NovelToon NovelToon
Kesempatan Kedua

Kesempatan Kedua

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Penyesalan Suami
Popularitas:32.1k
Nilai: 5
Nama Author: Miss Yune

"Lebih baik, kau mati saja!"

Ucapan Bram membuat Cassandra membeku. Dia tidak menyangka sang suami dapat mengeluarkan pernyataan yang menyakiti hatinya. Memang kesalahannya memaksakan kehendak dalam perjodohan mereka hingga keduanya terjebak dalam pernikahan ini. Akan tetapi, dia pikir dapat meraih cinta Bramastya.

Namun, semua hanya khayalan dari Cassandra Bram tidak pernah menginginkannya, dia hanya menyukai Raina.

Hingga, keinginan Bram menjadi kenyataan. Cassandra mengalami kecelakaan hingga dinyatakan meninggal dunia.

"Tidak! Kalian bohong! Dia tidak mungkin mati!"

Apakah yang terjadi selanjutnya? Akankah Bram mendapatkan kesempatan kedua?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Yune, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24. Syarat Cassie

"Kalau begitu, aku minta satu hal padamu," ucap Cassie, suaranya bergetar di udara sore yang terasa begitu dingin.

Bram menatapnya dengan sorot mata penuh harap. "Apa saja, Cassie. Katakan."

Bram berharap Cassie mau berjuang kembali bersamanya dan melupakan masa lalu. Cassie menarik napas panjang, seolah berusaha menenangkan badai dalam dadanya.

Lalu dengan suara yang sedikit gemetar, ia berkata, "Pilih aku atau Raina."

Bram terdiam, tak menyangka permintaan itu akan sejelas ini. Perempuan di hadapannya memintanya untuk memilih ketika Raina mungkin mengandung anaknya.

"Aku tidak ingin ada setengah hati di antara kita, Bram," lanjut Cassie, matanya berkaca-kaca. "Kalau kamu memilihku, aku ingin kamu melupakannya... Bahkan kalau pun nanti terbukti anak itu memang darah dagingmu, aku ingin kamu tetap menolak mengakuinya."

Bram terhenyak. Itu... permintaan yang berat. Sangat berat. Hatinya memang tertuju pada Cassie, tetapi dia masih bingung dengan semuanya. Pria itu takut ternyata menodai Raina, sedangkan dirinya sendiri yakin bila dia tidak pernah melakukannya.

"Aku tahu ini egois," Cassie menunduk, memeluk dirinya lebih erat. "Tapi aku tidak mau hidup dalam bayang-bayang wanita lain... atau anak yang bukan dari rahimku."

"Sudah terlalu sering kamu menyakitiku. Kamu berkata kalau kamu ingin memperbaiki hubungan denganku. Akan tetapi, dengan adanya berita tentang janin dalam kandungannya aku yakin kamu mulai goyah!" lanjut Cassie.

Bram membuka mulutnya, ingin menjawab, namun kata-kata terasa tertahan di tenggorokannya. Ia mengerti perasaan Cassie. Ia paham luka yang diukir oleh pengkhianatan, rasa takut akan masa depan yang tidak pasti. Tapi bagaimana jika anak itu benar-benar darah dagingnya? Apakah ia bisa mengabaikannya?

Cassie menatap Bram, menunggu.

Namun Bram hanya bisa menunduk, tak mampu memberi jawaban. Cassie tersenyum pahit, seolah sudah tahu jawabannya. Ia melangkah mundur perlahan, menjaga jarak.

"Aku akan memberimu waktu," katanya. "Tapi kalau sampai anak itu lahir dan kamu masih ragu... mungkin memang kita tidak ditakdirkan bersama. Bahkan, kalau aku bisa dan mampu bersikap kejam. Aku ingin perempuan itu menggugurkan kandungannya."

Kata-kata Cassie sangat tajam, seolah melakukan pembalasan padanya secara perlahan. Dia sangat kecewa dengan berita kehamilan Raina hingga mampu mengatakan hal kejam tersebut.

Suasana terasa hampa. Bram merasa seolah-olah tanah di bawah kakinya bergoyang, tetapi ia membiarkan Cassie kembali masuk ke dalam rumah tanpa mencegahnya. Ia berdiri kaku di halaman, menatap pintu yang tertutup rapat, memisahkan mereka seperti tembok tak kasat mata.

***

Hari-hari berikutnya, Bram tak pernah absen datang ke rumah keluarga Nugroho. Setiap sore setelah pulang bekerja, ia berdiri di luar pagar, menunggu, berharap bisa bertemu Cassie, berharap Gunawan dan Clarissa melunak. Kadang ia hanya bisa menunggu berjam-jam tanpa hasil, kadang ia diusir oleh Gunawan dengan amarah yang belum surut.

