NovelToon NovelToon
Hate Is Love

Hate Is Love

Status: tamat
Genre:Romansa / Tamat
Popularitas:6.2M
Nilai: 5
Nama Author: Ichageul

Kolaborasi kisah generasi Hikmat dan Ramadhan.

Arsy, cucu dari Abimanyu Hikmat memilih dokter sebagai profesinya. Anak Kenzie itu kini tengah menjalani masa coasnya di sebuah rumah sakit milik keluarga Ramadhan.

Pertemuan tidak sengaja antara Arsy dan Irzal, anak bungsu dari Elang Ramadhan memicu pertengkaran dan menumbuhkan bibit-bibit kebencian.

"Aduh.. maaf-maaf," ujar Arsy seraya mengambilkan barang milik Irzal yang tidak sengaja ditabraknya.

"Punya mata ngga?!," bentak Irzal.

"Dasar tukang ngomel!"

"Apa kamu bilang?"

"Tukang ngomel! Budeg ya!! Itu kuping atau cantelan wajan?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichageul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tolong Aku

BUGH!

Tubuh seorang pria terjatuh untuk ke sekian kalinya ketika sebuah tendangan mendarat di perutnya. Baru lima menit pria itu menjadi samsak hidup, tapi wajahnya sudah babak belur dan merasakan sakit di semua bagian tubuhnya. Seseorang yang menghajarnya mendekat kemudian mencengkeram rahang pria itu.

“A.. apa yang kamu mau? A.. aku sudah katakan siapa yang menyuruhku.”

“Aku tidak butuh nama. Aku sudah tahu siapa yang menyuruhmu. Aku hanya ingin menghajarmu.”

Pria itu melepaskan cengkeramannya kemudian kembali menendang pria itu hingga sudut bibirnya mengeluarkan darah. Dia meringkuk memegangi perutnya. Matanya memandangi pria tampan yang terlihat begitu dingin dan tak ada ekspresi apapun di wajahnya ketika menghajar tubuhnya.

“Obati lukanya lalu kurung di tempat yang gelap. Kalau sudah sembuh, jadikan samsak hidup lagi. Lakukan itu selama tiga hari. Biar dia merasakan ketakutan dan kesakitan yang dirasakan Damar dan Dygta.”

“Ok, mas,” jawab Rimba, ketua tim keamanan keluarga Hikmat.

“Di mana yang perempuan?”

“Ada di ruangan lain.”

“Apa benar itu istrinya?”

“Bukan. Itu selingkuhannya.”

“Ck.. dasar manusia-manusia brengsek. Kurung dia juga di tempat yang gelap. Selama tiga hari suruh wanita itu membersihkan markas dari lantai satu sampai lantai tiga. Setelah tiga hari serahkan ke keamanan keluarga Hikmat, biar mereka dikirimkan ke pulau Rinca. Istri pria itu di mana?”

“Ada di rumahnya. Sudah enam bulan pria itu tidak menafkahi keluarganya. Dia sudah berniat menceraikan istrinya.”

“Suruh lelaki itu menceraikan istrinya, lalu berikan tunjangan untuk istri dan anaknya.”

“Baik, mas.”

“Makasih, om.”

Aslan menepuk pundak Rimba, ketua tim keamanan keluarga Ramadhan. Rimba adalah anak dari Tono, supir sekaligus pengawal Poppy, neneknya. Setelah Rimba dewasa, dia melamar sebagai tim keamanan keluarga Ramadhan, dan sampai sekarang menjabat sebagai ketua tim keamanan karena kesetiaan, kecakapan dan kemampuannya.

Elang yang datang bersama dengan Aslan menunggu di ruang kerja Rimba. Dia sengaja membiarkan Aslan mengatasi kedua orang yang sudah berani membawa pergi dan menelantarkan Damar dan Dygta. Pria itu memang tidak memperbolehkan Irzal datang. Baginya sudah cukup Aslan yang memberikan pelajaran. Anak pertamanya itu bisa menjadi singa yang buas jika berhadapan dengan orang-orang yang berusaha mengganggu circle mereka.

“Sudah selesai?” tanya Elang begitu melihat Aslan muncul dari ruangan bawah tanah.

“Sudah, pa.”

“Mereka kamu kirim kemana?”

“Aku suruh kirim ke keamanan keluarga Hikmat, biar dibawa ke pulau Rinca saja.”

“Hahaha… ayo kembali ke kantor.”

