BELUM DI REVISI!!!
Fatimah Az-Zahra, seorang wanita yang baru saja merasakan patah hati, tapi siapa sangka kedua orang tuanya merencanakan sesuatu yang mau tak mau harus ia ikuti.
Ia harus menikah dengan laki-laki yang sama sekali tidak ia kenali terlebih laki-laki itu seorang Gus, anak dari seorang kyai.
Mau tahu kelanjutannya ceritanya mari kita kepoin....
Kalau gak suka skip aja....
Selamat membaca.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon limr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32
...~ happy reading ~...
teruntuk para pembaca yang baik hati, bisa kah saya meminta tolong, tolong tinggalkan lah jejak ketika sudah usai membaca 🥺😏
Jujur banyak banget yang baca tapi yang meninggal jejak hanya satu orang 😢 Dan kalau kalian memiliki saran atau apa masukan buat novel saya tolong komen ya 😊
Ya mungkin kalian tak mau meninggalkan jejak Karana novel ini tidak kalian sukai 😊 So saya ingin mengucapkan terima kasih Karana telah mampir di novel saya 🥺🙏 terimakasih banyak.
love sekebon buat kalian 🤍
Senyum itu terukir jelas di bibirnya tak kala mengingat wajah merah istrinya Karena dirinya. Begitu sangat menggemaskan ketika istrinya seperti itu.
Akhir dari sebuah penantian, di sertakan dengan kesabaran pun akhirnya membuahkan hasil. Akhirnya istrinya memiliki rasa yang sama pada dirinya.
Setelah puas mengingat wajah istrinya tadi, ia langsung menyalakan mobilnya dan menunjukkan ke pesantren.
Seperti hari dimana ia mendekat bekal dari salah satu pengajar di pesantren ini, mungkin hari ini ia juga akan menerima bekal itu lagi. Bagaimana tidak, Gus Sayhan bisa melihat wanita itu sedang berdiri di dekat pembatas antara santri perempuan dan laki-laki.
Gus Sayhan menghembuskan nafas dengan kasar, ia mengusap wajahnya dengan kasar. Dia ingin sekali menghindari wanita itu, tapi tempat dimana wanita itu berdiri itu adalah satu satunya jalan biar cepat sampai ke pondok laki laki.
Dia keluar dari mobilnya, dan perjalan menuju ke arak wanita yang ingin sekali di hindari. Gus Sayhan berjalan tanpa menghiraukan keberadaan wanita tersebut. Tapi belum sempat ia membuka gerbang, terdengar suara wanita itu untuk menyapanya.
" Assalamualaikum Gus " sapa nya menundukkan kepalanya. Ia tak berani menatap pria yang ada di depannya ini.
Gus Sayhan menghembuskan nafas dan membalikan badannya " waalaikumsalam warahmatullahi"
" Gus baru datang ?" Tanyanya basa basi.
" Iya, apa ada yang bisa saya bantu? Kalau tidak ada saya harus masuk kelas " Jawabnya dingin. Ia tak mau akrap dengan wanita selain ummi nya dan istrinya.
" Ini Gus, saya hanya ingin memberikan ini buat Gus Sayhan, mohon untuk di terima Gus " Memang tidak tahu malu, gelar saja ustadzah tapi gak tahu apa yang di lakukan saat ini salah satu yang di nama kan zina.
" Maaf saya tidak bisa menerima ini ustadzah, Karana saya sudah memiliki istri untuk membuat saya sarapan. " Ucapnya penuh dengan tekanan dan terbilang sedikit ketus. lebih baik jujur, dari pada mendapatkan perlakuan seperti ini setiap hari nya dari wanita yang jelas bukan mahramnya.
" Assalamualaikum" pamit Gus Sayhan dan langsung berjalan setelah gerbang itu berhasil ia buka.
Wanita itu terdiam. Ia baru saja mendapatkan fakta baru tentang seorang yang ia kagumi ini. Sakit jelas.
" Waalaikumsalam warahmatullahi " liriknya " tapi sejak kapan Gus Sayhan memiliki istri, apa dia sudah menikah, tapi kenapa tidak ada pemberitaan sama sekali. Apa pernikahan mereka tertutup ?"
Pertanyaan itu seharusnya ia ajukan langsung ke orang yang bersangkutan tapi sayangnya orang yang bersangkutan tersebut sudah tak ada lagi di hadapannya.
Pemuda yang berpakaian dengan keseharian mengunakan sarung dan peci itu melangkahkan kakinya menuju ke ruangannya sebelum menuju kelas.
Sesampainya di ruangannya ia langsung mengambil semua keperluannya untuk mengajar di kelas, setelah itu ia melangkah kakinya menuju kelas.
" Baru dateng Gus? " Sapa pemuda yang seumuran dengan dirinya dan memiliki ciri khas seperti dirinya. Anak sarungan dan peci.
" Ya ustadz, saya dulu ya ustadz, mau langsung ke kelas dulu " Jawabnya kepada sahabat barunya ini.
" Ia silahkan Gus "
Masuk kedalam kelas tempat dimana ia mengajar dan setelah membaca doa ia pun langsung memulai menjelaskan materi pembahasan hari ini.
Selsai mengajar pun ia kembali ke ruangannya, terlihat banyak ustadz yang lainnya pun sudah pada berkumpul di sana. Karena ini sudah masuk ke waktu istirahat.
" Assalamualaikum" sapa nya kepada ustadz yang ada di sana.
" Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh". Jawab mereka kompak. Karana menjawab salam itu wajib.
" Gus sekarang ada kajian ya hari ini ?"
" Insya Allah ustadz"
" Gus Sayhan hebat lho, masih muda sudah berprestasi dan banyak menginspirasi anak muda jaman Sekarang"
" Amin ustadz"
" Gus Sayhan gak niat nikah muda kah ? Tanya salah satu dari mereka lagi.
Deg
Mungkin tak seharusnya ia menyembunyikan pernikahan di tempat kerjanya sekarang ini. Memeng benar adanya di sini hanyalah kyai dan bu nyai saja yang tahu tentang pernikahannya.
" Sebenernya saya sudah menikah ustadz, dua bulan yang lalu " ucapnya tersenyum tak kala mengingat senyum istrinya.
" Masya Allah, masih pengantin baru banget dong gus "
" Bener kah Gus sudah menikah?"
" Masih anget anget nih "
Kira kira begitu lah respon dari mereka yang mendengar kapar baik ini.
" Selamat ya Gus, semoga cepat dapat momongan"
" Amin "
**