Namun Bram tidak menyerah. Ia tahu, ini harga yang harus dibayar demi Cassie.

Sementara itu, di sisi lain, Jessie yang selama ini diam, mulai bergerak setelah mengetahui kabar tentang kehamilan Raina. Jessie selama ini selalu merasa Cassie terlalu bodoh karena terus memaafkan Bram. Dan kini, saat mendengar bahwa anak yang dikandung Raina mungkin adalah darah daging Bram, Jessie merasa ini saat yang tepat untuk melindungi Cassie dari sakit hati yang lebih dalam.

Jessie datang ke kamar Cassie, membawa dua cangkir cokelat hangat. Ia duduk di pinggir ranjang Cassie yang masih termenung menatap jendela. Jessie merasa bersalah karena ikut memberikan kesempatan pada Bram karena dia pikir pria itu patut mendapatkannya.

"Minum dulu, Cass," ucap Jessie lembut.

Cassie tersenyum tipis, mengambil cangkir itu tanpa banyak kata.

Jessie menghela napas. "Aku dengar Bram masih datang setiap hari."

Cassie hanya mengangguk.

"Kamu serius mau tetap memberikan dia kesempatan?" Jessie menatap Cassie dengan tatapan prihatin.

Cassie menggigit bibir bawahnya, tidak menjawab.

Jessie meletakkan cangkirnya, lalu berkata lebih serius, "Cass, kamu pikirkan lagi. Kalau anak itu benar-benar anak Bram, apa kamu yakin bisa hidup dengan kenyataan itu? Menjadi ibu tiri bagi anak yang lahir dari pengkhianatan?"

Cassie memejamkan mata, hatinya terasa sesak. Ingin sekali dia mengatakan dengan jujur kalau dia ingin menyerah.

"Aku tahu kamu cinta sama Bram, tapi cinta itu kadang nggak cukup, Cass," lanjut Jessie. "Apalagi dalam pernikahan. Kamu harus mikirin kebahagiaanmu juga. Maafkan aku yang berpikir bila dia harus mendapatkan kesempatan."

Cassie menahan air mata yang menggenang. Kebimbangan memenuhi pikirannya.

"Kamu layak bahagia, Cassie," ucap Jessie sambil menggenggam tangan sepupunya. "Jangan mau mengorbankan seluruh hidupmu untuk seseorang yang bahkan tidak yakin memilihmu seratus persen."

Sementara itu, di luar rumah, Bram kembali berdiri, menatap pintu pagar yang tertutup rapat. Sekali lagi, penjaga rumah itu hanya menatapnya dengan wajah tak enak.

"Maaf, Pak Bram... Tuan Gunawan tidak mengizinkan."

Bram mengangguk pelan. "Saya akan tetap menunggu."

Dia tidak peduli panas matahari yang membakar kulitnya, tidak peduli tatapan iba para tetangga atau rasa malu yang menusuk. Yang ia pedulikan hanya satu: Cassie.

Sejam... dua jam... tiga jam...

Baru ketika matahari hampir terbenam, pintu pagar terbuka sedikit, dan Clarissa keluar. Wajah wanita itu penuh kelelahan.

"Bram," katanya pelan. "Kamu pulanglah dulu. Cassie belum siap menemui siapa pun."

Bram menundukkan kepala, menahan kecewa. Namun ia tidak membantah. Ia tahu, memaksa justru akan semakin menjauhkan Cassie darinya.

"Saya akan kembali besok," katanya sebelum berbalik pergi.

Clarissa hanya bisa menghela napas panjang, dalam hatinya sebenarnya tidak tega melihat keteguhan Bram.

Di kamar Cassie, setelah percakapan dengan Jessie, Cassie duduk di tepi ranjang, memandangi layar ponselnya. Ada puluhan pesan Bram di sana. Semuanya meminta maaf, meminta kesempatan, meminta Cassie untuk percaya.

Namun rasa takut di hati Cassie lebih besar dari rindunya.Air mata jatuh satu per satu di pipinya. Ia tahu, satu keputusan kecil saja akan mengubah hidup mereka selamanya. Dan ia tidak yakin apakah hatinya cukup kuat untuk menanggung risiko itu.

"Apa yang harus aku lakukan?"

***

Bersambung...

Terima kasih telah membaca...

