NovelToon NovelToon
My Lovely MUA

My Lovely MUA

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Kaya Raya
Popularitas:83.3k
Nilai: 5
Nama Author: Sage Green92

Briana Micella mendadak menjadi seorang MUA (Make Up Artist) idola para model, artis maupun istri pejabat di negaranya. Bukan tanpa alasan Briana menjadi idola, sebelumnya dia terpaksa menggantikan ibunya yang juga berprofesi sebagai MUA senior profesional yang sedang sakit. Banyak sekali kejutan-kejutan menghampiri Briana di saat dia sedang melakukan tugasnya. Termasuk mendapat seorang klien model terkenal, mirisnya model itu adalah calon istri dari masa lalunya yang belum usai; Nevan Xaquil, mantan kekasih Briana saat duduk di bangku SMA.
Akankah Briana goyah kembali setelah Nevan datang kembali di kehidupannya ? Sanggupkah Briana bekerja secara profesional jika selalu berhubungan dengan masa lalunya ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sage Green92, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32.

Nevan mencoba berkonsentrasi penuh pagi ini. Menepikan perasaannya yang meletup-letup. Dirinya masih pusing menangani klien-klien ruwet, ponselnya tiba-tiba berdering, sekretarisnya menelfon.

“Ya, halo.”

“Selamat pagi, Pak Nevan. Ada agenda baru minggu depan, ada klien penting dari Jogja. Filenya akan saya kirim sebentar lagi.”

“Baik, saya tunggu.”

Nevan memijit-mijit kepalanya pening. Firma hukumnya ini sangat terkenal, jangan lupa mereka menangani kasus-kasus besar melayani klien dengan transaksi dalam jumlah terbesar di Indonesia. Semua pengacara di kantor Nevan adalah lulusan terbaik jurusan hukum di Universitas bergengsi di Indonesia. Bayarannya ? Jangan ditanya lagi, dollar!

Krek!

Suara pintu kantornya dibuka paksa, oleh papanya. Sudah berhari-hari sejak pertengkarannya terakhir dikediamannya, Xaquil baru menemui Nevan di kantornya.

Lelaki paruh baya itu menghempaskan tubuhnya di kursi tamu. Menatap dingin ke arah putranya. Sementara, Nevan masih sok sibuk dengan setumpuk berkas yang masih dia pelajari.

“Kita atur kembali pernikahanmu dengan Isyana secepatnya,” ujarnya tiba-tiba.

Isi kepala Nevan hampir meledak. Sudah pekerjaannya makin banyak, sekarang ditambah sikap orang tuanya yang ngeyel. Nevan masih tak menggubris, dia makin tenggelam dengan tumpukan kertas dihadapannya kini.

Xaquil berdehem. Melirik Nevan yang masih tetap cuek.

“Kamu dengerin papa nggak ?!” tanyanya, dengan nada sedikit meninggi.

Nevan mendengus, meletakkan lembaran kertas-kertas itu kembali ke atas meja kerjanya. Papanya selalu ingin anak-anaknya menuruti dirinya. Namun, tak pernah sedikitpun ayahnya memahami perasaan ketiga anaknya.

“Sedikitpun aku tidak pernah suka, cinta ataupun itu dengan Isyana,” ujar Nevan, datar.

Xaquil melipat kedua tangan di dada, nafasnya menderu. “Tell me, what you want ?”

“Aku cuma ingin bekerja. Dan tolong pergilah, Pa.”

Mata Xaquil terbeliak, tak disangka putranya berani mengusirnya terang-terangan. Dia mengumpat dan bersumpah, saat Andreas pulang ke negaranya, dia akan mengganti posisi Nevan dengannya.

“Kenapa ? Apa anda sedang menyumpahiku dalam hati ?!” sindir Nevan, dingin. Bahasanya memang sedikit formal ketika berbincang dengan papanya.

Xaquil menggeleng, Nevan bahkan tahu isi dalam kepalanya. “Malam ini, tolong luangkan waktu untuk pulang. Ibumu rindu.”

Nevan seraya berdecih, “Ok, but no promises.” Singkat padat dan jelas Nevan kembali berkutat pada berkas-berkas yang akan dia pelajari untuk sidang perdananya besok. “Satu lagi, jangan mengundang siapapun malam ini.”

Xaquil menggerutu seraya berdiri dan hilang dari kantor Nevan.

Sepeninggal papanya, Nevan menyandarkan tubuhnya di kursi kebesarannya. Munafik jika dia tak merindukan ibunya, walaupun mereka sering tidak akur. Tapi, Nevan sangat mencintai ibunya, Mecca.

...----------------...

“Mama denger, kalau ibunya Nena meninggal, Na ?” tanya Aisha yang sudah dijemput Briana. Kini mereka sudah dalam perjalanan pulang ke rumah.

