Dua remaja tsundere yang beranjak dewasa, memiliki cerita hidup yang kelam masing masing dan dipertemukan oleh takdir.
Dengan status sosial yang bagaikan langit dan bumi, melewati lika liku percintaan di sekolah yang bergejolak.. akankah mereka berakhir bahagia?
Selamat menikmati kisah mereka !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ElizabethMelyna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pembersihan Nama
Begitu tercengang nya pak Baskara dan lexi mendengar kenyataan itu dan bukti yang Selena tinggalkan.
Bahkan seorang Perfectionis seperti pak Baskara pun melewatkan hal ini, dia terlalu percaya pada Lexi hingga melewatkan kecerobohan Lexi.
" Tidak.. Itu tidak mungkin. " Gumam Lexi masih shock sambil melihat foto usg milik Selena.
" Bereskan masalah ini, hapus semua rumor yang beredar tanpa tersisa satu pun. " Perintah pak Baskara kepada sekretaris nya seketika, untuk menjaga nama baik nya.
Liam pun tersenyum sinis melihat ekspresi dua orang yang berbanding terbalik sebelum mengetahui cerita yang sesungguh nya.
" Dasar ceroboh !!! Kalau sampai harga saham perusahaan jatuh, kalian akan terima akibat nya. " Ancam ayah mereka khawatir.
" Aku punya hak untuk membersihkan nama ku. Selama ini aku diam, karena aku tidak mau membongkar aib Selena. Tapi setelah sekian lama, aku melihat Lexi tidak ada rasa bersalah sama sekali.. Aku muak !!! " Sahut Liam dengan tatapan tajam ke arah Lexi.
" Tunggu.. Ini belum tentu anak ku.. " Kata Lexi berusaha menyangkal di depan ayah nya.
" Dasar bajingaaan. Masih bisa bicara seperti itu? Kamu pikir Selena wanita murahan yang akan tidur dengan sembarang orang?? " Bentak Liam emosi sambil mencengkeram kerah pakaian Lexi.
" HENTIKAN. " Teriak pak Baskara emosi.
" Tutup masalah ini, anggap tidak pernah terjadi. " Kata pak Baskara memutuskan.
" Tidak pernah terjadi? Bagaimana dengan orangtua Selena yang kehilangan putri nya.. Dimana rasa malu ayah? Selama ini mereka diam, tidak menuntut apapun.. " Sahut Liam tidak terima.
" Kamu tahu apa tentang urusan orang dewasa.. Lagipula kematian Selena, itu karena keputusan dia sendiri untuk mengakhiri hidup.. Jangan bicara seolah kita yang membunuh nya. " Jawab pak Baskara sambil menyalakan cerutu nya tanpa empati sedikit pun.
Liam sampai kehabisan kata kata lagi, rasa benci nya kepada ayah nya semakin bertambah. Apalagi melihat Lexi yang bahkan tidak ada inisiatif membela martabat Selena sedikit pun.
" Yah.. Inilah sikap asli ayah yang tidak pernah berubah. Sampai jantung ibu berhenti, ayah pun tidak peduli. " Sahut Liam mendendam dan teringat ibu nya yang sudah lama meninggal.
Perkataan Liam yang mengungkit tentang ibu nya, membuat Lexi tersentil akan tanggung jawab nya sebagai lelaki.
Ia pun memberanikan diri kali ini untuk berpendapat sendiri di hadapan ayah nya.
" Aku akan menemui orangtua Selena dan meminta maaf, semua ini kecerobohan ku.. Yang terlambat mengetahui nya." Kata Lexi dan berlalu pergi.
Liam pun tampak cukup puas dengan keputusan Lexi yang tiba tiba berubah.
Setidaknya ada sedikit rasa bersalah di hati nya, walaupun sudah sangat terlambat dan tidak akan membuat Selena hidup kembali.
Keesokan hari nya.. Di kediaman Selena.
Lexi turun dari mobil dan memberanikan diri untuk menemui orang tua Selena.
Dia pun juga tidak berharap akan diterima dengan baik, namun setidak nya hanya ini yang saat ini bisa dia lakukan.. Yaitu sebuah permintaan maaf.
" Untuk apa kamu datang kemari? " Tanya ibu Selena ketus.
" Maaf karena saya baru datang untuk meminta maaf. Saya sangat menyesali perbuatan saya. " Kata Lexi menundukkan kepala.