Aslan mengangguk kemudian melangkah keluar dari rumah yang digunakan sebagai markas keluarga Ramadhan. Sama seperti keluarga Hikmat, keluarga Ramadhan pun memiliki tim keamanan dan perlindungan sendiri. Mereka juga punya cara sendiri dalam menghukum orang-orang yang berani mengganggu keluarga atau lingkungan mereka sebelum diserahkan pada yang berwajib. Dan seluruh penghuni panti asuhan Mutiara Kasih masuk dalam daftar perlindungan mereka.

🍁🍁🍁

“Siang dokter..”

“Aya..”

Rafa yang tengah melintas di dekat apotik menghentikan langkahnya ketika melihat Dayana. Gadis itu baru saja selesai menebus resep obat untuk Kevin. Sebenarnya gadis itu sudah mendapatkan obatnya setengah jam lalu. Tapi dia sengaja masih berdiam di sana, menunggu Rafa melintas di dekatnya. Bahkan gadis itu sudah menyiapkan minuman kesenangan Rafa menurut Irzal.

“Sedang apa di sini?” tanya Rafa.

“Nebus obat opa,” Dayana mengangkat bungkusan obat di tangannya.

“Dokter udah makan siang belum?” lanjut Dayana.

“Belum.”

“Makan siang bareng aku, mau? Aku udah laper.”

“Ehmm.. boleh.”

Senyum terbit di wajah Dayana. Bersama dengan Rafa, gadis itu segera menuju kantin yang letaknya ada di samping kiri rumah sakit. Setelah memesan makanan, mereka mengambil tempat duduk di bagian luar kantin, di dekat taman. Dayana kemudian memberikan minuman yang sedari tadi dipegangnya.

“Diminum, dok. Kalau udah dingin nanti ngga enak.”

“Apa ini?”

“Bajigur, kesukaan dokter.”

“Kesukaan saya?”

Sejenak suasana hening melanda keduanya. Rafa melihat bingung gelas kertas yang berisi bajigur yang menurut Dayana adalah minuman kesukaannya. Entah gadis itu mendapat ilham dari mana mengira bajigur adalah minuman kesukaannya.

“Ini bukan minuman kesukaan dokter?”

“Bukan,” jawab Rafa sambil tersenyum.

“Terus makanan kesukaan dokter, dodol Cina bukan?”

“Hahahaha… kamu dapet ilham dari mana?”

Kampret bang Irzal ngerjain gue. Sue bener… ngga nyangka dia jahil modelan bang Zar. Waduh mau taro di mana muke gue.. sumpah ngeselin tuh orang.. dasar kampreto delisioso.

“Hahaha.. tebak-tebak buah manggis aja, dok,” tawa Dayana terdengar hambar bercampur malu.

Dayana benar-benar dibuat mati gaya karena jawaban nyeleneh Irzal. Untung saja suasana kikuk tersebut cair dengan kedatangan pelayan mengantarkan makanan pesanan mereka. Dayana memilih langsung menyantap makanannya. Rafa mengambil tidu yang ada di meja kemudian mengusap sudut bibir gadis di depannya.

“Makannya pelan-pelan, jadi belepotan kan.”

BLUSH

Tanpa dapat ditahan wajah Dayana langsung merona mendapatkan perlakuan manis dari Rafa. Gadis itu bahkan tidak berani mengangkat kepalanya, dia hanya mengucapkan terima kasih dengan suara pelan.

“Bagaimana sidang skripsimu? Lancar?”

“Hah?”

“Waktu aku ke rumahmu, katanya kamu mau sidang skripsi.”

“Oh iya. Alhamdulillah lancar, dok. Sekarang aku udah resmi jadi pengangguran, hehehe..”

“Pengacara ya, pengangguran banyak acara.”

“Hahaha.. dokter bisa aja.”

“Rencanamu setelah lulus apa? Kerja, kuliah lagi atau menikah?”

“Ehmm.. pengennya sih nikah tapi belum ada calonnya. Jadi pilihannya tinggal dua, antara kerja atau kuliah lagi. Atau cari calon suami buat dinikahin, hahaha..”

“Kamu itu cantik. Kayanya ngga susah cari calon suami.”

“Masa? Kalau dokter yang jadi calon saya mau ngga?”

Rafa terkejut mendengar pertanyaan frontal dari Dayana. Tak jauh beda, gadis itu juga terkejut mendengar kata-katanya sendiri. Lidahnya sudah berkhianat melontarkan pertanyaan seperti itu.

