NovelToon NovelToon
CANDUNYA SANG CASANOVA, MALIKAKU

CANDUNYA SANG CASANOVA, MALIKAKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Pembantu / Pernikahan rahasia
Popularitas:153.9k
Nilai: 5
Nama Author: uutami

Sean, seorang Casanova yang mencintai kebebasan. Sean memiliki standar tinggi untuk setiap wanita yang ditidurinya. Namun, ia harus terikat pernikahan untuk sebuah warisan dari orang tuanya. Nanda Ayunda seorang gadis yatim piatu, berkulit hitam manis, dan menutup tubuhnya dengan jilbab, terpaksa menyanggupi tuntutan Sean karena ulah licik dari sang Casanova.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon uutami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 14

"Kakak ngarang cerita apa sih ke Mama? Kok mereka jadi mikir aku hamil?"

"Aku nggak ngarang cerita apa-apa! Cuma bilang kalau kamu sakit," bisik Sean, suaranya sedikit ditekan. Ia sedang berbicara dengan Nanda melalui telepon di kamar, berusaha agar suaranya tidak terdengar dari luar.

"Lah, terus kenapa mereka malah nyimpulin aku hamil?"

"Mana kutahu! Mereka yang main simpulin sendiri," elak Sean, sama kesalnya dengan Nanda.

"Apa?"

"Udah ah, aku mau tidur! Pusing! Besok masih harus perjalanan balik ke Surabaya," potong Sean, enggan berdebat lebih lama.

"Nggak bisa gitu dong! Kakak harus tanggung jawab!"

"Kamu kan udah kunikahin! Mau minta tanggung jawab apalagi?!" Sean mulai geram.

"Pokoknya aku nggak mau tahu! Terserah Kak Sean mau ngomong apa, yang jelas mereka nggak boleh nganggep aku lagi hamil! Aku nggak mau pura-pura hamil! Apalagi hamil beneran dari lelaki celap-celup seperti kakak! Nggak mau!" tukas Nanda, yang sedikit banyak tahu kebiasaan Sean selama mereka tinggal bersama.

"Apa kamu bilang?!" Sean naik pitam.

"Nanda!"

Tut... tut... tut...

Hanya suara sambungan telepon yang telah putus yang menyahutinya.

"Sialan!" umpat Sean, membanting gawainya ke ranjang. Ia merasa terhina oleh ucapan gadis yang bahkan bukan tipe idealnya itu.

"Nggak mau hamil sama aku? Dia pikir aku mau apa begitu-begitu dengannya?"

 

Keesokan Harinya

Sean akhirnya berpamitan pulang ke Surabaya karena desakan keluarga. Mereka ingin lelaki itu segera kembali mengingat Nanda yang "sakit". Walaupun Nanda berulang kali menegaskan bahwa dirinya tidak sedang hamil seperti yang keluarga besar pikirkan, baik Mama Gea maupun Daddy Resda tetap beranggapan bahwa pasangan pengantin baru itu hanya malu-malu.

Tak lama setelah mobil Sean berlalu, kendaraan yang membawa Arsen dan Gina memasuki halaman rumah Daddy Resda. Mama Gea dan April masih berdiri di depan pintu ketika sahabat April itu keluar dari mobil. Gina, yang kini sudah menjadi seorang ibu, tampak semringah.

April langsung merentangkan tangannya, dan Gina berhambur memeluknya.

"April! Selamat ya, udah jadi ibu!"

Mereka mengurai pelukan dan saling mencium pipi kanan dan kiri.

"Makasih! Ya ampun, aku nggak nyangka kalian bakal datang secepat ini," kata April bahagia.

Gina tersenyum lebar, sementara Arsen lebih dulu menyalami dan mencium tangan Mama Gea.

"Ini, Tante. Ada sedikit oleh-oleh dari kami," ucap Arsen, menyerahkan sekantong bingkisan.

"Nggak usah repot-repot, kalian datang aja, kami udah senang banget," ujar Mama Gea tetap menerima bingkisan itu demi menghargai mereka.

"Makasih, ya. Ayo masuk," ajak Mama Gea.

