Odi berjanji akan mencari keluarga yang telah menyebabkan kematian kedua orang tuanya dan akan membalaskan dendamnya. Bertahun - tahun dia mencari keberadaan keluarga pembunuh itu hingga akhirnya dia menemukannya.
Cinta gadis yang ceria menjalani hari - harinya sebagai gadis sederhana. Pernah terlahir kaya tetapi nasib yang membuatnya kini harus berjuang hidup sendiri.
Dengan bekerja dia bisa melanjutkan hidupnya dan juga kuliahnya. Tapi siapa sangka sebuah kejadian yang membuat dia terjebak dan harus hidup bersama pria dingin dan keras.
Akankah dendam Ody terbalaskan? Ataukah dia malah terjebak sendiri dalam dendamnya?
Selamat membaca semoga kalian suka..
*sebelum baca klik tombol favorit ya 🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon winda siregar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Ya Tuhan... sudah panjang banget aku kirim pesan dia cuma jawab satu kata. Ya... aku tidak tau apa artinya? Apakah dia setuju pulang telat atau dia setuju kalau aku harus mengurung diri di dapur saat dia datang? Tapi ya sudahlah.. yang penting aku tidak di pecat. Batin Cinta.
Cinta mulai menikmati makan siangnya bersama Santi.
"Sebelumnya kamu bekerja dimana Cin?" tanya Santi.
"Ha aku... aku baru tamat kuliah" jawab Cinta terkejut.
Apakah aku harus jujur sama Santi kalau dulu aku bekerja sebagai asisten rumah tangga? batin Cinta.
"Waah hebat banget kamu Cin, baru tamat kuliah langsung di terima di perusahaan ini" puji Santi.
"Emangnya kenapa San?" tanya Cinta bingung.
"Perusahaan ini biasanya lebih suka cari orang yang punya pengalaman minimal satu tahun dibidang yang sama" jawab Santi.
"Kamu juga begitu?" tanya Cinta lagi.
"Iya, aku dulu pernah bekerja sebelumnya di perusahaan XXX terus aku mendengar disini ada penerimaan karyawan baru. Jadi aku melamar deh ke Perusahaan ini" jawab Santi.
"Ooo.. kalau aku sih dulunya sempat bekerja jadi asisten rumah tangga di rumah majikanku" ungkap Cinta.
"Ha? Maksud kamu, kamu bekerja sebagai pembokat?" tanya Santi terkejut.
"Iya sambil kuliah, lumayan buat biaya hidup di Jakarta dan buat bayar uang kuliah" jawab Cinta.
"Trus kamu tau dari mana kalau di Perusahaan ini ada lowongan kerja?" tanya Santi ingin tau.
"Dari majikan aku, dia suruh aku melamar ke perusahaan ini" jawab Cinta.
"Kamu beruntung Cin, hebat kamu. Baru tamat kuliah bisa langsung bekerja di Perusahaan ini. Kamu tau gak kalau pemilik Perusahaan ini orangnya serem?" tanya Santi.
Cinta menggelengkan kepalanya.
"Nggak" jawab Cinta.
"Jangan sampai deh kamu bertemu atau berurusan dengan beliau. Dia pria yang dingin, wajahnya sih keren tapi sereem. Aku pernah tanpa sengaja satu lift sama beliau. Uuh saat itu suasana persis seperti di kutub. Dingin dan sepi, gak ada orang yang berani berbicara" ungkap Santi.
Hahaha sudah bisa aku bayangkan gimana wajah jaimnya si Bos. Dia emang rajanya para pria dingin dan kesepian. Batin Cinta.
"Tapi gak sedikit lho yang mengidolakan beliau. Banyak karyawan perempuan malah pengen kencan dengan beliau. Bahkan mereka sering berfantasi sampai ke ranjang bersama beliau. Iiih naudzubillah.. jangan sampai deh Cin kita termasuk seperti wanita - wanita itu" ujar Santi.
"Iya, itu dosa besar" sambut Cinta.
"Saat melihat kamu pertama kali tadi aku langsung bersyukur ternyata di perusahaan ini aku punya teman se frekuensi. Sama - sama pakai jilbab dan gak banyak gaya. Aku gerah bareng cewek - cewek centil sepet mereka" ujar Santi sambil melirik ke sebelah kanan meja mereka terdapat tiga gadis berpenampilan sexy.
Cinta jadi ikutan melirik kearah wanita yang sedang mereka bicarakan.
"Kamu tau siapa CEO kita dan wakilnya?" tanya Santi.
Lagi - lagi Cinta memilih menggelengkan kepalanya dari pada menjawab dengan jujur. Bisa panjang nanti ceritanya.
"Nama CEO kita Melodi Sanjaya. Dia anak tunggal dari almarhum Bapak Sanjaya pemilik perusahaan ini" jawab Santi
Ooo.. ternyata Papanya sudah meninggal pantas saja dia tinggal di apartement. Eh tapi apa dia tidak punya seorang Mama? tanya Cinta dalam hati.
"Dia anak yatim piatu Cin. Dari berita yang aku dengar kedua orang tuanya meninggal dunia tujuh tahun lalu karena kecelakaan maut" sambung Santi.