1
vj'z tri
woahhhhh Raina benar benar cucok jadi penguntit bram 🤣🤣🤣🤣
mama
km kelamaan bram cari buktiny, keburu cassie muak sama km dan berpaling sama reyhan...itu bikin raina kegirangan buat nuntut km trs,
Chusnul Zazah
Haadeeh aneh banget kenapa keluarga Gunawan TDK menyuruh orang untuk menjaga Cassie dikantor sampai Raina bisa masuk menemui Cassie dan terjadi huru hara ulah manusia ular yg toxcid??
Dan juga keluarga Adrian kenapa tdk menggunakan kekuasaannya untuk menghadapi Rania yg licik?? dan membiarkan Bram menyelesaikannya sendiri?? 🤔😇😇
Neni marheningsih
lanjut...biar Bram tersiksa dulu Thor jangan sampai Cassie luluh
Chusnul Zazah
Gimana Bram beratkan buah dari sikap arogansi & kebodohanmu yg gak punya hati pada isteri yg telah kau sia2kan?
Untuk mendapatkan hati & kepercayaannya lagi sangat sulitkan?? banyak hal yg harus kau perjuangan kan?
Apalagi kamu harus menghadapi Rania perempuan licik yg berhati ular, yang selama ini selalu kau banggakan dalam menyakiti hati cassie isteri sahmu,??
Semoga saja kau bisa mendapatkan bukti kelicikan Rania ??
dan juga kamu bisa menggapai hati Cassie 😢🤔😇😇
septiana
siap kak semoga sukses selalu 🥰
Upi Raswan
darimu
Ais
mampus emang bego bin gob…k bram ini dr awal terperdaya sm tingkah manis si raina tp apa jdnya malah bram dijadikan pion untuk merebut kembali smua kekuasaan yg hampir wira dapatkan dr ayah bram tanpa bram berusaha cr tau knp ayah raina diturunkan jabatannya dr perusahaan ayah bram
vj'z tri
yah kan kebuka semua .... sepertinya saingan bertambah Bram 🫣🫣🫣🫣
Neni marheningsih
jangan jadi laki bodoh Bram....cari bukti kalau kamu ga pernah tidur SM Rania..katanya orang kaya ko bego..cari tuh hotel yg pernah buat nginep kamu waktu dinas luar...jangan jadi laki bego n tolol 😬
azalea_lea
reyhan baik gak lou baik ama reyhan aza bisa???

🙏👍❤🌹🤭
mama
tmbh mbulet kyk uler keket,bram ny juga bodoh plin plan pula. klu km gk tegas kyk gini trs buyar sudah rmh tangga km bram
Noveni Lawasti Munte
hadeuhhhh pisah ja udah cape deh....menepi dlu saling introspeksi diri kalau memang jodoh pasti ada jalannya untuk bersatu
Neni marheningsih
katanya horang kaya harusnya pakai detektif buat nyelidiki Rania benar hamil dan kalau hamil apa benar SM Bram jangan jadi orang bodoh...di ancam mau di viralkan kenapa takut..horang kaya kan selalu bertindak dengan uang..koneksi banyak kenapa jadi bodoh😬
Myra Myra
jgn BG kesempatan dkt Bram biar dia jadi pandai cikt
Ais
ya dr awal salah bram sdh php sm raina yg jelas”mmg menginginkan kedudukan dan kehormatan dlm keluarga bram dgn berkating seperti wanita lemah lembut baik dan layak dicintai pdhl kenyataannya raina adalah ular kecil yg mmg sengaja disiapkan sm ibunya yg ular piton buat menggigit salah satu putra mahkota keluarga adrian
azalea_lea
nyesek bgt lou jadi cassie udahlah cari yg lain aza...
😭🙏🌹❤👍
Neni marheningsih
mau nanti itu anaknya Bram kek bukan ke....haruse cassie ingat kalimat yg menyakitkan yaitu minta Cassie mati..dr awal bahagia ngapain kasih kesempatan kedua...jangan jadi bodoh hanya karena cinta...mending Cassie pergi jauh dr kehidupan Bram...urus aja perceraian nya dulu mau nanti kembali SM Bram yg penting sembuhkan luka hatimu dulu cassie.kalau tuhan mentakdirkan maka banyak jalan untuk menyatukan cinta kalian
gaby: Jangan balikan lah. Mau itu anaknya bram atau bukan, intinya bram dah pernah nidurin ibunya tuh anak
total 1 replies
Dwi ratna
dah lah pisah aja, jdi jdulnya ganti aj bukan kesempatan kedua tapi istri yg tak dianggap ✌️✌️✌️✌️
Noveni Lawasti Munte
ya pisahlah....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!