Malam itu Lily gadis polos dan culun yang bekerja sebagai room service disebuah hotel mengalami nasib naas karena diperkosa oleh seorang pria yang sedang mabuk namun siapa sangka itu justru membuatnya terjebak dalam sebuah pernikahan tanpa cinta hanya demi status bayi dalam kandungannya agar tidak menjadi anak haram seperti dirinya dan setelah bayinya lahir ia ditendang begitu saja dari keluarga Wilson, keluarga kaya raya di kotanya hingga membuatnya terpaksa berpisah dari bayinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~19
Kini para tamu undangan pun mengikuti sesi dansa, sesi terakhir sebelum pesta berakhir. Victoria yang mengajak Alexander dansa sengaja mengambil tempat disebelah Xavier dan Lily berada, sebenarnya dulu Victoria pernah menyukai pria itu karena memang satu kampus namun hanya saja perasaannya ditolak mentah-mentah padahal saat itu ia sudah menjadi seorang model. Beruntung ayahnya menjodohkannya dengan Alexander hingga membuatnya bisa bersikap sombong mengingat keluarga Wilson bukan orang sembarangan dan lebih ternama dari keluarga Xavier saat ini.
"Sayang, aku sangat mencintaimu." ucapnya seraya menatap kekasihnya itu dengan kedua tangan melingkar di lehernya dan sesekali melirik ke arah Xavier dimana juga sedang berdansa dengan gadis kampungan, selera pria itu benar-benar rendahan ibarat membuang emas sepertinya dan malah memungut batu kali. Kini ia sangat bersyukur karena mendapatkan seorang Alexander Wilson, pria yang dikenal kejam dan tak berperasaan itu kini bertekuk lutut padanya.
Alexander tersenyum menatapnya dan terus berdansa seirama dengan wanita itu namun sudut matanya terus mengintai ke arah Lily dan juga Xavier.
"Tuan Xavier, terima kasih sudah membantuku." ucap Lily lirih agar tak terdengar sampai telinga bos dan tunangannya itu.
"Membantu?" Xavier nampak tak mengerti bukankah seharusnya ia yang berterima kasih kepada gadis itu karena telah membantunya membuat seorang Alexander kesal?
"Tidak apa-apa." Lily pun langsung menggeleng sembari tersenyum kecil, sial ia hampir keceplosan jika juga sedang memanfaatkan pria itu.
Xavier nampak menatapnya lekat, entah kenapa gadis itu memiliki aura yang begitu kuat seakan bukan gadis biasa. Senyumnya yang manis terlihat sangat memukau dan mampu menggetarkan sudut hatinya, pantas saja seorang Alexander begitu tertarik padanya meskipun ia yakin pria itu hanya ingin bermain-main dengannya dan setelah puas maka akan di campakkan begitu saja karena ia tahu keluarga Wilson sangat pemilih dalam menentukan jodoh keturunannya.
Saat ia mendekatkan wajahnya tiba-tiba lampu langsung padam dan membuat suasana menjadi panik, begitu juga dengan Lily yang merasa tangannya ditarik oleh seseorang lalu dibawanya pergi dari sana dan suara tembakan pun mulai terdengar di dalam pesta hingga membuat para undangan saling berteriak ketakutan.
Lily terus saja berlari mengikuti langkah seorang pria yang membawanya, namun tiba-tiba sebuah pukulan keras menghantam leher belakangnya dan ia pun langsung tak sadarkan diri.
...----------------...
Lily mendesah kecil ketika merasakan desiran aneh mengaliri seluruh tubuhnya, rasanya sangat nikmat hingga membuatnya seperti terbang ke awan. Kenapa kejadian waktu itu kembali muncul ke dalam mimpinya? kemudian ia pun segera membuka matanya namun pandangannya langsung melebar ketika melihat Alexander sudah berada diatasnya tanpa sehelai pakaian yang menutupi tubuhnya.
"A-apa yang kamu lakukan?" tentu saja Lily langsung terkejut dan saat hendak meronta ia menyadari jika kedua tangannya telah diikatnya diatas kepalanya.
Pria itu tersenyum sinis menatapnya lalu mulai menggerakkan miliknya dibawa sana yang rupanya telah masuk sepenuhnya ke dalam milik gadis itu.
"Lepaskan aku ba ji ngan!" umpatnya sembari meronta dan memukulinya, lagi-lagi ia jatuh ke dalam pelukan pria brengsek itu tanpa perlawanan.
Lily menahan untuk tidak mendesah meskipun rasanya sangat ingin melakukannya, tubuhnya sudah sangat sensitif untuk menerima pria itu sepenuhnya hingga membuatnya hanya bisa pasrah ketika hentakan demi hentakan pria itu lakukan untuk mencapai kenikmatan.
Pandangan Alexander seperti seekor harimau kelaparan dengan napas naik turun tak beraturan dan bibir sedikit terbuka seiring rasa nikmat yang dirasakannya, lama sekali pria itu menggumulinya hingga sebuah de sa han panjang yang menjijikkan terdengar dari bibirnya setelah pelepasan dahsyat yang dialaminya kemudian pria itu pun langsung jatuh ke atas tubuhnya dengan menggunakan sebelah tangannya sebagai tumpuhan badannya.