Briana mengangguk, “Iya, habis akad. Kasihan.” Briana fokus melihat jalan karena sedang menyetir. Pikirannya kembali bercabang. Takut, setelah ini pasti mamanya akan lebih cerewet tentang masalah jodoh. Tidak mungkin Aisha tak mendengar kabar yang sebenarnya terjadi.

Beberapa menit kemudian, mereka sudah sampai di rumah. Aisha segera membersihkan diri. Sementara Steven mengecek beberapa tumbuhan kesayangannya. “Na! Ini bunga-bunganya papah nggak kamu siramin ya ?” decak Steven, kecewa.

Briana menepuk jidat, “Idih apaan sih, Pah. Mana sempet Briana, orang pulangnya sore-sore.”

“Ya malem di siramin kan bisa, anak cewek kok nggak mau merawat tanaman,” keluh Steven panjang lebar. Papanya itu paling tidak bisa jika salah satu tumbuhannya mati, atau layu. Otomatis Aisha dan Briana yang terkena omelan. Padahal, Steven termasuk suami yang irit bicara. Tapi, tidak bisa kalau tanamannya mati.

“Baru nggak disiram dua hari aja, Pah.”

“Kalau kamu nikah, nih papa kasih anggrek buat dipajang di teras rumahmu,” ledek, Steven.

Langkah Briana kemudian terhenti, dahinya mengernyit heran. Papanya lagi kesambet apa ? “Pah, are you Ok ?” ledek Briana, heran bercampur bingung.

Sejak mendapat klien tadi pagi, membuat Briana parno. Takut kalau-kalau Briana dinikahkan paksa dengan lelaki pilihan papa dan mamanya.

“Nggak!” teriak Briana, histeris. Lalu berlari ke dalam rumah.

“Kenapa, Na ?” tanya Steven, heran. Dia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

...----------------...

Beberapa jam kemudian, Aisha, Briana dan Steven sudah siap di meja makan menyantap makan malamnya. Di tengah-tengah makan malamnya, Aisha tiba-tiba menyeletuk, “Na, minggu depan kamu jadi ke Jogja kan ?”

Briana hampir saja tersedak makanannya sendiri. Terbatuk-batuk.

“Minum dulu, Na. Maaf,” ujar Aisha merasa tidak enak kepada putrinya. Dia cepat menyodorkan gelas berisi air putih untuk Briana.

Steven menyenggol lengan Aisha dan memberi sebuah kode lewat tatapan mata.

“Mamah, kok tahu minggu depan aku ke Jogja ?”

Briana mencoba melirik ke arah Steven, yang pura-pura sibuk menunduk ke arah piring. Kebetulan Briana duduk berhadapan dengan papanya. “Apa ini rencana papah sama mamah ?”

Steven seraya mendongak. “Lagian, nanti kamu ada job makeup-in orang disana.”

Briana tercengang. Kenapa papanya itu tidak jujur dari awal kalau itu tiket bukan untuk pyur liburan, namun karena job. Briana menggeleng tak mengerti. Aisha lalu mencoba meluruskan, “Jadi, ini temen papamu kebetulan butuh MUA. Ada pesta katanya. Berhubung mama ada job ke Bali. Jadi, mama pikir kamu aja sekalian ke Jogja itung-itung liburan.”

“Mah, mamah nggak capek ?” Briana mencoba mengalihkan pembicaraan.

Aisha menggeleng tak mengerti. “Capek kenapa ?”

Briana menghela nafas dalam-dalam. “Ya itu, kerja kesana-kesini.”

Steven berdehem, “Akhirnya, kamu peka juga. Mamamu udah nggak kayak dulu, ya meskipun tangannya masih handal sih.”

Briana lalu menatap nanar kearah Aisha. Betul kata papanya, sudah waktunya Briana pensiun. Ya walaupun usianya belum terlalu tua. Namun, Briana sedikit khawatir itu akan mengganggu performanya.

Aisha tersenyum canggung. Sedangakan Briana masih membeku. Tenggelam dalam pikirannya sendiri. Gadis itu dilema. Harushkah ia melepas pekerjaan yang murni dia inginkan tanpa panjat sosial kepada mamanya ? Padahal, Briana sangat anti pansos. Dia ingin terkenal lewat jalurnya sendiri, tanpa bayang-bayang Aisha. Tapi, keinginan kadang tak sejalan dengan apa yang kita harapkan.

...----------------...

“Jadi, buruan lo mau ngomong apa ?” tanya Nevan yang buru-buru pulang ke apartement demi sebuah informasi dari Mario.

Mario mulai menjelaskan. Beberapa hari yang lalu dia main kerumah Reno. Kebetulan papa nya baru tiba dari Jogja. Secara tidak sengaja, Mario mendengar bahwa Reno akan dilamarkan dengan putri temannya yang dulu tinggal di Jogja. Usut punya usut, gadis itu bekerja bersama ibunya dan ibunya adalah seorang MUA terkenal. Mario menebak, bahwa itu adalah Briana. Karena, Reno terlihat bahagia sekali. Sudah dia duga.

