Seoul tidak pernah tidur, tetapi bagi Han Ji-woo, kota ini terasa seperti sedang koma.
Di bawah gemerlap lampu neon Distrik Gangnam, Ji-woo duduk di bangku taman yang catnya sudah mengelupas, menatap layar ponselnya yang retak. Angin musim gugur menusuk jaket tipisnya yang bertuliskan "Staff Event". Dia baru saja dipecat dari pekerjaan paruh waktunya sebagai pengangkut barang bagi para Hunter (pemburu).
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ray Nando, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Paylater bencana
TANDA TANGAN KONTRAK SETAN
Lantai 2: The Shopping Mall of Doom.
Suasana di depan meja kasir Goblin itu tegang. Yuna dan Valerius menahan napas saat Han Ji-woo mengambil pena bulu yang disodorkan si Goblin.
"Hanya untuk konfirmasi, Tuan..." Goblin Kasir itu menyeringai lebar, menampakkan gigi emasnya. "Anda mengambil paket 'Sultan Paylater'. Limit 10 Juta Poin. Bunga 50% per jam. Denda keterlambatan adalah... satu organ tubuh acak per hari."
"Murah," potong Ji-woo. "Mana kertasnya?"
Ji-woo menandatangani kontrak itu dengan cepat.
SRET. SRET.
TING!
[PINJAMAN DISETUJUI]
Saldo Masuk: 10.000.000 Poin Menara.
STATUS PERINGATAN:
Kekayaan Bersih Anda melonjak drastis!
Efek Samping: Kelumpuhan Total dalam 3... 2...
"CEPAT BELANJA!" teriak Ji-woo yang mulai merasakan kakinya kaku seperti beton. "Valerius! Cari barang paling mahal dan paling tidak berguna di katalog! SEKARANG!"
Valerius membalik-balik halaman katalog hologram dengan kecepatan cahaya.
"Kategori apa, Tuan? Senjata Legendaris? Potion Abadi?"
"Bukan! Cari kategori 'Barang Cacat' atau 'Item Terkutuk'! Benda yang kalau dipakai malah merugikan!"
Valerius berhenti di halaman berwarna merah gelap.
"Ketemu! Halaman Clearance Sale Barang Terkutuk. Diskon 0% karena tidak ada yang mau beli."
BELANJA SAMPAH MAHAL
"Bacakan!" perintah Ji-woo yang kini sudah jatuh berlutut, lumpuh karena saldo 10 Juta Poin.
"Item Pertama: Zirah Beban Hidup (Armor of Burden). Harga: 5 Juta Poin."
Deskripsi: Pertahanan Mutlak, tapi beratnya setara dengan dosa masa lalu pemakainya. Mengurangi kecepatan gerak hingga 99%.
"BELI!" teriak Ji-woo. "Aku butuh beban!"
TING!
Saldo berkurang 5 Juta. Ji-woo bisa menggerakkan jarinya lagi.
Sebuah zirah besi hitam yang tampak berkarat dan mengeluarkan suara rintihan jatuh di depan mereka. Lantai mal retak karena beratnya.
"Item Kedua: Pedang Meleset (Sword of Miss). Harga: 4 Juta Poin."
Deskripsi: Kekuatan serang level Dewa, tapi Akurasi -1000%. Memiliki kehendak sendiri untuk menghindari musuh.
"BELI! Itu senjata impian!" seru Ji-woo.
TING!
Saldo berkurang 4 Juta. Ji-woo bisa duduk tegak.
Sebuah pedang besar dengan mata melotot di gagangnya muncul. Mata itu melirik kiri-kanan dengan gugup.
"Item Ketiga: Cincin Kesialan (Ring of Bad Luck). Harga: 1 Juta Poin."
Deskripsi: Meningkatkan kemungkinan kejadian buruk di sekitar pemakai sebesar 500%. Hujan meteor lokal, tersandung kerikil, dll.
"SEMPURNA! BELI!"
TING!
Saldo berkurang 1 Juta.
SALDO SAAT INI: 0 POIN.
UTANG SAAT INI: 10 JUTA POIN (+ Bunga Berjalan).
BOOOOM!
Aura hitam pekat meledak dari tubuh Ji-woo. Kelumpuhannya hilang total. Digantikan oleh kekuatan murni yang berasal dari beban utang 10 Juta Poin.
Ji-woo berdiri, menyambar Zirah Beban Hidup dan mengenakannya.
Bagi orang biasa, zirah itu akan meremukkan tulang. Tapi bagi Ji-woo yang diperkuat utang, zirah itu terasa seringan kaos kutang.
Dia mengambil Pedang Meleset dan memasang Cincin Kesialan.
Goblin Kasir itu melongo. "Tuan... Anda baru saja menghabiskan limit Paylater untuk membeli sampah yang akan membunuh Anda?"
Ji-woo tersenyum, gigi-giginya berkilau di bawah lampu mal.
"Salah. Aku baru saja membeli Outfit of the Day (OOTD) untuk menghancurkan menaramu."
