Sumpah Wanita Tersakiti

Semalam Zeline mau kedapur untuk mengambil minuman karena persediaan air dikamarnya sudah habis, Zeline memang selalu menyediakan air yang cukup banyak dibotol minuman dikamarnya.

karena kalau dia lagi dihukum tidak boleh makan atau mengambil minuman dari dapur dia masih ada persediaan dikamar.

Dulu Zeline suka beli sendiri minuman untuk dia letakkan dikamarnya dan ketahuan oleh nyonya Dania lalu dia dituduh mengambil minuman itu, dan mereka marah lalu memberi Zeline pelajaran dengan menyuruh menguras air kolam renang.

Semenjak itu Zeline memakai botol minuman untuk meletakkan air dikamarnya, karena selama ini mbak Tini yang suka mengadu pada nenek dan mama Dania.

"Jadi bagaimana mbak Tini, saat sarapan pagi nanti saya akan memperlihatkan foto itu pada mama Dania dan nenek" ucap Zeline 

"Jangan nona Zeline, jangan ..tolong maafkan saya" sahut Tini sambil menangis melihat itu Zeline hanya diam saja

"Jaga sikap anda setelah ini mbak Tini, jangan pernah mengadukan apa yang saya lakukan dikediaman ini pada mama Dania atau nenek, kalau tidak saya akan bongkar perselingkuhan anda dengan papa saya" ancam Zeline

"iya nona Zeline, terima kasih" sahut Tini

"Apa anda tidak takut memberi makan anak anak dan keluarga anda dengan uang seperti itu, dibayar berapa anda oleh papa saya setelah melakukan hal itu" tanya Zeline

"Saya terpaksa melakukan ini nona Zeline, keluarga saya sangat butuh biaya terutama ayah saya yang sedang sakit belum lagi anak dan adik adik saya" sahut Tini dengan suara tersendat.

"Pantas saja selama ini anda bersikap sangat angkuh kepada saya ternyata anda sudah berselingkuh dengan papa saya, jadi anda merasa besar kepala karena hal itu, sudah berapa lama anda selingkuh dengan papa saya" tukas Zeline

"saya minta maaf nona Zeline atas sikap saya selama ini, saya memang disuruh oleh mbak Dania untuk menindas anda di kediaman ini agar anda tidak betah berada disini dan pergi dari rumah ini"

"sudah tujuh bulan nona Zeline , mas Arkan awalnya memanggil saya keruang kerja dia disaat penghuni rumah ini sedang keluar semua, hanya saya dan mbok Mar yang dirumah saat itu, awalnya saya menolak tapi tuan Arkan memberikan saya uang yang cukup banyak, karena saya butuh dan akhirnya saya menerima ajakan tersebut " jelas Tini

"Jadi pada saat itu kalian langsung berhubungan?" tanya Zeline

"Iya nona Zeline " sahut Tini sambil menunduk karena takut akan ancaman Zeline tadi.

"Ya sudahlah mbak Tini, sebenarnya saya tidak peduli juga anda berhubungan dengan papa saya, toh nggak ada ruginya juga untuk saya, tapi saya tidak suka dengan sikap anda terhadap saya, makanya saya terpaksa melakukan ini"

"Cepat atau lambat pasti akan ketahuan juga perselingkuhan kalian berdua, anda tau bagaimana kejamnya istri papa dan mamanya, itu harus anda ingat mbak Tini, saya rasa anda juga pasti sudah memikirkan jalan terbaik untuk diri anda sendiri" jelas Zeline

"Iya nona Zeline, saya permisi dulu" sahut Tini, Zeline hanya mengangguk kan kepalanya pada Tini.

"Tunggu mbak, kenapa anda tidak pinjam uang saja sama nenek Lucy, ibu anda kan saudara sama nenek lucy" ucap Zeline

"Saya nggak enak pinjam terus sama beliau, permisi nona" sahut Tini, sedangkan Zeline hanya diam melihat kearah Tini.

"hidup anak manusia dengan berbagai cerita nya, kasian juga sih sama mama Dania tapi mau bagaimana lagi, biarkan sajalah setiap orang menjalankan perannya masing masing didunia ini, dikasih tau perselingkuhan ini mana dia percaya, yang ada nanti malah merembet, bahas bunda lagi"

"Papa memang tidak berubah sejak dulu suka bermain dengan wanita, akibat sikap nenek yang terlalu egois membuat papa tidak berkutik jadinya papa memberontak seperti ini, walaupun tidak dibenarkan sikap papa itu"

"Aku juga tidak atau apa yang papa rasakan dan pikirkan dalam hidupnya, sampai dia bersikap seperti ini, yah sudahlah pusing" ucap Zeline sambil berjalan kearah dapur.