Ternyata nasib kami sama. Sama - sama anak yatim piatu dan kedua orang tua kami meninggal dunia karena kecelakaan. Apa itu yang membuat dia jadi sedingin itu? Pantas saja tatapan matanya sendu dan kesepian. Kasihan juga si Bos. Batin Cinta.
"Kalau siang biasanya dia makan di kantin ini juga?" tanya Cinta polos.
"Ya nggak lah Cinta, mana mungkin CEO mau makan di tempat seperti ini. Ini kan kantin khusus karyawan. Dia pasti makan di luar, banyak restoran besar dan enak - enak" jawab Santi.
Tak lama kemudian suasana kantin berubah menjadi berisik. Santi dan Cinta melongo bingung dengan apa yang terjadi di sana.
"Ada apa San?" tanya Cinta bingung.
"Gak tau Cin" jawab Santi yang juga bingung dengan apa yang terjadi.
Terdengar suara yang lainnya tampak ribut. Tiba - tiba di kantin muncul CEO beserta wakilnya.
"Ya ampuun mimpi apa aku tadi malam, Pak Melodi dan Pak Wildan makan di kantin" ucap salah satu karyawan wanita.
"Oowh tampannya Pak Melodi" ucap wanita lain lagi.
"Uuuh andai dia mau padaku, aku akan rela mati untuknya" sambung yang lainnya.
Seketika Cinta melotot ketika mendengar ucapan para wanita - wanita itu. Tiba - tiba saja dia mual mendengar ucapan seperti itu.
Kalian tidak tau seberapa dinginnya pria itu. Balas pesan aja cuma cukup satu kata. Pelit! umpat Cinta dalam hati.
Melodi dan Wildan duduk di meja tepat di samping Cinta dan Santi. Sontak seluruh penghuni kantin berdiri dan memberi hormat kepada dua petinggi perusahaan.
Cinta dan Santi juga melakukan hal yang sama sebagai perwujudan tanda hormat mereka kepada pemilik perusahaan ini.
"Kata kamu mereka gak pernah makan di sini, buktinya mereka sekarang ada di kantin ini?" tanya Cinta sambil berbisik.
"Aku gak tau Cin" balas Santi.
"Harap tenang semuanya. Kami hanya mau sidak keadaan kantin. Apakah pelayanan dan makanannya layak untuk para karyawan di perusahaan ini. Silahkan lanjutkan makan siang kalian" ucap Wildan.
Semua penghuni kantin duduk kembali dan melanjutkan makan mereka. Termasuk Cinta dan Santi.
Cinta sedikitpun tidak berani melirik kedua pria yang duduk di meja tepat disamping meja mereka. Karena antara Cinta dan dua pria ini tidak punya kesepakatan kalau mereka akan saling kenal di perusahaan ini.
Tentu saja Cinta mengambil tindakan seperti ini saja untuk mencari aman. Dari pada kena pecat. Pikirnya.
Tak lama pelayan kantin datang untuk menanyakan pesanan Wildan dan Melodi.
"Maaf Pak, Bapak mau pesan apa?" tanya seorang pria.
Melodi sedang melihat - lihat isi menu di dalam buku daftar menu tapi dia tidak menemukan makanan apa yang membuat selera makannya. Dia melirik ke meja samping tempat Cinta berada.
"Seperti wanita itu, apa nama makanannya?" Melodi menunjuk ke arah piring Cinta.
Sontak Cinta terdiam kaku, karena semua tatapan orang - orang di kantin tertuju padanya. Wildan tersenyum tipis.
Dasar bilang saja kamu penasaran dengan Cinta kan, makanya kamu mengajak aku makan siang di sini? umpat Wildan dalam hati.
Flashback On
"Wil hari ini kita makan di kantin saja. Aku mau sidak langsung dan ingin melihat kenyamanan kantin, menu makanan dan daftar harganya apakah sesuai dengan kantong para karyawanku" ajak Melodi.
Wildan terkejut dan menatap Melodi dengan tatapan tak percaya. Selama dia bekerja membantu Melodi di perusahaan ini, dia tidak pernah melihat Melodi makan di kantin. Tapi apa kabarnya hari ini? Mengapa tiba - tiba Melodi bertingkah aneh seperti ini?
"Kamu serius Od, mengapa tiba - tiba sekali?" tanya Wildan.
"Namanya sidak, sidang dadakan. Ya pasti tanpa perencanaan. Kalau mereka tau aku mau datang bisa - bisa tidak terlihat celah kesalahan mereka" jawab Melodi cuek.
"Baiklah terserah kamu aja deh" sambut Wildan.
Mereka berdua langsung bergegas turun ke lantai dasar dimana kantin berada
Flasback Off
Kini baru Wildan mengerti apa tujuan Melodi mengajaknya makan di sini, ditambah lagi Melodi meminta makanan yang persis sama dengan Cinta.
Pasti dia ke sini memang hanya untuk melihat Cinta. Cih... sok gengsi kamu Od. Tadi pagi aku ajak untuk wawancarai Cinta kamu malah menyuruh aku yang melakukannya sekarang penasaran kan? ejek Wildan dalam hati.
.
.
BERSAMBUNG
a