“Bercanda dok, hehehe..” Dayana berusaha meluruskan.

“Kalau kamu mau jodohmu dokter, bagaimana kalau dengan dokter Daffa. Dia masih muda, pintar, ganteng dan jomblo.”

“Kalau dokter sendiri suka perempuan yang seperti apa?”

“Ehmm.. yang dewasa dan lemah lembut,” Rafa tersenyum seraya membayangkan wajah istrinya.

“Seperti almarhumah istri dokter?”

“Bukan seperti, tapi memang dia.”

Dayana hanya tersenyum saja, namun jauh di lubuk hatinya kecewa karena pikiran dan perasaan Rafa hanya dipenuhi istrinya saja. Sepertinya tidak ada celah sedikit pun untuk dirinya.

“Jam istirahat sudah habis. Aku harus kembali bertugas. Senang bertemu denganmu, Aya.”

Rafa berdiri kemudian mengusak puncak kepala gadis itu. Dayana hanya mampu terpaku di tempatnya. Harapannya layu sebelum berkembang. Ternyata menggapai Rafa lebih sulit dari perkiraannya. Separuh hatinya ingin terus melanjutkan, namun separuh hatinya lagi memintanya untuk menyerah. Gadis itu hanya menghela nafas panjang. Cinta pertamanya ternyata harus bertepuk sebelah tangan.

🍁🍁🍁

Seorang wanita cantik berpakaian syar’i dengan anggun memasuki gedung Humanity Corp. Azkia sengaja mengunjungi suaminya di kantor untuk mengajaknya makan siang. Petugas resepsionis yang mengenali dirinya melemparkan senyum seraya menganggukkan kepalanya.

Azkia membalas senyum semua orang yang dilewatinya. Kemudian wanita itu masuk ke dalam kotak besi yang akan membawanya ke lantai 12, di mana ruangan suaminya berada. Sudah cukup lama dia tak menyambangi Elang di tempat kerjanya. Selain sibuk dengan kegiatannya sendiri, dia juga tidak ingin Elang merasa terganggu jika dirinya terlalu sering berkunjung.

Sementara itu di ruangan CEO Humanity Corp, seorang wanita berusia tiga puluhan akhir memasuki ruangan tersebut. Elang meminta Zaki, sekretarisnya membiarkan saja wanita itu. Tania mendekati meja kerja Elang, kemudian mendudukkan diri di depan meja pria yang berhasil membuatnya tergila-gila.

“Ada yang bisa kubantu?”

“Proyek agrowisata, pak Elang belum menentukan siapa yang akan menjadi pimpinan proyeknya. Aku diutus atasanku untuk menanyakan hal tersebut.”

“Apa belum ada yang memberitahumu kalau aku sudah mengatakan keputusanku?”

“Zar.. apa pak Elang memilih Zar?”

“Apa aku melakukan kesalahan? Zar memenuhi semua kualifikasi untuk memimpin proyek tersebut. Dan lagi perusahaan di mana ibu bekerja tidak berhak ikut campur dalam pemilihan pimpinan proyek.”

“Tapi bukankah aku sudah mengatakan kalau Zar melakukan tindakan asusila?”

“Masalah itu juga sudah selesai. Saya yakin sekali ibu juga sudah tahu soal tersebut. Lalu apa alasan ibu datang ke sini?”

“Tentu saja untuk membujukmu, pak Elang.”

Tania bangun dari duduknya. Pelan-pelan dia membuka kancing kemejanya. Elang segera memalingkan wajahnya dan menekan tombol untuk memanggil sekretarisnya. Tak lama pintu ruangan terbuka. Terkejut melihat seorang perempuan yang tengah menggoda suaminya, Azkia mendekat lalu menarik perempuan itu menjauh dari meja Elang.

“Lepas! Apa yang kamu lakukan?”

PLAK!!

Bukannya menjawab pertanyaan, Azkia justru memberikan tamparan di wajah Tania. Karuan saja wanita itu terkejut. Tangan Tania terangkat hendak membalas tamparan Azkia, tapi Elang segera menahannya. Wanita itu meringis karena cengkeraman tangan Elang yang begitu kencang.

