NovelToon NovelToon
Selingkuhan Om Tiri

Selingkuhan Om Tiri

Status: tamat
Genre:Romantis / Petualangan / Tamat / Romansa-Tata susila
Popularitas:15.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Clarissa icha

Davina memergoki pacarnya bercinta dengan sahabatnya. Untuk membalas dendam, Davina sengaja berpakaian seksi dan pergi ke bar. Di sana dia bertemu dengan seorang Om tampan dan memintanya berpura-pura menjadi pacar barunya.

Awalnya Davina mengira tidak akan bertemu lagi dengan Om tersebut, tidak sangka dia malah menjadi pamannya!

Saat Davina menyadari hal ini, keduanya ternyata sudah saling jatuh cinta.Namun, Dave tidak pernah mau mengakui Davina sebagai pacarnya.

Hingga suatu hari Davina melihat seorang wanita cantik turun dari mobil Dave, dan fakta mengejutkan terkuak ternyata Dave sudah memiliki tunangan!

Jadi, selama ini Dave sengaja membohongi Davina atau ada hal lain yang disembunyikannya?

Davina dan Dave akhirnya membangun rumah tangga, tetapi beberapa hari setelah menikah, ayahnya menyuruh Davina untuk bercerai. Dia lebih memilih putrinya menjadi janda dari pada harus menjadi istri Dave?!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

Davina Pov

Untuk apa aku harus ikut mendengarkan dan menyimak obrolan mereka tentang karier serta pernikahan itu. Hanya membuang waktu saja dan membuat hatiku semakin sakit.

Ditambah lagi Om Dave yang tidak berusaha menghentikan obrolan itu, padahal dia jelas-jelas melihat raut kecemburuan di wajahku.

Om Dave membuatku tak habis pikir, bagaimana dia bisa membuatku sangat dekat padanya dan berani menyentuh ku sedangkan statusnya sudah bertunangan. Rasanya ingin sekali aku memaki dirinya.

Apa semua laki-laki itu sama.? Hanya bisa mempermainkan dan menyakiti hati wanita.

Kenapa mereka tidak bisa melihat sebuah ketulusan.?

Aku bergegas pergi dari ruang keluarga setelah pamit pada mereka. Masuk ke dalam mobil milikku dan meninggalkan rumah Mama Sandra.

Untung saja Papa masih percaya saat aku bilang ingin makan malam bersama teman-teman.

Enak saja aku di minta untuk makan malam bersama Om Dave dan tangannya itu, lebih baik pergi ke club.

Tentang bagaimana caranya aku mengambil hati Om Dave, akan aku pikirkan nanti. Sekarang aku ingin menghirup udara diluar setelah dada ini terasa sesak akibat menghirup udara satu ruangan dengan wanita yang terus menempel pada Om Dave.

Ku parkiran mobil di samping mobil Justin. Laki-laki itu menepati janjinya untuk datang ke club setiap hari hanya karna ingin melihatku.

Rasanya aku ingin tertawa mendengar ucapan Justin waktu itu. Laki-laki memang pandai berbicara dan bertindak, tapi jarang yang menggunakan perasaan. Jadi mana mungkin aku percaya pada ucapannya walaupun benar dia datang setiap hari.

"Ckk,,, dasar laki-laki buaya,," Aku hanya bisa tersenyum geli melihat Justin tengah duduk di sofa dan ditemani oleh 2 wanita cantik yang sudah pasti sangat seksi.

Tertawa lebar sembari merangkul pundak kedua wanita itu.

Aku segera duduk di bar, untuk apa juga melihat Justin lebih lama. Wine yang biasa aku minum lebih menggoda untuk di minum.

Om Dave masih berada di rumah Mama Sandra, kali ini tak akan ada yang datang dan memaksaku pulang sesuka hati.

"Aku menunggumu sejak tadi,," Justin menepuk dan merangkul pundakku, kemudian duduk di sebelahku.

"Ckk,, omong kosong." Aku hanya mengukir senyum sinis dan meledek.

Untuk apa dia menungguku kalau bisa ditemani oleh dua wanita sekaligus.

