NovelToon NovelToon
Dua Penjaga Hati

Dua Penjaga Hati

Status: tamat
Genre:Cinta Terlarang / Mengubah Takdir / Tamat
Popularitas:428
Nilai: 5
Nama Author: Moonlightaura09

Kalian semua adalah keluarga yang paling berarti dalam hidupku. Bersama kalian, aku merasa lengkap, aman dan dicintai. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan tapi satu hal yang pasti, aku akan selalu menyayangi kalian. Kalian adalah rumahku dan aku akan selalu kembali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moonlightaura09, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DiLema

Di tengah kekacauan studio yang menjadi saksi bisu pergulatan batinnya, Gerson duduk termenung. Kuas - kuas berserakan, kanvas setengah jadi menatap kosong, seolah ikut merasakan gundah yang menyesakkan dadanya. Masalah dengan Rachel kekasihnya, terasa seperti simpul yang semakin erat mengikat pikirannya. Di saat seperti ini studio yang biasanya menjadi tempat pelarian, kini terasa seperti penjara yang mengurungnya dalam kesendirian.

Tiba - tiba, pintu studio terbuka. Sosok yang tak asing, namun tak pernah ia duga akan muncul di hadapannya berdiri di ambang pintu. Luna mantan kekasih Alanz, kakaknya. Mantan kekasih yang hubungannya kandas di tengah jalan, meninggalkan luka yang belum sepenuhnya mengering. Gerson terkejut. Pertanyaan demi pertanyaan berputar di benaknya. Apa yang membawanya ke sini?

Luna melangkah masuk, wajahnya sembab, matanya merah. Tanpa sepatah kata, ia menghambur ke pelukan Gerson. Tangisnya pecah. Gerson membeku, tak tahu harus berbuat apa. Ia hanya bisa membiarkan Luna menumpahkan segala kesedihannya di bahunya.

Luna : ( isaknya, suaranya bergetar ) Kenapa... kenapa Alanz begitu mengecewakanku? Aku sudah berjuang untuk kembali tapi justru dia menolakku.

Gerson masih diam, mencoba mencerna situasi yang ada. Ia tahu hubungan Luna dan Alanz memang rumit. Dulu mereka adalah pasangan yang serasi, saling mencintai. Namun, badai datang menerjang menghancurkan semua impian yang telah mereka bangun bersama.

Luna : ( lanjutnya sambil melepaskan pelukannya dan menatap Gerson dengan mata yang penuh harap ) Aku... aku tidak tahu harus bagaimana lagi. Aku mencintainya, Gerson. Aku benar - benar mencintainya.

Gerson menghela napas. Ia tahu, ia tidak punya jawaban untuk pertanyaan Luna. Ia tidak tahu apa yang harus ia katakan untuk menghibur wanita yang sedang patah hati di hadapannya ini.

Gerson : ( memulai dengan hati - hati ) Lun... Aku mengerti bagaimana perasaanmu. Tapi, aku tidak bisa menjawab pertanyaanmu. Hanya Alanz yang tahu kenapa dia melakukan ini.

Luna : ( terisak lagi ) Tapi... tapi kenapa dia begitu tega? Apa salahku?

Gerson : ( meraih tangan Luna, menggenggamnya erat ) Aku yakin, Alanz punya alasan sendiri. Mungkin... mungkin dia hanya butuh waktu untuk berpikir.

Luna : ( menggelengkan kepalanya ) Waktu? Sudah berapa lama aku menunggu? Aku tidak bisa terus menunggu, Gerson. Aku lelah.

Gerson terdiam. Ia tahu, Luna benar. Menunggu memang melelahkan. Apalagi, menunggu sesuatu yang belum pasti.

Gerson : Aku tahu. Aku tahu ini berat untukmu. Tapi, aku percaya kamu kuat Lun. Kamu bisa melewati ini.

Luna : ( menatap Gerson, air mata masih mengalir di pipinya ) Apa kamu yakin?

Gerson : ( mengangguk ) Aku yakin. Kamu adalah wanita yang hebat, Lun. Kamu pantas mendapatkan yang terbaik.

Luna : ( tersenyum tipis dan senyum yang dipaksakan ) Terima kasih, Gerson. Aku... aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan tanpamu.