“Maksudnya cewek yang lo maksud itu Briana ?!” tanya Nevan, tak percaya.

Mario penasaran, “Dulu Briana sempet tinggal di Jogja nggak ?”

Nevan mendadak pening. Ketika sekolah, Briana sempat ingin ke Jogja. Rindu rumah disana katanya. Nevan pikir Briana hanya becanda. Tapi, nyatanya. Dia terlalu sibuk menghukum dan menyalahkannya setiap hari.

“Nyesel gue!” Nevan stress, frustasi. Depresot! Aduh salah depresi.

Mario mencoba menenangkan. “Van, sabar. Jangan bertindak gegabah. Kita kan nggak tahu tu cewek beneran Briana apa bukan.”

Nevan menghela nafas dalam-dalam. Mencoba sabar, tidak lagi memakai otot atau cara licik seperti dulu. Dia sendiri juga heran, dulu kok bisa ya dia kesetanan menghajar orang sampai hampir mati. Hanya karena kesal cemburu buta pada Briana. Namun, sekarang dia mencoba bersikap dewasa.

“Inget, Van. Lo jangan sampe kayak dulu,” tutur Mario, mencoba sedikit menasehati.

“Gue ngerti. Kalo gue kayak dulu lagi, Briana pasti bakal makin benci sama gue,” timpal Nevan, merasa tak berdaya.

“Lebih baik kita pantau aja, bro. Lo bisa sabar kan ?”

Mario tahu sahabatnya ini dulunya bisa bertindak sesukanya. Semua ada di kendalinya. Jika sudah ngamuk, siap-siap dapat pukulan mematikan dari Nevan. Semoga Nevan sudah berubah.

Setelah Mario pamit, Nevan buru-buru mencari benda pipihnya. Mencoba menghubungi gadis yang beberapa bulan ini, ralat beberapa tahun ini memenuhi kepalanya.

“Bri, belum tidur ?” tanyanya, lirih.

“Mau tidur, ada apa ?” jawab Briana, datar. Mencoba sedatar mungkin.

Nevan terdiam. Bibirnya tiba-tiba kaku. Cukup lama dia berkomat-kamit sendirian.

“Van ?” panggil Briana dari seberang telpon, memecah lamunan Nevan.

“Kalo gitu, good night, Briana,” singkat jelas dan padat.

“Makasih,” jawab Briana juga tak kalah singkat.

Di tempat lain, Briana mencoba menetralkan debaran jantungnya. Wajahnya sedikit bersemu merah karena mendapat ucapan selamat malam dari Nevan. Tapi, ada perasaan lain yang tak enak di dalam hatinya.

1
Lies Atikah
ah cangkeul thor kapan bersamanya
Lies Atikah
jangan lembek bri melawan lah
Imam Kambali S. Ped
yup cepat lanjut
Lies Atikah
yang tegas atuh Bri sama Nepan kok mau aja dileceh kan udah gak punya harga diri yah s nevan ingat si nevan udah tunangan coba buka hati sama Reno kalau ga bisa berteman aja buat si natan cemburu jangan jadi lembek
Imam Kambali S. Ped
tenang dibawa nevan
Herlina
Luar biasa
Surati
bagus
Fidia K.R ✨
Aku udah mampir di ceritanya ka thor yaa😉 Overalls aku suka jalan cerita nya👍🏻
💞N⃟ʲᵃᵃ࿐yENni💖
maaf kak baru mampir, awal cerita yg luar biasa semoga seterusnya ceweknya gak melow jgn mau ditindas trs sm cwok 👍👍👍😍😍😍😍😍
վմղíα | HV💕
nyimak thor mampir juga keceritaku
𝕾𝖆𝖌𝖊🄶𝖗𝖊𝖊𝖓92࿐N⃟ʲᵃᵃ࿐
Jangan lupa baca karya terbaru Author dengan judul Cinta Yang Lain ya... 🥰
©h♦©♦
Otw ikut kak!
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓
kak ak mampir ya
tina yusuf
akur ceritanya bagus ,suka
tina yusuf
briana jangan mau di perlakukan begitu putusin aja
Widya Tutik
keren
🌕🌊🍁🪷
jangan lupa minta daddy nevan belikan pabriknya sekalian boy
𝕾𝖆𝖌𝖊🄶𝖗𝖊𝖊𝖓92࿐N⃟ʲᵃᵃ࿐: Pabrik thomas and friends 😅😅
total 1 replies
𝕾𝖆𝖌𝖊🄶𝖗𝖊𝖊𝖓92࿐N⃟ʲᵃᵃ࿐
Hi kak Elna, akan ada extra chapter dan next ada kejutan lagi..

Jangan lupa subscribe supaya kalau aku update bisa kelihatan di kakak. ☺😘
Elna Nur
ini serius end thor🥺
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓
judulnya kok gda kak?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!