Hate Is Love
Bersama dengan Nina, Abi bergegas menuju rumah Kevin. Dia baru saja mendapatkan kabar kalau kondisi Kevin kembali drop. Sahabatnya itu sejak dua tahun lalu mengidap penyakit jantung. Terjadi penyempitan pada arteri koronernya. Arteri koroner berfungsi memasok darah ke otot jantung. Penyempitan ini menyebabkan jantung tidak bisa memompa dengan baik, karena pasokan darah yang berkurang. Setahun lalu Kevin sempat terkena serangan jantung, beruntung nyawanya masih bisa diselamatkan.
Saat Abi tiba, di sana sudah datang saudara dan para sahabatnya yang membawa serta pasangannya. Nina langsung menemui Rindu, yang tengah menangis, ditemani oleh Nadia, Sekar, Adinda dan Rayi. Rindu takut sesuatu terjadi pada suaminya, tadi Kevin sempat tak sadarkan diri.
Ravin, Freya, Viren dan Alisha juga sudah berkumpul di rumah bersama dengan anak-anak mereka. Freya dan Alisha duduk bersama dengan Rindu, sedang Ravin dan Viren berada di kamar, menemani ayahnya yang tengah diperiksa oleh dokter keluarga. Abi langsung bergabung dengan Juna, Cakra, Jojo dan Anfa.
“Bagaimana keadaan Kevin?” tanya Abi begitu mendudukkan diri di sofa.
“Kevin harus segera dioperasi. Kita tunggu saja apa kata dokter Arif,” terang Juna.
“Mudah-mudahan saja kondisinya tidak parah,” ujarAbi.
“Aamiin..” sahut yang lain.
Juna langsung berdiri ketika melihat dokter Arif keluar dari kamar. Ravin ikut keluar mengantarkan dokter keluarga tersebut, sedang Viren memilih tetap berada di kamar. Dokter Arif mendekati para sahabat Kevin yang berkumpul di ruang tengah.
“Bagaimana keadaannya, dok?” tanya Juna.
“Besok pak Kevin harus ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh. Saya sarankan untuk melakukan tindakan operasi. Nanti biar dokter yang bersangkutan yang menerangkan, operasi yang bagaimana cocoknya. Saya merekomendasikan pak Kevin dibawa ke rumah sakit Ibnu Sina saja. Dokter spesialis jantungnya sudah sangat terpercaya, dan juga dokter bedah jantungnya tidak diragukan lagi kredibilitasnya.”
“Tapi kondisinya sekarang sudah tidak bahaya kan, dok?” tanya Cakra.
“Alhamdulillah, sudah baikan. Jangan lupa, besok pagi langsung bawa ke rumah sakit.”
“Baiklah, dok. Terima kasih,” ujar Juna.
“Sama-sama. Saya permisi dulu.”
Dokter berusia lima puluh tahunan itu meninggalkan kediaman Kevin setelah mengatakan apa yang perlu disampaikan. Juna beserta yang lain segera menuju kamar Kevin. Nampak di ranjang, Rindu sudah duduk di samping kanan Kevin. Di samping kirinya, Dayana, anak dari Freya dan Ravin duduk sambil memeluk lengan Kevin. Di antara para cucunya, Dayana memang yang paling dekat. Mungkin karena sejak dalam kandungan, anak itu sudah sangat manja pada kakeknya.
“Gimana, Vin? Sudah baikan?” tanya Juna dengan nada cemas.
“Alhamdulillah, udah mendingan.”
“Kamu jangan nunda operasi lagi. Kamu ngga lihat gimana istri, anak dan cucumu ketakutan,” lanjut Juna lagi. Dia kesal karena Kevin sulit sekali disuruh operasi.
“Emang kenapa sih kamu nunda-nunda operasi? Ini kan buat kesehatan jantungmu juga,” sambung Abi.
“Benar kata Abi. Jangan ditunda lagi,” sahut Cakra.
“Pokoknya besok masuk rumah sakit, langsung aja daftar operasi,” timpal Jojo.
“Iya, bang. Benar kata yang lain. Emang abang ngga mau lihat cucu-cucu kita nikah?”
Ucapan Anfa membuat yang lain terdiam. Kevin tampak terdiam, merenungi perkataan para sahabatnya. Andai saja mereka tahu apa alasan dirinya selalu menunda operasi.