Elang menarik Tania kemudian melepaskan pegangannya dengan sedikit dorongan. Kalau saja Zaki tidak masuk tepat waktu, bisa dipastikan tubuh Tania tersungkur jatuh ke lantai. Dengan mata nyalang Tania menatap pada Elang dan juga Azkia.

“Aku pastikan kalian akan menyesal!”

“Bawa dia pergi, jangan ijinkan dia masuk ke kantor ini lagi. Dan Tania.. cepat serahkan Richie pada Kenzie, jangan sampai mereka menemukannya lebih dulu, karena akibatnya akan lebih parah.”

“Kau!!”

“Berhenti menggangguku. Jangan menunggu kesabaranku habis.”

Zaki segera menyeret Tania keluar dari ruangan Elang. Sebisa mungkin wanita tersebut melepaskan diri, namun pegangan Zaki sulit untuk dilepaskan. Sekeluarnya Tania, Elang melihat sebentar pada istrinya.

“Sebentar sayang..”

Elang berjalan menuju meja kerjanya, kemudian mengangkat gagang telepon yang ada di sana. Tak berapa lama, terdengar seseorang menjawab panggilan teleponnya. Elang tengah menghubungi Santoso, atasan dari Tania.

“Pak Santoso, saya akan sangat berterima kasih kalau bapak tidak mempekerjakan Tania lagi. Dia sudah bersikap kurang ajar dan menghambat pekerjaan kami.”

“Tapi pak Elang, kami tidak bisa memecatnya begitu saja.”

“Baik. Kalau begitu kami akan menghentikan semua proyek kerjasama kami dengan bapak. Selamat siang.”

Tanpa menunggu jawaban dari Santoso, Elang langsung memutuskan hubungan. Kemudian pria itu segera menghampiri Azkia yang masih berdiri di tempatnya semula. Deringan telepon terdengar, namun Elang tak mempedulikannya. Dia yakin kalau Santoso yang menghubunginya.

“Kenapa teleponnya tidak diangkat?”

“Biarkan saja. Paling juga Santoso.”

“Dia pasti sedang panik. Suamiku ini jahat sekali.”

“Karena dia berusaha mempertahankan wanita yang berusaha menyakiti istriku, ibu dari anak-anakku.”

“Oh ya ampun. Sejak kapan pak Elang bersikap romantis seperti ini.”

“Sudah sejak dulu, tapi kamu saja yang tidak mau mengakuinya.”

Senyum menghiasi wajah Elang, kemudian pria itu mendaratkan ciuman di pipi istrinya. Azkia memeluk leher Elang, kemudian dengan sedikit menjinjitkan kakinya, dia mendaratkan ciuman di bibir sang suami. Tentu saja Elang langsung membalasnya, dia tidak akan dengan mudah melepaskan istrinya itu.

“Apa mas mau membunuhku,” Azkia menepuk pelan dada Elang setelah pria itu akhirnya melepaskan ciumannya.

“Salahmu yang memancingku. Ada apa menemuiku? Apa kamu kangen padaku?”

“Apa aku tidak boleh merindukanmu?”

“Kamu merindukan bertemu denganku atau rindu bermain dengaku di sini?” bisik Elang di dekat telinga istrinya.

Tanpa menunggu jawaban sang istri, Elang segera menarik tangan Azkia masuk ke dalam kamar pribadinya. Tak lupa dia mengunci pintu ruangan dengan remote yang ada di atas meja.

🍁🍁🍁

Wajah Zar terlihat kesal karena sudah tiga hari lamanya, mereka masih belum menemukan jejak Richie dan teman-temannya. Semua tim keamanan keluarga Hikmat sudah dikerahkan untuk mencari keempat orang tersebut, namun hasilnya masih nihil. Duta yang sekarang menjabat sebagai ketua tim keamanan keluarga Hikmat, mendekati anak sulung Kenzie tersebut.

“Zar.. bersabarlah. Pasti ada yang membantu mereka. Sepertinya dia menyewa seorang ahli IT untuk menghapus jejak mereka.”

“Haaaiissshh.. brengsek! Siapa yang sudah membantu mereka? Orang tuanya?”

“Bukan. Kami sudah menyelidikinya, sepertinya bukan pak Andriawan. Karena dia juga sedang mencari keberadaan Richie.”

“Lalu siapa?”

“Menurut Rimba, mungkin bu Tania pelakunya.”

“Siapa Rimba?”

“Ketua tim keamanan keluarga Ramadhan.”

“Bekerja samalah dengan mereka. Pokoknya keempat orang itu harus segera ditemukan.”