" Penyesalan mu sudah terlambat. Lebih baik jangan muncul di hadapan ku, karena aku benar benar ingin membunuh mu saat ini. " Kata ibu Selena yang sangat emosi ketika melihat wajah Lexi setelah sekian lama.
" Saya memang pantas menerima kebencian anda, maafkan saya.. Saya baru tahu fakta tentang kehamilan Selena. Selama ini Selena tidak memberitahu saya.. "
" BAGAIMANA DIA BISA MEMBERITAHU MU KALAU KAMU TIDAK MEMBERI NYA KESEMPATAN. KAMU SIBUK MEMPERSIAPKAN DIRI UNTUK MENJADI PEWARIS.. SEDANGKAN ANAK KU MENYIMPAN SEMUA NYA SENDIRI.. " Bentak ibu Selena marah.
" Selama ini kupikir, selalu kamu yang terbaik.. Tapi TIDAK. Liam yang berada di sisi Selena di masa terpuruk nya.. Bahkan Liam yang meminta maaf lebih dulu atas semua perbuatan mu dan memohon kepada ku untuk tidak memberitakan apapun ke dunia luar, demi menjaga martabat dan nama baik Selena. " Lanjut ibu Selena tiba tiba membandingkan.
Dan tentu saja.. Itu adalah tamparan yang sangat keras untuk Lexi yang selama ini selalu mengangkat kepala di hadapan Liam.
" Jangan injak kan kaki mu lagi di rumah ini.. Jangan muncul di hadapan ku lagi.. Kamu membuat ku jijik. " Sahut ibu Selena sambil segera pergi meninggalkan Lexi sebelum semakin menjadi jadi amarah nya.
Dalam perjalanan pulang.. Lexi yang duduk di bangku belakang hanya bisa termenung karna hari ini harga diri nya seperti hancur.
Seperti ada ruang bersalah tersendiri di dalam diri nya.
Beberapa notifikasi masuk ke ponsel nya, pak Baskara dengan cepat menutup semua rumor yang mulai beredar.
Bahwa kematian seorang gadis yang di sangkut paut kan dengan Liam selama ini, adalah salah.
Nama Lexi pun juga dibuat aman oleh ayah nya.
Keputusan yang sama sama menguntungkan dua belah pihak, menjaga nama baik keluarga masing masing.. Meskipun terlihat kejam karena mengorbankan Selena beserta anak yang di kandung nya..
Lexi pun menangis tersedu sedu setelah membaca artikel artikel yang mulai di sebar luaskan.
Hidup memang adalah pilihan dan harus mengorbankan salah satu.
Begitulah dunia kalangan atas bekerja.
Jika sampai nama baik perusahaan tercoreng, tidak hanya keluarga mereka yang terdampak.. Tetapi juga para pemegang saham lain sertq ribuan karyawan yang bekerja di perusahaan mereka.
Di sisi lain.. Liam juga dalam perjalanan ke apartmen untuk menemui Anna yang sejak semalam ia tinggalkan sendiri dalam keadaan mabuk dan tertidur.
Saat berada di traffic light, ia menyempatkan diri melihat ke ponsel nya dan mendapati hal yang sama dengan Lexi.
" Lelaki tua itu benar benar bajingaaan.. Dia membereskan semua dalam hitungan jam. Lagi lagi.. wanita tak bersalah dikorbankan demi banyak orang. " Gumam Liam dengan perasaan campur aduk.. Marah, kecewa, sedih tetapi juga lega.. Akhirnya rahasia yang ia simpan dan membebani nya, sudah bisa ia lepaskan.
Sesampai nya di apartmen.
Liam segera masuk namun keadaan apartmen sudah sangat bersih rapi dan hening.
" Anna.. " Panggil Liam, namun Anna tidak ada di kamar.
Hal yang paling mengejutkan adalah semua barang barang Anna tidak satupun yang terlihat.
Liam pun segera berusaha menghubungi gadis itu, namun tidak bisa. Nomor yang dituju tidak aktif.
" Kemana dia pergi.. " Gumam Liam panik.
Di tengah keresahan nya, ia mendapati sebuah surat dan kartu ATM milik nya.. Kartu yang sempat ia berikan pada Anna untuk dipakai sesuka nya.
Dengan segera Liam mengambil surat itu dan mulai membaca nya.
Ekspresi kesedihan tidak bisa dipungkiri dari wajah Liam. Mata nya berkaca kaca ketika ia terus membaca surat itu.