NovelToon NovelToon
Menikahi Bintang Film Dewasa

Menikahi Bintang Film Dewasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta setelah menikah / Dark Romance / Aliansi Pernikahan / Nikah Kontrak / CEO Amnesia
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Vanilla Ice Creamm

Laura Rivas 22 tahun, seorang bintang film dewasa Spanyol dengan nama panggung Karen Monroe di L.A., diasingkan ke Portugal oleh calon kakak iparnya, Diego Torres, setelah skandalnya menjadi "gadis penghibur" Kartel Meksiko menghancurkan reputasi sosial kakaknya, Julia Rivas, dan membatalkan pernikahan Julia.

Asisten utama Diego, Pablo Reyes (32), ditugaskan mengurus Laura di pengasingan, namun Laura yang selalu bermasalah terus melanggar protokol keamanan. Untuk mengatasi kekacauan ini, Diego menyetujui keputusan drastis Pablo untuk menikahi Laura Rivas.

Pernikahan ini, yang mencakup perjanjian pra-nikah dengan klausul properti dan kewajiban kegiatan ranjang, bertujuan memberikan Laura status, perlindungan, dan memindahkan seluruh tanggung jawab pengawasannya ke tangan Pablo.

Awalnya hubungan intim sebagai tugas untuk pengamanan Laura agar tak liar, namun Pablo kecanduan pada kemahiran Laura di ranjang, mengubah "tugas" menjadi candu bak kokain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vanilla Ice Creamm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12. Jenuh

Kabin jet pribadi mewah milik Torres International, di atas langit Eropa. Pablo dan Diego Torres duduk berhadapan. Pablo telah mendampingi Diego dalam perjalanan menuju Hungaria.

Diego menyesap cognac-nya, matanya tetap tertuju pada tablet. Suaranya tenang, tanpa emosi.

"Laporan dari klinik sudah masuk. Jadi, selain kesehatan yang baik, ada temuan trauma fisik. Kau sudah melihatnya, Pablo?"

Pablo mengangguk, mempertahankan postur formalnya.

"Sudah, Tuan Torres. Itu membuktikan masa lalunya lebih gelap dari yang dia akui, dan keputusannya untuk meninggalkan masa lalu bersifat mendesak. Ini justru memperkuat dasar kontrak kita."

"Dan soal klausul biologis itu? Itu harus dilaksanakan. Aku tidak ingin ada alasan dari Laura untuk mencari perhatian atau kepuasan di luar pernikahan. Kita tidak ingin insiden Adrian terulang."

"Akan dimulai klausul itu setelah kembali dari Hungaria. Ini sebagai kewajiban untuk menjamin kepatuhannya dan statusnya. Bukan sebagai kesenangan pribadi."

"Bagaimana dengan gejolak batinnya? Julia, khawatir dia akan gila karena bosan. Kau memaksanya mengambil kursus saham dan bahasa Mandarin. Dia bukan tipikal intelektual."

"Benar, Tuan Torres. Dia memang memberontak dan sulit diatur, dia meminta izin untuk menjadi pelayan dan ingin kursus membuat kue. Saya segera menghentikannya dan menegaskan bahwa tujuannya adalah isolasi dan peningkatan citra dimasa lalu. Saya telah memberinya peringatan keras dan gambaran konsekuensi terburuk jika dia melanggar batas lagi, yaitu kembali ke Jeffry Armando di Meksiko."

Diego tersenyum tipis, kali ini senyum bangga pada efisiensi Pablo.

"Kau melakukannya dengan baik. Ketakutan adalah pengawas terbaik. Biarkan Julia menangani detail tutor dan kurikulum agar Laura tidak stres berlebihan, tetapi kau, Pablo, kau tetaplah otoritas tertinggi di rumah itu."

"Itu adalah prioritas utama saya. Dia sekarang memahami bahwa dia terikat oleh rantai emas. Masa lalu Spanyol, Amerika dan Mexico itu akan mati total, Tuan Torres. Saya menjaminnya."