“Baik, Zar. Sebaiknya kamu pulang sekarang.”

Zar bangun dari duduknya kemudian segera meninggalkan markas tim keamanan keluarga Hikmat. Pria itu menaiki mobilnya yang terparkir di pekarangan, kemudian melajukannya perlahan. Rintik hujan turun seiring dengan berjalannya kereta besi yang dikemudikan Zar. Semakin lama, rintik hujan semakin bertambah deras.

🍁🍁🍁

Renata berdiri di sebuah halte yang cukup sepi. Karena hujan, banyak orang yang enggan keluar rumah. Apalagi halte tempatnya berteduh memang sepi dari lalu lalang kendaraan. Waktu juga sudah beranjak malam. Renata melirik jam di pergelangan tangannya yang menunjukkan pukul delapan malam.

Sambil menunggu pesanan taksi online-nya, Renata mengingat kembali Zar yang sampai saat ini masih belum mau menerima panggilannya. Sudah berapa banyak pesan yang dikirimkan olehnya, namun pria itu bergeming. Jangankan membalas, membacanya pun tidak. Renata hampir putus asa mendapatkan maaf dari pria itu.

Di tengah lamunannya, Renata dikejutkan dengan kedatangan tiga orang pria bertubuh tegap. Ketiga lelaki tersebut langsung menghampirinya. Dan tanpa bicara apapun, mereka segera menyeret Renata dari sana.

“Lepas!! Lepas!!”

Renata mencoba melepaskan diri, namun tenaga pria tersebut begitu besar. Sebisa mungkin Renata menahan langkahnya, agar tidak terbawa jauh oleh ketiga orang tersebut. Di satu kesempatan, Renata berhasil menginjak dengan kencang kaki salah seorang yang menyeretnya, dan menggigit tangan pria yang mencekal lengannya. Dengan sekuat tenaga Renata melepaskan diri kemudian berlari menjauh.

“Brengsek!! Kejar!!”

Renata terus berlari menuju jalan raya. Sesekali kepalanya menoleh ke belakang, melihat apakah ketiga orang tersebut masih mengejarnya. Gadis itu semakin mempercepat larinya dan ketika dirinya keluar dari daerah sepi itu, tiba-tiba sebuah mobil muncul dan hampir menabraknya.

Zar menekan dalam pedal remnya, ketika tiba-tiba seorang wanita muncul di depan mobilnya. Matanya membelalak melihat Renata yang ada di depan mobilnya. Renata yang melihat Zar, segera menuju pintu mobil pria itu. Dia mengetuk-ngetuk kaca mobil.

“Zar!! Tolong aku… tolong aku..”

Tangan Renata terus mengetuk kaca mobil Zar. Untuk sesaat pria itu hanya diam menatap Renata yang masih mengetuk kaca mobilnya. Sementara ketiga pria yang mengejarnya bersembunyi dibalik pohon besar.

“Zar!! Tolong.. tolong aku!!”

Zar melihat sekilas pada Renata, kemudian menekan pedal gas mobilnya. Renata hanya termangu melihat mobil Zar berlalu begitu saja. Ketika mobil Zar berbelok dan tak terlihat lagi, ketiga pria itu segera mendekat dan menangkap Renata. Tak ingin mengambil resiko buruannya kabur lagi, salah seorang memukul tengkuk Renata hingga gadis itu pingsan.

CIIIITTT

Zar mengerem mobilnya. Pria itu terus memikirkan Renata walau sudah meninggalkan jauh lokasi tadi. Dia segera memutar mobilnya dan kembali ke tempat tadi. Sesampainya di sana dia tidak menemukan Renata lagi. Beberapa kali dia memutari jalanan di sekitarnya, namun hasilnya nihil.

“Sepertinya dia sudah pergi,” gumam Zar.

Pria itu kembali memutar kendaraannya dan pergi dari tempat itu. Tanpa dia tahu Renata sudah dibawa pergi oleh tiga orang pria yang tadi mengejarnya.

🍁🍁🍁

BYUR!!

Renata tersadar dari pingsannya ketika seember air dingin mengguyur tubuhnya. Mata wanita itu terbuka bersamaan dengan mulutnya yang terbuka, berusaha mendapatkan oksigen. Matanya langsung melihat sekeliling. Dirinya seperti berada di sebuah gudang tak terawat.