"Wanita-wanita itu bisa marah padaku kalau kamu datang ke sini Justin." Kataku sembari menoleh pada dua wanita yang ternyata masih duduk di tempat dan menatap ke arah kami.

"Benar bukan.?" Aku tersenyum geli melihatnya.

"Mereka tidak marah padamu, hanya saja kesal padaku karna aku menolak tidur dengan mereka." Dengan santainya Justin meneguk wine milikku.

Aku langsung meminta gelas baru pada bartender. Mana mungkin aku akan minum menggunakan gelas itu lagi.

"Kau tau Davina, mereka bahkan merengek padaku untuk aku tiduri. Tanpa harus membayarnya." Justin mengulas senyum bangga.

Aku akui bentuk tubuh Justin sama menggodanya dengan Om Dave. Tubuh tinggi atletis yang dipenuhi banyak otot di bagian-bagian tertentu. Siapa yang tidak akan tergoda, di tambah dengan wajah tampannya yang sangat mendukung.

"Cuma kamu satu-satunya wanita yang menolak ku." Katanya dengan senyum santai.

"Lalu aku harus apa.? Aku tak tertarik untuk tidur dengan siapapun."

Ku tuang wine ke dalam gelas dan meneguknya perlahan.

"Bukankah kamu sedang memimpin perusahaan.? Sepertinya kamu punya banyak waktu luang untuk bersenang-senang."

Aku memilih untuk mengalihkan pembicaraan. Tidak nyaman rasanya membahas hal seperti itu dengannya.

"Apa memimpin perusahaan tidak boleh bersenang-senang.? Untuk apa aku mempekerjakan karyawan dan menunjuk orang kepercayaan kalau hanya aku saja yang bekerja keras." Tuturnya, kemudian tersenyum tipis.

Aku menatap lekat wajahnya, kenapa semakin diperhatikan, wajah Justin semakin mirip dengan Jasmine.? Apa mereka berdua saudara.?

"Aku rasa ada seseorang yang mirip denganmu. Apa kamu punya saudara.?"

Aku sangat penasaran sampai berani menanyakan langsung padanya.

Anggukan Justin membenarkan dugaanku. Aku yakin Jasmine pasti saudaranya.

"Aku punya adik perempuan," Ungkapnya.

Tepat.! Berarti mereka berdua kakak beradik.

"Ya ampun, kebetulan macam apa ini."

...*****...

Aku langsung masuk kedalam kamar begitu sampai di rumah. Papa dan Mama Sandra sepertinya sudah tidur. Yang lebih penting lagi, Om Dave dan Jasmine sudah tidak ada disini.

Setelah membersihkan diri dan menghilangkan bau alkohol di mulutku, aku bergegas merebahkan diri di ranjang. Padahal tidak ada yang aku kerjakan seharian ini, tapi sarannya sangat lelah.

Terkadang memang lelah pikiran jauh lebih menguras energi dibanding lelah fisik.

Awas saja kalau nanti aku bertemu dengan Om Dave, aku akan memaki dan memarahinya habis-habisan. Berani sekali dia menutupi hal besar itu dariku.

Kalau saja dia bilang sudah bertunangan, mana mungkin aku terus menempel padanya.

"Dasar pria tua menyebalkan.! Awas saja kalau berani menikah dengan wanita itu, akan aku adukan pada Papa dan Mama Sandra apa yang sudah dia lakukan Padaku.!" Aku mengumpat kesal sembari melempar guling dalam dekapan ku.

"O,,Om Dave,,," Aku dibuat tercengang melihat Om di kamarku. Dia bahkan sudah menangkap guling yang baru saja aku lempar.

"Kau bilang apa.? Coba ulangi sekali lagi." Ujar Om Dave dengan suara dingin.

Aku hanya bisa menelan ludah dengan susah payah saat melihat Om Dave berjalan mendekat ke arahku. Tatapan matanya sangat dalam dan menyeramkan.