****

Dapur suite yang luas. Aroma hangat dan manis dari cokelat dan vanila memenuhi udara. Laura, mengenakan celemek sederhana, tampak fokus menguleni adonan. Hari ini adalah hari 'bebas' baginya; ia yakin Pablo baru akan kembali besok. Di temani, dua orang sebagai helper-nya.

Laura menghela napas, rambutnya sedikit berantakan.

"Tampak seperti tanpa CCTV, tapi dia bisa melihatku saat di Hungaria," Laura berdecak kesal, memutar adonan dengan tenaga. Ia merujuk pada Pablo yang selalu tahu tindak-tanduknya. "Terserah. Pokoknya aku mau hari ini senang dengan membuat kue."

Ia baru saja memasukkan loyang berisi cookies vanila dan coklat ke dalam oven ketika suara pintu geser kaca di ruang tengah terbuka. Langkah kaki yang mantap dan berat itu membuat jantungnya langsung berdegub.

Pablo berdiri di ambang pintu dapur. Kemeja putihnya sedikit longgar, namun tatapannya tajam. Jelas sekali dia baru saja tiba; mungkin aroma kue adalah hal pertama yang menyambutnya.

Pablo berdehem pelan, suaranya berhasil menarik perhatian Laura 100%. Laura memutar tubuhnya dengan cepat, tangannya masih berlumuran tepung. Keterkejutannya tampak jelas.

"Pablo, bukannya besok?"

Pablo berjalan perlahan ke counter marmer, membiarkan aroma kue menyambutnya tanpa mengubah ekspresi dinginnya.

"Kenapa? Kau tak suka suamimu pulang lebih cepat?"

Laura tergagap, dengan cepat mengusap tepung di tangannya ke celemek. Matanya memandang ke lantai, tahu ia telah melanggar batas, meskipun ini adalah 'pelarian' yang diizinkan Julia, bukan Pablo.

"Tidak, bukan begitu. Aku hanya... Aku pikir kau baru pulang besok." Laura mencari kata-kata yang tepat. "Aku hanya... aku sedang mencoba menghilangkan kebosanan, Pablo. Itu saja. Aku tidak melanggar aturan keluar rumah." gumamnya pelan, tanpa peduli di situ ada orang lain.

Pablo melangkah mengelilingi counter dapur, mendekati oven. Ia menghirup dalam-dalam aroma cookies yang manis itu. Sebuah anggukan kecil, hampir tidak terlihat, menunjukkan ia mengerti alasan di balik aktivitas ini penghilang stres yang aman.

"Aku tahu kau suka memasak. Dan aku tidak melarangmu menggunakan dapur di rumah ini."

Namun, nadanya segera mengeras, menggeser fokus kembali ke misi utama.

"Tapi itu adalah hobi, Laura. Itu adalah pelarian yang tidak akan pernah kau tampilkan di depan tamu atau lingkaran Julia. Hobi tidak menjamin citramu, dan hobi tidak menjamin kepatuhanmu."

"Aku menerima pesanmu soal Manajemen Aset dan Bahasa Mandarin. Aku sudah membalasnya dengan tautan tutor dan jadwal yang kuizinkan. Pelajaran pertamamu dimulai besok pagi, pukul 10. Dan jangan pernah lupakan prioritasmu."

Pablo mencondongkan tubuh sedikit, suaranya seperti bisikan dingin

"Kue ini, seharum apa pun, tidak akan menyelamatkanmu dari Meksiko. Hanya kepatuhan dan kemampuanmu menanggalkan masa lalu yang bisa. Apakah kau mengerti, Nyonya Pablo?"

Laura hanya bisa mengangguk, kekecewaan karena momen kecilnya telah hancur bercampur dengan ketakutan yang kembali menguasai. Ia tahu, tidak ada celah di dalam 'penjara emas' ini.

"Aku mengerti, Pablo."

Pablo melirik cookies di oven, lalu matanya kembali tertuju pada Laura. Nadanya bergeser, dari seorang pengawas keamanan menjadi seorang "suami" yang menuntut.

