥰😘❤❤❤💪💪💪💪