"Kenapa Om Dave ada disini.? Bagaimana bisa masuk ke ka,,,

"Ah ya ampun, kenapa aku bisa lupa mengunci pintu." Aku menepuk keningku sendiri atas kecerobohan ku.

Kalau saja aku tidak lupa mengunci pintu, pasti tak akan seperti ini jadinya.

"Lupa.? Saya pikir kamu sengaja membiarkan pintu itu tanpa di kunci."

Om Dave melempar guling ke atas ranjang, kemudian dia duduk di sebelahku.

"Dasar buaya.! Sudah punya tunangan kenapa berani bilang kalau aku milik Om dan nyentuh aku seenaknya. Pegang-pegang sampai minum susu segala.!"

"Om pikir aku ini wanita penghibur.!" Aku memaki dan memarahinya dengan penuh tenaga dan emosi, tapi gunung es itu masih bisa santai. Raut wajahnya tak menunjukkan rasa bersalah atau penyesalan sedikitpun.

"Sudah selesai ngomongnya.?" Tanyanya datar. Aku semakin kesal dengan respon yang dia berikan padaku.

"Sudah.!! Sekarang cepat keluar dari sini, aku benci sama Om.!" Bentakku. Aku langsung berbaring dan menutupi tubuhku dengan selimut.

"Benci sama saya karna sudah menyentuh kamu.?"

"Tapi kamu juga menikmati."

Perkataan Om Dave membuatku bungkam. Apa yang dikatakan Om Dave memang benar. Aku menikmati setiap sentuhannya dan terkadang ingin bertemu lebih lama dengan Om Dave hanya untuk merasakan sentuhannya.

Mungkin sekarang aku bukan lagi anak polos yang dulu sangat hati-hati dalam menjaga diri.

Aku sudah mulai tertarik dengan hal-hal yang dapat merusak diriku sendiri.

"Nggak perlu di pertegas juga kali Om.!"

"Aku malas berdebat, mendingan Om keluar dari kamarku." Untuk kesekian kalinya aku mengusir Om Dave, tapi dia tetap tak mau pergi.

"Saya nggak akan menikahi Jasmine."

Aku langsung keluar dari selimut, dan menatap penasaran pada Om Dave.

"Kalau nggak mau menikahi dia, kenapa sampai tunangan.?" Tanyaku cepat.

"Ada alasan dibalik semua itu. Saya akan beritau padamu, tapi bukan sekarang."

Dengan entengnya Om Dave naik ke atas ranjang lalu tidur di sampingku dan langsung memejamkan mata.

Apa-apaan dia.?! Siapa yang tidak kesal menghadapi sikapnya yang menyebalkan seperti itu. Berbuat seenaknya dan sekarang membuatku penasaran.

Visualnya Om Dave sesuai imajinasi kalian masing-masing aja ya, takutnya kalau othor kasih visualnya, nanti pada kecewa 🤣.

Pembaca setia novel othor pasti udah paham kalau othor selalu pake visual Korea.

Yang cinta produk lokal atau barat, takutnya jadi gak semangat baca lagi kalau liat visual Korea.

1
Visencia Alingga
Lumayan
Ratniatin Ginoga
thor itu cerita si Aditya dan aurelia kapan di upnya
Sopiah Azzahra
Lumayan
Arma Dwi
suka bgt dg karakter dave😍
pejuang rupiah😶‍🌫️
Luar biasa
Sri Noviawati
Biasa
Hesti Pramuni
diiih..yg polooss...😣😣
Mei Prw
luar biasa
Thiva ShiRegarr II
Luar biasa
mama fia
quote yg bagus Devina..
mama fia
udah baca berulang ulang..
mama fia
Kecewa
sashi kirana
Luar biasa
Christy Ling
sangat bagus
Diedie
Luar biasa
aryuu
bener gitu orang orang di club malam sebangsat itu??
aryuu
suka sama ceritanya ya cuman agak sedikit kecewa sama karakter utamanya ... polos polos murahan gitu
aryuu
ni cewe polos tapi kok ga kapok ya diselingkuhi
Nieno Pay
Luar biasa
3sna
farel gk tau gimn rsny diposisi daviana
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!