Saat pria itu hendak menciumnya Lily langsung membuang mukanya ke samping, ia merasa jijik dengan pria itu maupun tubuhnya sendiri.
Alexander nampak membuang napas lantas segera beranjak pergi untuk membilas tubuhnya yang penuh keringat pagi itu, sementara Lily dengan tubuh remuk redam langsung mencari pakaiannya namun ia tak menemukan apapun disana bahkan kemeja pria itu pun juga tidak ada.
Sebenarnya ia sedang berada dimana karena ia merasa ini bukanlah sebuah kamar hotel namun sebuah rumah dengan kamar yang sangat luas, pandangannya tiba-tiba berhenti ke sebuah foto seorang anak kecil bersama pria dewasa diatas nakas.
Apa itu bosnya bersama ayahnya? kenapa hanya berdua dan kemana ibunya? saat ia hendak mengulurkan tangannya untuk mengambilnya tiba-tiba Alexander keluar dari kamar mandi.
"Jangan pernah menyentuh barang-barang pribadiku!" tegasnya dan itu membuat Lily yang masih berada diatas ranjangnya langsung menarik tangannya kembali.
"Sebentar lagi Miller akan membawakan mu pakaian," imbuh pria itu seraya mengenakan pakaiannya tak jauh dihadapannya dan tentu saja itu membuat Lily langsung membuang mukanya. Meskipun mereka sudah beberapa kali tidur bersama tapi ia tetap saja malu ketika melihat seorang pria tanpa busana.
"Aku ingin pakaian ku semalam," ucapnya kemudian.
Entah dimana pakaiannya dan entah apa yang terjadi semalam karena yang ia ingat suasana begitu mencekam seperti suara tembakan dan juga teriakan histeris para tamu undangan.
Mungkinkah itu semua ulah pria itu? dasar pria tak berperasaan dan kejam umpatnya.
Karena merasa khawatir dengan keadaan sang sahabat ia pun segera mencari tasnya namun juga tak ada disana. "Dimana tasku?" ucapnya seraya mengedarkan pandangannya.
"Tasmu semalam jatuh, kita tunggu Miller apa dia berhasil menemukannya atau tidak." sahut Alexander yang kini telah rapi dengan setelan kerjanya, sebuah kemeja lengan panjang dan juga celana.
"A-apa?" Lily nampak tak percaya, ia masih penasaran siapa sebenarnya yang memukulnya semalam. Apa jangan-jangan bosnya itu pelakunya karena sebelumnya Xavier ingin menyelamatkannya namun pria itu langsung memukulnya dari belakang?
Alexander menatap jam yang baru ia pakai kemudian pria itu pun berlalu keluar meninggalkan gadis itu yang masih berada diatas ranjangnya dengan selimut menutupi seluruh tubuhnya.
Melihat pintunya ditutup dari luar Lily segera beranjak dari ranjangnya namun ia langsung meringis ketika merasakan miliknya dibawah sana terasa perih bercampur ngilu saat ia gunakan untuk melangkah, rasanya seperti milik pria itu masih tertinggal didalamnya lalu dengan langkah tertatih ia pun segera berlalu ke dalam kamar mandi.
Sementara itu Alexander nampak berbincang dengan sang asisten yang baru datang. "Tuan, saya belum menemukan bukti keterlibatan tuan Xavier dalam peristiwa semalam tapi orang-orang ahli saya terus mencari tahu karena beberapa CCTV juga tiba-tiba menghilang." terangnya.
"Aku yakin pasti ulah ba ji ngan itu," timpal Alexander menanggapi. Ia tidak pernah menyangka pesta pertunangannya diwarnai oleh kerusuhan dan ia yakin itu ulah Xavier apalagi pria itu yang memiliki hotel tersebut.
"Bagaimana keadaan mereka semua?" tanyanya ingin tahu.
"Mereka baik-baik saja tuan, hanya ada beberapa tamu yang mendapatkan luka ringan karena terinjak tapi saya sudah mengganti rugi kepada mereka baik yang dirugikan secara materi, fisik maupun mental dan saya juga sudah memastikan kejadian semalam takkan sampai menjadi berita besar." terang tuan Miller yang memang selalu bisa diandalkan dalam segala situasi.
"Bagaimana dengan gadis itu, apa kamu sudah tahu apa hubungannya dengan Xavier?" tanya Alexander lagi karena tidak mungkin mereka tidak berhubungan dekat sebelumnya mengingat semalam keduanya nampak sangat akrab.
biasanya ke HRd duluu klu ada sesuatu ga demo2 bgitu
Haduh victori si hama juga datang,,,,,kamu datang aja di abaikan lho🤣🤣🤣🤣🤣piye ngono iku.....
Haduh eong Cinta ae gensi,malu,karena kily culun,,LiLy juga mbok yo berubah ojok katrok nemen2 LiLy