Gerson membalas senyum Luna. Ia tahu, ia tidak bisa menggantikan Alanz di hati Luna. Tapi, setidaknya, ia bisa menjadi tempat bersandar bagi wanita itu di saat - saat sulit seperti ini.

Gerson : Kamu tidak sendiri, Lun. Aku di sini untukmu.

Luna kembali memeluk Gerson. Kali ini, pelukannya terasa lebih tenang. Seolah, ia menemukan sedikit kekuatan dari pelukan itu.

Luna : ( bisiknya ) Aku tahu. Terima kasih, Gerson. Terima kasih sudah mau mendengarkanku.

Gerson hanya mengangguk. Ia tahu, kadang - kadang, yang dibutuhkan seseorang hanyalah telinga untuk mendengarkan. Dan Gerson siap menjadi telinga bagi Luna.

Setelah beberapa saat berbincang dan saling menguatkan, Gerson akhirnya mengantarkan Luna pulang ke rumahnya. Di sepanjang perjalanan, suasana terasa lebih tenang dan Luna tampak lebih rileks, seolah beban berat yang selama ini membebani perlahan mengendur. Gerson memperhatikan, betapa nyatanya kehadirannya mampu membuat Luna merasa nyaman, melupakan sejenak masalah dengan Alanz.

Sesampainya di depan rumah Luna, ia menatap Gerson dengan senyum lembut.

Luna : Terima kasih, Gerson. Kamu benar - benar membuatku merasa lebih baik hari ini.

Gerson : ( tersenyum hangat ) Aku senang bisa membantumu, Lun. Kamu pantas bahagia.

Luna : ( mengangguk pelan, lalu menghela napas ) Kalau aku sedih lagi... boleh nggak aku menghubungimu? Aku... aku merasa nyaman banget sama kamu.

Gerson : ( langsung tersenyum, matanya bersinar penuh kehangatan ) Tentu saja, Luna. Kalau kamu butuh teman bicara, aku selalu di sini. Jangan ragu untuk menghubungiku kapan saja.

Luna : ( tersenyum lagi, kali ini lebih tulus ) Aku nggak mau kehilangan orang yang bisa membuatku bahagia seperti ini.

Gerson : ( menyentuh bahu Luna dengan lembut ) Kamu nggak akan kehilangan aku, Lun. Aku di sini untukmu, kapan pun kamu butuh.

Luna : ( menatap Gerson dengan penuh rasa terima kasih ) Makasih, Gerson. Kamu memang orang baik.

Gerson : ( membalas dengan senyum hangat ) Kamu juga, Lun. Jangan lupa, aku selalu ada untukmu.

Dengan perasaan yang sedikit lebih ringan, Luna masuk ke dalam rumahnya. Sementara itu, Gerson berdiri di depan pintu, merasa bahagia karena telah bisa membuat Luna merasa lebih baik hari ini. Ia tahu, mungkin ini adalah awal dari sesuatu yang indah atau setidaknya sebuah persahabatan yang tulus dan penuh pengertian.

Di perjalanan pulang, saat Gerson memandangi jalan yang berlalu dengan tenang, tiba - tiba sebuah perasaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya menyergap hatinya. Perasaan itu seperti gelombang hangat yang mengalir dari dada ke seluruh tubuhnya, membuatnya seolah - olah sedang berada di puncak kebahagiaan yang tak terduga.

Awalnya, Gerson mengira itu hanya perasaan biasa, mungkin karena suasana hati yang sedang tenang dan lega setelah membantu Luna. Tapi, semakin ia merenung, semakin ia menyadari bahwa ada sesuatu yang berbeda. Perasaan itu bukan sekadar bahagia, melainkan sesuatu yang lebih dalam, lebih lembut dan penuh harapan.

Ia merasa nyaman saat Luna menatapnya dengan penuh rasa percaya dan terima kasih. Ada kehangatan yang menyentuh hati, sesuatu yang selama ini tidak ia rasakan saat bersama Rachel. Saat bersama Rachel, hubungan mereka lebih sering diwarnai ketegangan, perdebatan dan kekhawatiran akan masa depan yang tidak pasti. Tapi hari ini, saat Luna mengungkapkan rasa terima kasih dan kepercayaan, Gerson merasa ada sesuatu yang berkembang di dalam dirinya sebuah harapan yang perlahan tumbuh.