Gadis itu tersentak ketika mendengar langkah kaki mendekat. Dia berusaha bangun dari posisi berbaringnya. Bersamaan dengan itu seorang pria yang sangat dikenalnya datang mendekat, kemudian berjongkok di depannya.

“Halo Rena…”

“Richie.. ma.. mau apa kamu?”

“Tentu saja bersenang-senang denganmu.”

Dari arah belakang Richie, datang Abbas, Yuke dan Daus. Ketiga pria itu berdiri mengelilingi Renata. Ketakutan langsung menyergap gadis itu. Dia beringsut mundur, Abbas, Yuke dan Daus terus mengikutinya hingga Renata terpojok ketika punggungnya menyentuh tembok di belakangnya.

Perlahan Richie berdiri kemudian mendekati Renata. Langkah pria itu semakin dekat dan nafas Renata semakin tercekat. Richie berhenti di depannya, kemudian menarik tubuh wanita itu hingga berdiri di depannya. Dia mengungkung tubuh Renata yang sudah terpojok, kemudian mencium paksa gadis itu.

“Aku akan membuatmu bersenang-senang malam ini, sayang,” ujar Richie setelah puas mencium Renata sampai bibir gadis itu berdarah.

“Jangan Richie.. aku mohon, jangan.. JANGAN!!! TOLOOOONG!!!”

Teriakan kencang Renata seperti ditelan kegelapan malam. Dia hanya bisa pasrah saat empat orang pria mulai menikmati tubuhnya.

🍁🍁🍁

🙈🙈🙈🏃🏃🏃🏃

Bab ini nano² ya, ada yg sadis, layu sebelum berkembang, yg tua yg bercinta dan ada yg minta tolong🙈

1
Mimi Sanah
ya Allah hahahaha bales dendam terseruh 😃😃😃😃
Mimi Sanah
gaweannya pingsan Bae kamu diki hahahaha 😃😃😃
Mimi Sanah
kok jantung ku bertabuh yah 😀😀😀😀
Mimi Sanah
ini setan apa sule 😀😀😀😀
Mimi Sanah
tamar oh tamar aku yakin dia pawang mu stel 😀😀😀
Mimi Sanah
itulah titisan mu ke , masa muda mu mulut mu pedes level seribu kek 😁😁😁😁😁
Mimi Sanah
hahahaha modus kek'bi mah biar rencananya mulus😁😁😁😁😁
Mimi Sanah
yg penting cerita nya bagus dan nyambung di otak ku Thor 😁😁😁🙏🙏🙏🙏
Mimi Sanah
titisan kakek Abi 😀😀😀😀
Sulisbilavano
gantengnya cantiknyaaa
Sulisbilavano
kok rakan kyk zain ya...bpk agen rahasia sebelah🤭🤭🤭
Sulisbilavano
cantik dan ganteng
Sulisbilavano
thor aku baca ini dah ke3 kalinya ngak bosen aku baca ini...novelnua baguuus bgt
Wiwie Aprapti
boleh lahhhhh idenya kakek abi
Wiwie Aprapti
saat ini juga ada pelatihan bultang yg di sponsornya Taufik hidayat kak, semacam akademi gitu, ada beberapa muridnya yg udah bertanding profesional namun blom ada yg di rangking teratas sihhh
Wiwie Aprapti
wehhhhhh...... paksu mana...... paksu.... pengen ngajakin bikin telor gulung sosis nihhhh🤣🤣🤣🤣🤭😛
Wiwie Aprapti
kannnnnnnn iya kannnnnnn hutang 🤭
Wiwie Aprapti
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣kalo yg ini mungkin ngutang 🤭🙃😁😛
Wiwie Aprapti
alhamdulillah.... aku sama paksu udah 2 kali kesini kak, gara-gara rekomendasi kakak, aku dan keluargaku jadi tau tempat indah yg ga jauh-jauh dari Jakarta jadi sekalian aku ajak liburan keluarga paksu sama keluarga ku ke tempat yg udah kakak rekomendasi, fulll cakep banget. . 👍👍🙏
Wiwie Aprapti
kak.... waktu bulan puasa tahun ini, paksu kan di pindah tugas ke Jakarta, awal puasanya selama seminggu kita ke Geopark cileutuh, aku penasaran sama semua tempat yg Arya kunjungi, ternyata memang benar Indah bangett.... terimakasih ya kak, buat info tempat wisata yg ada di sekitar Bandung
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!