"Bantu aku memijat punggungku. Aku akan mandi. Biarkan pelayan yang ambil alih tugas selanjutnya."

Ia mengulurkan tangannya, isyarat tanpa kompromi agar Laura ikut dengannya, meninggalkan dapur. Kemudian, ia menambahkan perintah yang dingin dan intim, menegaskan kendalinya.

"Pakai lingerie yang kuberikan untukmu."

Lorong yang menuju kamar suite Pablo perbatasan yang sebelumnya dilarang bagi Laura. Pablo berjalan memimpin, Laura mengikutinya dengan langkah ragu.

Laura terkejut. Perintah itu datang begitu tiba-tiba, tanpa pemanasan, tanpa keromantisan. Itu adalah panggilan tugas, bukan ajakan. Perutnya kembali melilit, campuran antara rasa takut pada ancaman Meksiko dan desiran aneh yang muncul saat Pablo bersikap dominan secara fisik.

"L-lingerie? Aku bahkan belum melihatnya." tanyanya dalam hati.

Pablo tidak menoleh. Ia membuka pintu kamarnya kamar yang tadi tempo hari Laura masuki secara diam-diam dan menunjuk ke sebuah kotak kecil berwarna hitam yang terletak rapi di atas tempat tidur.

"Ada di sana. Itu adalah perlengkapan yang wajib kau gunakan saat klausul kita diaktifkan. Kau punya lima menit. Aku tidak suka menunggu."

Pablo masuk ke kamar mandi yang tersambung, menutup pintu dengan bunyi keras. Suara pancuran air segera terdengar. Laura menatap kotak hitam itu dengan gemetar. Tidak ada kehangatan pernikahan di sini, hanya persiapan yang efisien untuk sebuah 'tugas' yang dingin.

Laura menghela nafas dengan dada yang sesak, rasanya begitu menghimpit. Rasa grogi melayani pria-pria untuk keperluan bisnis film atau sebagai wanita panggilan, tak pernah secanggung ini. Laura selalu menguasai peran dalam panggung kehidupannya. Namun ini, Laura seolah hanya seorang cameo seperti remahan picos yang rapuh.

"Tenangkan hatimu, Laura... Dia suamimu, bukan monster es." lirihnya dalam hati, bahkan bermonolog pun Laura berhati-hati agar Pablo tak mendegarnya.

1
Vanilla Ice Creamm
Hai semua... aku up setiap hari ya, minta tolong klik Like dan ulasannya ya... boleh banget lho kritik, saran dan komentarnya, agar author makin semangat menulisnya.
Vanilla Ice Creamm
Hai semua... minta dukunganan like & koment utk saran ya readers.
dan... akhirnya /hr 5 bab selama 4 hari done!
Yolanda
langsung baca
Park Nana
suka sama karakter cewe2 rebel ini....
Park Nana
dari judulnya, ibarat makanan itu.. "menggugah selera" lebih ke kategori romance yg dikemas dg cerita yang ada tujuannya, bkn soal hubungan fisik semata.
dari karakter Laura, Laura ini blak-blakan dan grusa grusu ya... cocok sm karakter Pablo yg disiplin spy lbh terarah.
Vanilla Ice Creamm: hai terima kasih sdh mampir
total 1 replies
Bengkoang Studio
Anjay, dah pada mateng usianya 😌
Sweet Moon |ig:@sweet.moon2025
salfok Julia uda hamil gede disini 🤗
Vanilla Ice Creamm: eh iya dong, di GN kan ada perjanjian sm diego utk hamil.. sdikit mengambil rulenya Christiano Ronaldo & Georgina Rodriguez
total 1 replies
Enjel
Selamat atas karya pertama author kesayanganku yang pindah kemari.. jangan ragu utk baca karya kak vanilla
Vanilla Ice Creamm: terima kasih ud mampir ya, kak
total 1 replies
Enjel
wah laura... laura... emang perlu banget sih ya laki-laki itu diminta ketegasannya dari awal... jgn ksh kendor💪
VIC
penasaran deh
VIC
good job, mi vida
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!