EFEK SAMPING YANG MENGUNTUNGKAN
"Ayo naik ke Lantai 3!" ajak Ji-woo.
Mereka berjalan menuju portal. Namun, efek Cincin Kesialan langsung bekerja.
Lampu gantung raksasa di lobi mal tiba-tiba putus kabelnya tepat saat Ji-woo lewat di bawahnya.
"AWAS BOS!" teriak Yuna.
Lampu kristal seberat 1 ton itu jatuh menimpa kepala Ji-woo.
PRANG!!!
Debu mengepul. Yuna dan Valerius menutup mata ngeri.
Tapi saat debu hilang, Ji-woo masih berdiri tegak. Lampu itu hancur berkeping-keping di atas helm Zirah Beban Hidup-nya. Zirah itu bahkan tidak lecet.
"Pertahanan Mutlak memang beda," komentar Ji-woo santai, mengibaskan pecahan kristal dari bahunya. "Kesialan ini justru menguji daya tahan zirahku."
Tiba-tiba, Pedang Meleset di tangan Ji-woo bergetar.
"JANGAN PAKAI AKU! AKU TAKUT DARAH!" teriak pedang itu.
"Diam," kata Ji-woo. "Kita ada tamu."
Penjaga Lantai 2, sebuah Mannequin Assassin (Boneka Pembunuh), melompat dari kegelapan. Dia bergerak sangat cepat, mengincar leher Ji-woo.
Ji-woo mengayunkan Pedang Meleset-nya.
"TEBAS!"
Pedang itu menjerit. "TIDAK MAU!"
Bilah pedang itu bengkok secara ajaib di udara untuk menghindari leher Mannequin itu. Meleset total.
Tapi... karena Ji-woo memakai Cincin Kesialan, sebuah kejadian buruk terjadi secara kebetulan.
Lantai di bawah kaki Mannequin itu licin karena tumpahan bubble tea (yang tumpah secara misterius karena aura kesialan).
Mannequin itu terpeleset. Kepalanya menghantam bilah pedang Ji-woo yang sedang bengkok menghindar tadi.
CRAK!
Kepala boneka itu putus.
Ji-woo menatap pedangnya. Pedangnya bingung.
"Lho? Kok kena? Aku kan sudah menghindar!" protes pedang itu.
Valerius bertepuk tangan kagum. "Luar biasa! Double Negative! Kesialan lingkungan membatalkan ketidakakuratan senjata! Ini adalah anomali statistik!"
Ji-woo menyarungkan pedangnya yang masih ngomel.
"Kalian lihat? Barang murah (atau terkutuk) selalu punya cara kerjanya sendiri."
Mereka melangkah masuk ke Portal Lantai 3.
LANTAI 3 - KASINO JIWA
Lantai 3: The High-Stakes Casino.
Mereka muncul di sebuah ruangan megah yang dipenuhi mesin slot, meja roulette, dan asap cerutu. Suara koin berdenting dan tawa gila memenuhi udara.
Namun, chip di sini bukan plastik. Chip-nya adalah Bola Jiwa yang bersinar biru.
Dan bandarnya adalah Iblis-iblis berpakaian tuksedo.
[MISI LANTAI 3]
[JUDI ADALAH JALAN NINJA KAMI]
[MENANGKAN SATU PERMAINAN MELAWAN FLOOR MASTER UNTUK LANJUT]
"Judi lagi," keluh Yuna. "Bos, kita tidak punya modal."
"Siapa bilang?" Ji-woo menunjuk angka merah di atas kepalanya. [-10.000.000 POIN].
"Di meja judi, orang yang paling nekat adalah orang yang sudah tidak punya apa-apa untuk dipertaruhkan."
Seorang iblis wanita dengan tanduk merah panjang mendekati mereka. Dia membawa nampan berisi kontrak.
"Selamat datang di Kasino Mammon Cabang Menara. Saya lihat Tuan memiliki... portofolio utang yang mengesankan."
"Aku mau menantang Floor Master," kata Ji-woo langsung.
"Tentu. Master Jackpot ada di meja VIP. Tapi taruhannya minimal adalah..." Iblis itu melirik Yuna dan Valerius. "Dua Jiwa Pendamping."
Yuna dan Valerius mundur serempak. "Bos, jangan jual kami lagi!"
Ji-woo tersenyum menenangkan (yang justru makin menakutkan).
"Tenang. Aku tidak akan mempertaruhkan jiwa kalian."
Ji-woo mengangkat tangannya yang memakai Cincin Kesialan.
"Aku akan mempertaruhkan Keberuntunganku."
Iblis itu bingung. "Keberuntungan?"
"Ya. Jika aku kalah, aku akan mengambil seluruh kesialan di kasino ini. Tapi jika aku menang..."
Ji-woo menatap tajam ke arah Meja VIP di ujung ruangan, di mana sesosok Iblis berwajah Dadu sedang duduk.
"...Kalian harus melunasi Paylater-ku."