Didapur dia melihat papanya sedang mencari cari sesuatu dilemari es, entah apa yang dia cari subuh begini.

"Hhmm...lagi mau cari apa pa?" tanya Zeline sambil meletakkan gelas minuman nya diwastafel untuk dicuci.

"Zeline kamu ngagetin papa saja, sejak kapan kamu disini" sahut tuan Arkan sambil menoleh pada putrinya yang selama ini dia acuhkan kehadirannya.

"Barusan datang pa, papa lagi mau ngapain" tanya Zeline lagi

"Papa lapar , mau cari makanan tidak ada mbok Mar sama Tini belum bangun ya" tanya tuan Arkan

"Sudah bangun pa, bahkan mbak Tini tadi Zeline lihat lari tergesa gesa dari arah samping" sahut Zeline dengan santainya, mendengar apa yang dikatakan Zeline membuat tuan Arkan membeku karena kaget.

"Oh sudah bangun ya, dia kenapa lari lari begitu dipagi hari" tanya tuan Arkan balik

"Nggak tau pa habis olahraga kali, makanya lari lari" tukas Zeline membuat tuan Arkan terlihat gugup.

Melihat papanya yang terlihat gugup dan sedikit panik Zeline tersenyum tipis, " dasar papa mau enaknya saja, pas sudah begini kelihatan paniknya" gumam Zeline dalam hati

"Papa mau bikin apa, sini Zeline bantu, mbak Tini mungkin sedang mandi pa" ucap Zeline sengaja menyindir papanya itu.

"Papa mau makan mie Zeline bisa bantu papa untuk bikin mie nya" sahut tuan Arkan

"Iya pa, sini Zeline bantu buatkan mienya, papa duduk saja disana, nggak lama kok, papa mau mienya lengkap isinya" ucap Zeline

"Iya Zeline" sahut tuan Arkan

Segera Zeline membuatkan mie instan untuk papanya itu, setelah sekian lama baru kali ini Zeline bicara banyak dengan papanya, dalam hati Zeline sedikit terharu bagiamana pun juga dia juga butuh kasih sayang dari papanya itu.

"Apa Zeline melihat Tini keluar dari ruangan kerjaku tadi pagi ya, tapi kalau melihat sikapnya sepertinya dia tidak tau apa apa, cuma kebetulan saja melihat Tini yang sedang lari, huff semoga Zeline tidak tau" gumam tuan Arkan dalam hatinya.

"Zeline persis sama wajahnya dengan Hanum, dia sangat cantik sekali dan Zeline juga pintar dan tegas, benar kata Dania, wajah Zeline perpaduan dari wajahku dengan Hanum, sama hal nya dengan Carla"

"Jangan sampai Dania tau hal sebenarnya mengenai Carla, kalau sampai Dania tau ribut besar aku dan Dania apalagi kalau Daniel tau, bisa hancur semuanya" gumam tuan Arkan lagi, arkan tau kalau adik Dania, Daniel kurang suka dengannya.

"Ini pa, sudah selesai mie nya" ucap Zeline sambil meletakkan mangkok mie itu didepan tuan Arkan.

"Terima kasih Zeline sepertinya sangat enak, papa makan ya, papa sudah lapar sekali" balas tuan Arkan

"Sedang apa kalian disini berdua pagi pagi" tanya nyonya Dania yang baru bangun terlihat wajah kurang suka dari raut mukanya.

"Eh mama, lagi makan mie ma, papa lapar kebetulan ketemu Zeline disini sekalian papa minta tolong bikin mienya" jawab tuan Arkan

"Zeline kekamar dulu pa, lain kali hati hati pa" ucap Zeline pelan pada papanya dan langsung pergi meninggalkan papanya yang hanya diam sambil menatap kearah Zeline

"Zeline kamu mau kemana?" tegur nyonya Dania

"mau mandi nyonya, mau berangkat kuliah pagi pagi" sahut Zeline tanpa menghentikan langkah nya dan terus berjalan kearah kamarnya.

"Anak tidak tau sopan santun, malah kabur " umpat nyonya Dania kesal

Sedangkan tuan Arkan masih diam sambil memakan mie yang dibikin Zeline yang terasa enak sekali.

"Kenapa Zeline berkata menyuruh aku hati hati untuk lain kalinya, apa maksud Zeline" gumam tuan Arkan.

"Pa kenapa bengong begitu, apa yang dikatakan Zeline tadi" tanya nyonya Dania

"Tidak ada apa apa ma" sahut tuan Arkan

Lalu tuan Arkan menerus kan memakan mienya sampai habis tidak tersisa karena memang dia sangat lapar sekali karena habis melakukan pekerjaan yang menguras tenaga dan pikiran, saat ini dia sangat mengantuk sekali dan ingin istirahat sebentar.