April merangkul lengan Gina dan berjalan masuk, sementara Arsen mengekor di belakang.

"Mana dedek bayinya?"

"Ada di kamar, lagi tidur sama papanya," jawab April, mempersilakan mereka duduk di ruang utama.

"Kak Gavin nggak kerja?" tanya Arsen sambil duduk di sofa.

"Masih cuti sampai besok," jelas April. "Mau minum apa?"

"Terserah, yang penting dingin. Panas banget di sini," cetus Gina.

"Biar Mama aja yang ambil. Kamu bawa dedek bayinya ke sini, siapa tahu udah bangun," kata Mama Gea.

"Siap, Ma," sahut April, menaiki tangga ke kamarnya.

Beberapa menit kemudian, April menuruni tangga dengan menggendong bayi laki-lakinya, sementara Gavin mengekor di belakangnya, membawa botol susu dan alas tidur bayi.

"Ini dia bintangnya yang ditunggu-tunggu," seru Gina berdiri dan mendekat.

April nyengir, menampakkan gigi-giginya. Gavin, setelah meletakkan alas tidur bayinya, menyalami Arsen.

"Gimana kabarmu, Kak?"

"Makin bahagia," sahut Gavin mantap. Bagaimanapun, dulu Arsen pernah menjadi saingannya dalam mendapatkan April.

"Waah, ganteng banget!" seru Gina, mencolek pipi si bayi. "Gemoy banget!"

"Udah dikasih nama?"

April dan Gavin saling tatap lalu tersenyum.

"Belum?" tebak Gina.

Sebelum April bisa menjawab, Mama Gea datang membawa nampan berisi beberapa gelas teh dingin.

"Duh, jadi repotin nih," ucap Arsen.

"Jangan sungkan," balas Mama Gea. "Ayo diminum. Siapa tadi yang minta es teh?"

Gina nyengir sambil menggaruk belakang telinganya.

"Tante tinggal ke belakang dulu, ya. Om Resda tadi bilang mau pulang ambil berkas yang tertinggal," pamit Mama Gea.

"Iya, Tante," sahut Arsen dan Gina kompak.

"Aku boleh gendong, nggak, Pril? Siapa tahu ketularan," canda Gina.

"Boleh," jawab April, dengan hati-hati memindahkan sang bayi ke pangkuan Gina.

"Duuh, jadi gemetaran aku," canda Gina lagi.

"Jangan dong, nanti anakku gimana," timpal April, hingga mereka tertawa bersama.

Tiba-tiba, Gina berkata, "Sayang banget, Nanda nggak ikut."

"Nggak apa-apa, kami ngerti kok," sahut Gavin.

Gina mendesah pelan. "Padahal kami udah nawarin bareng, loh."

"Gina..." Arsen memperingatkan istrinya dengan suara lembut.

"Dia bilang nggak bisa karena belum lama kerja. Padahal kalau mau, dia bisa minta izin sama Kak Sean biar gampang cutinya. Kak Sean kan kakaknya," lanjut Gina, tak peduli dengan isyarat suaminya.

April dan Gavin saling pandang.

"Arsen juga udah nawarin buat ngomong sama Kak Sean, tapi dia tetap nolak. Katanya nggak enak sama yang lain. Tapi kalau kupikir, bener juga sih," tambah Gina.

April semakin curiga.

"Aku pikir Nanda sakit," gumamnya.

"Masa sih?" Gina mengernyit. "Tapi kemarin dia masih sempat ngajar renang juga, loh."

April terkejut. "Ngajar renang?"

"Iya! Kamu masih ingat kan, Nanda itu dari dulu pekerja keras?"

April mengangguk.

"Makanya, selain kerja di perusahaan Kak Sean, dia juga ngajar les renang."

April dan Gavin kembali saling pandang.

"Daddy dan Mama pasti kaget kalau dengar ini," bisik Gavin.

April tersenyum kecut. "Yeah, mungkin Daddy bakal langsung cari tahu sendiri," balasnya, juga berbisik.