“Pokoknya besok, apapun kata dokter turutin aja. Kalau kamu harus segera dioperasi, jangan ditunda lagi,” tegas Juna.
“Tuh dengar apa kata kak Juna. Abang jangan nunda terus operasinya. Udah tua juga, masa masih takut masuk ruangan operasi.”
“Emang Kevin takut kenapa?” tanya Abi penasaran. Dia baru tahu kalau sahabatnya itu takut dengan ruang operasi.
“Dulu waktu bang Kevin masih SD kan pernah dioperasi amandel. Nah, begitu operasi mau dimulai, taunya dia bangun. Ngga tau kenapa obat biusnya ngga mempan. Pas dia buka mata, lihat dokter lagi pegang pisau bedah. Abang langsung teriak ketakutan, terus pingsan.”
Suasana hening sejenak begitu Rindu selesai menjelaskan. Mata Kevin membulat, sang istri dengan tenangnya membuka peristiwa memalukan tersebut. Tak lama berselang, gelak tawa langsung terdengar. Pria itu hanya mendengus kesal, sudah bisa memprediksi reaksi para sahabatnya.
“Hahaha.. kamu tahu dari mana Rin? Aku aja yang berteman puluhan tahun sama dia ngga tau,” tanya Juna sambil terus tertawa.
“Dari mama.”
“Ya ampun, pa. Jadi itu ternyata alasan papa selalu nunda-nunda operasi, karena takut sadar lagi abis dibius. Tenang aja, pa. Nanti aku wanti-wanti ke dokternya kasih dosis yang tepat,” ujar Ravin.
“Nanti aku juga minta ijin mama juga ikut ke dalam bentar deh, sampe papa tenang,” timpal Viren.
“Sekarang kamu istirahat aja, Vin.”
Usai mengatakan itu, Juna keluar dari kamar disusul oleh yang lainnya. Hanya Rindu dan Dayana saja yang masih bertahan di kamar. Para orang tua berkumpul di ruang tengah, sementara Ravin dan Viren memilih berkumpul di ruang makan bersama istri mereka.
“Firhan mana, bang?” tanya Viren pada Ravin. Firhan adalah anak kedua Ravin. Usianya 19 tahun dan masih kuliah mengambil jurusan perhotelan. Sepertinya Firhan mengikuti jejaknya bekerja di bidang perhotelan.
“Firhan lagi DW di hotel Arjuna. Katanya dia pengen ngerasain kaya gimana kerja di hotel.”
“Baguslah, udah mulai mandiri.”
“Alden gimana sekolahnya? Serius dia mau ambil jurusan hukum lulus sekolah nanti?”
“Serius, bang. Aku juga ngga tahu dapat ide dari mana itu anak mau ambil jurusan hukum.”
Alden adalah anak bungsunya. Dibanding saudara sepupunya yang kebanyakan mengambil manajemen, anak itu ingin kuliah di jurusan hukum. Saat ini Alden masih berada di bangku sekolah kelas 12.
“Kok jauh banget ya passionnya sama Vanila. Kalo Vanila pengen jadi chef,” celetuk Freya.
“Iya, kak. Beda anak, beda selera juga.”
“Ngga apa-apa. Yang penting mereka bertanggung jawab dengan pilihannya masing-masing,” ujar Ravin bijak.
“Kalau Dayana gimana kak?” tanya Alisha.
“Dayana kuliah ambil manajemen. Dia mau ikutin jejak opanya.”
“Akhirnya dari empat cucunya, ada juga yang mau ikutin jejak opanya,” tutup Viren yang disambut tawa lainnya.
Sementara itu di ruang tengah, perbincangan tak kalah seru juga tengah berlangsung. Mereka membicarakan rencana Kenzie yang akan menjalin kerjasama dengan Humanity Corp. Selain Kenzie, Ezra yang berencana membangun hotel dan resort mewah di Labuan Bajo, bermaksud menggaet Gala Corp sebagai partner bisnisnya. Reputasi Gala Corp di bidang perhotelan memang sudah tidak diragukan lagi.
“Selain dengan Humanity Corp. Kenzie juga mau menggaet Rakan Putra Group sebagai rekanan. Sudah dua tahun lalu, mereka memindahkan kantor pusatnya ke Bandung,” pungkas Abi.
“Pemilik Rakan Putra Group, Humanity Corp dan Gala Corp itu kabarnya bersahabat dekat,” sahut Cakra.