Perasaan itu seperti benih kecil yang mulai tumbuh, memberi harapan bahwa mungkin di balik semua masalah dan luka lama, ada sesuatu yang baru dan indah menunggu untuk berkembang. Gerson menyadari bahwa ia mulai merasakan sesuatu yang lebih dari sekadar simpati atau perhatian biasa. Ada ketertarikan yang tulus, yang membuatnya bertanya - tanya, apakah ini awal dari sesuatu yang lebih dari sekadar persahabatan.

Di dalam hatinya, Gerson merasa bingung sekaligus bahagia. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi ke depannya, tapi satu hal yang pasti perasaan itu membuatnya ingin lebih dekat, ingin memahami dan menjaga Luna, bukan hanya sebagai teman tapi mungkin lebih dari itu.

Perasaan ini yang belum pernah ia rasakan saat bersama Rachel, memberi warna baru dalam perjalanan hidupnya. Sebuah harapan yang perlahan menumbuhkan keberanian untuk membuka hati, meskipun ia tahu bahwa jalan ini penuh ketidakpastian. Tapi, untuk saat ini Gerson hanya ingin menikmati perasaan itu dan melihat ke mana arah hati membawanya.

Namun, di tengah kehangatan perasaan yang baru saja tumbuh, pikiran Gerson tiba - tiba tersentak. Bayangan Alanz kakaknya sendiri melintas di benaknya. Luna adalah mantan kekasih Alanz. Sebuah fakta yang tak bisa diabaikan begitu saja.

Seketika, perasaan nyaman dan bahagia yang tadi menyelimuti hatinya perlahan meredup, digantikan oleh keraguan dan kebingungan. Gerson tahu, ia tidak boleh gegabah. Luna adalah bagian dari masa lalu kakaknya dan ia tidak ingin merusak hubungan persaudaraan yang selama ini ia jaga dengan baik.

Gerson : ( gumam pada dirinya sendiri ) Ini tidak benar. Aku tidak boleh terbawa perasaan. Luna adalah mantan pacar kakakku.

Ia mencoba menepis semua perasaan aneh yang tadi sempat muncul. Ia berusaha meyakinkan dirinya bahwa apa yang ia rasakan hanyalah bentuk simpati dan perhatian sebagai seorang teman, tidak lebih. Ia tidak ingin mengkhianati Alanz, apalagi sampai menyakiti Luna.

Gerson menarik napas dalam - dalam, mencoba menenangkan diri. Ia memutuskan untuk melupakan kejadian sore itu dan kembali fokus pada hubungannya dengan Rachel. Ia akan berusaha menjadi kekasih yang lebih baik, lebih perhatian dan lebih pengertian.

Gerson : ( pikir ) Aku harus melupakan ini. Ini hanya perasaan sesaat. Aku tidak boleh membiarkan ini merusak segalanya.

Dengan tekad yang kuat, Gerson mencoba mengalihkan pikirannya. Ia menyalakan radio di mobilnya dan membiarkan musik mengalun, berharap bisa mengusir semua pikiran yang mengganggu. Ia berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak lagi memikirkan Luna lebih dari sekadar teman.

Malam itu, Gerson pulang dengan hati yang sedikit berat. Ia tahu, perasaannya pada Luna tidak bisa hilang begitu saja. Tapi ia juga tahu ada batasan yang tidak boleh ia langgar. Ia harus tetap menghormati Alanz dan menjaga persahabatan mereka.

Gerson memutuskan untuk menyimpan semua perasaannya dalam hati. Ia akan berusaha bersikap biasa saja pada Luna, tanpa menunjukkan sedikit pun ketertarikan yang lebih. Ia berharap, seiring berjalannya waktu perasaan itu akan hilang dengan sendirinya.

Meskipun berat Gerson yakin ini adalah keputusan yang terbaik. Ia tidak ingin merusak hubungan keluarganya hanya karena perasaan sesaat yang belum tentu benar. Ia akan tetap menjadi Gerson yang dulu, seorang adik yang setia dan seorang teman yang bisa diandalkan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!