Tanpa mereka sadari, Daddy Resda dan Mama Gea telah menjadi pendengar diam-diam. Langkah kaki Daddy Resda terhenti saat hendak masuk rumah. Ia merasa curiga dengan pembicaraan anak-anak muda di ruang utama.

"Sepertinya, kita harus ke Surabaya," gumam Daddy Resda. "Ada yang nggak beres dengan kedua anak itu."

Mama Gea mengangguk setuju.

 

"Wah, kira-kira ketahuan nggak ya sama Daddy Resda dan Mama Gea? Gimana menurut kalian?"

1
Nurul Khomariyah
luar biasa lanjut thor
Raffi Djaya
masih panas ternyata sedang memendam ego sendiri-sendiri
yang satu ingin selesaikan yang satu menghindar
kapan selesainya
ketakutan yang belum tentu benar ayolah bus akok
partini
dah sering baca novel Casanova baru kali ini kata kata nya luar biasa mencabik cabik hati busehhhh
sakit banget denger nya
coba kalau keluarga Sean tau pastinya ga setuju anaknya berbuat seperti itu,,, kata ma"af dari Malika terlalu mahal buat kamu Sean dasar iblis
Raffi Djaya
ya lagian ga cerita dari awal
orang udah nikah juga kan harus terbuka bukan hanya terbuka saat berhubungan juga
padahal udah banyak perubahan tapi rasa ketakutan yang berlebihan membuatmu bersikap bodoh Nanda
dan Sean harusnya selesaikan masalah hari itu juga bukanya menghindari jadi berlarut larut hal seperti ini yang membuat para pasangan akhirnya berpisah kurang komunikasi selain perselingkuhan
tapi ya ada beberapa yang masih bertahan hingga akhir meski begitu berantem baikan jauahan kangen Deket beda pendapat tapi bukankan dalam pernikahan hal yang demikian adalah tantangan yang seru beda pendapat beda pandangan dan solusinya ya komunikasi

dari awal hubungan kamu selalu meminta imbalan setiap tersentuh bahkan disaat sudah semakin lebih baik sikap Sean kamu masih dengan diammu dan diam-diam mengulang KB jadi kalo kamu berfikir demikian Sean pun juga berhak berfikir demikian
selesaikan masalah kalian hari ini juga ya meski yang namanya masalah dalam rumah tangga selalu ada
lekas baikan
Bunda Silvia
sama2 salah tapi tak mau bicara 1 sama lain
Desi Permatasari
bagus
azalea_lea
bingung mau coment apa 😭😭
partini
aihhhss pergi aja dari pada nyesek di situ
Nurul Khomariyah
lanjut thor
Uthie
Serrruuuu... lanjutt 💪😍
Uthie
Nahh... lohhh 😂
Nur Adam
llnjt
Asyatun 1
lanjut
Muchamad Ridho
gmn sh..dr awal emng GK ada keterbukaan..JD yaa gini jdinya..sama²egois jd buat apa jg ada pernikahan..
Yessi Kalila
lahh....siapa ya yg udah cium2 ga ijin...
Arin
Kan kan kan..... di bilangin. Jangan dibesarin egonya masing-masing. Merasa benar sendiri...... Harus terbuka 1 sama lain.

Kalau memang serius menjalani rumah tangga ya di omongin. Kalau memang Sean sudah mentok sama Nanda, dan mencintai Nanda ngomong......Bukan yang 1 menuntut keturunan. Yang 1 lagi membentengi hati tidak ingin terlalu terjerat, di sakiti dan ditinggal jika sudah ada keturunan. Wis angel.... angel...
Kalau sudah sampai kejadian Nanda di tinggal kan Sean benar an baru nyesel.......
partini
siapa hayo,,bukanya intropeksi diri malah ngambek dasar PK use your brain Sean
bicara dari hati ke hati berdua dengarkan lasan Malika melakukan bukanya marah behhhh dasar OGEB
Bunda Silvia
ahh nanda2 harusnya kamu jujur masih belum siap punya anak masih ragu sama Sean
Nur Adam
lnjut
Yessi Kalila
naaa.,.kan ketahuan KB...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!