“Iya. Bukan sahabat lagi, sudah seperti saudara. Hubungan mereka tambah erat dengan pernikahan anak-anaknya. Ya ngga jauh seperti kitalah,” lanjut Juna.
“Aku pernah dua atau tiga kali bertemu dengan Irzal Ramadhan. Dia pebisnis yang hebat, humble dan sekarang menurun pada anaknya, Elang,” Abi mengenang pertemuannya beberapa tahun silam dengan Irzal, sebelum pria itu dipanggil Sang Maha Kuasa.
“Dokter Regan dan Ega juga sudah berpulang. Sekarang hanya tinggal anak-anaknya saja yang mengurus semua.”
“Keturunan mereka anak yang hebat. Di usia muda, mereka langsung diberi tanggung jawab besar. Aku dengar sepak terjang Elang, di usia muda dia berhasil membuat Humanity Corp menjadi salah satu perusahaan terbaik di Asia.”
“Rakan Putra Group sekarang Rakan yang pegang kendali. Dokter Reyhan sepertinya lebih fokus pada karirnya sebagai dokter bedah,” Cakra yang sedari tadi diam, kini mulai menimbrung.
“Namanya memang disesuaikan dengan nama anaknya atau nama anaknya disesuaikan dengan nama perusahaan?” timpal Jojo.
“Kabarnya, anak pertama dokter Regan namanya Rakan. Tapi anaknya meninggal saat masih kecil. Waktu dokter Regan mengambil alih perusahaan itu, dia menggantinya dengan nama Rakan Putra, sesuai nama anaknya. Dan dokter Reyhan menamakan anak sulungnya sama seperti almarhum kakaknya.”
“Oh seperti itu.”
Jojo hanya menganggukkan kepalanya saja. Dulu dia lebih banyak tinggal di Singapura, jadi tidak tahu menahu asal usul Rakan Putra Group. Saat itu Blue Sky dan Metro East sendiri baru berkembang, di saat Rakan Putra Group yang dulunya bernama Five Star Group sudah Berjaya di bawah kepemimpinan Beni Sasongko.
“Kabarnya Arsy coas di rumah sakit Ibnu Sina,” seru Juna.
“Iya. Sudah jalan setahun lebih, sekarang dia dirolling ke bagian IGD sampai masa coasnya selesai.”
“Arsy rencananya mau lanjut ambil spesialis?” tanya Juna.
“Rencananya begitu. Tapi dia masih bingung mau ambil apa.”
“Lebih baik ambil spesialis penyakit dalam. Biar ada yang memeriksa kita kalau ada yang sakit.”
“Sekarang juga dia sudah bisa periksa kalian. Farzan sebentar lagi lulus. Apa dia mau coas di Ibnu Sina juga?” tanya Abi pada Jojo. Cucu Jojo, anak pertama dari Barra sama seperti Arsy kuliah di kedokteran.
“Sepertinya begitu.”
“Ibnu Sina itu rumah sakit yang tidak perlu diragukan lagi. Standarnya sudah internasional dan banyak dijadikan rujukan dari luar kota bahkan terkenal pula di Asia Tenggara,” jelas Abi.
“Kabarnya keluarga besar Ramadhan yang menjadi pemegang sahamnya. Dokter Reyhan juga bekerja di sana. Tapi anehnya dia tidak mau terlibat langsung dalam kepemimpinan manajamen,” tutur Anfa.
“Mengurus Rakan Putra Group saja sudah cukup merepotkan. Apalagi dengan mengurus rumah sakit.”
Semua membenarkan apa yang dikatakan Cakra. Perbincangan terus berlangsung, bahkan mereka berandai-andai kalau cucu-cucunya akan melebarkan sayap, menikah di luar lingkaran mereka. Mungkin saja ada yang menyangkut dengan cucu-cucu dari keluarga besar Ramadhan.
🌸🌸🌸
Hai readers tercinta, mamake kembali nih dengan lanjutan kisah generasi Hikmat. Kali ini mereka akan kolaborasi dengan generasi Ramadhan. Ikuti terus ya kisah mereka. Semoga kalian suka🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments
ara_aldarai
sambil nunggu up indra ke-6 nih mak,aq baca ulang es kering sama mak bapak nya aditya dan zahi😉
2024-12-15
1
Yofa Meisya
baca berulang-ulang tp tetap suka
2024-10-02
2
Ayuna
Aku baca ulang deh...
2024-03-13
1