Warning!!!!!!!!
ini adalah novel yang sangat menguras emosi bagi yang tahan silahkan di lanjut kalau yang tidak yah, di skip aja
kalo mental baja sih aku yakin dia baca!!
Tak bisa memberikan anak adalah sesuatu yang sangat menyakitkan bagi seorang wanita. Hal itu bisa meruntuhkan hubungan baik yang sudah tertata rapi dalam sebuah ikatan pernikahan. Dia adalah Rika, wanita yang berhayal setinggi langit namun yang di dapatkannya tak sesuai ekspektasi.
Dirinya mandul? entahlah, selama ini Rika merasa baik-baik saja. lalu kenapa sampai sekarang ini iya masih belum punya anak?
Mungkin ada yang salah.
Yukk!! ikuti kisahnya dalam menemukan kebenaran.
Kebenaran harus diketahui bukan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adrena Rhafani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 32
Kedua bola mata Reyhan membulat kejut setelah merasakan suhu tubuh Rika. Pantas saja pucat, Ternyata itu di sebabkan oleh demam tingginya. Rika juga kini tak sadarkan diri.
Diguyur hujan pasti menjadi penyebab sakitnya sekarang ini. Entah apa yang harus dilakukan Reyhan.
Tanpa berpikir panjang lagi, iya mulai melepas satu persatu kancing baju yang menutupi tubuh molek nan indah yang sangat menggairahkan.
Hal itu terpaksa iya lakukan karena, gaun yang dipakai wanita di hadapannya ini sudah sangat basah kuyup.
Jika dibiarkan basah, pasti tambah akan memperburuk keadaannya.
Dengan getir Reyhan berhasil membuka kancing terakhir. Kini iya hanya menyisakan dalaman yang membalut dua gunung kembar serta kawah indah penuh kenikmatan.
Setelahnya, segera Reyhan membuka kemeja yang masih membaluti tubuh kekarnya. Kembali iya pasangkan kepada tubuh Rika yang masih demam tak nyaman itu.
Tergoda? Tentu saja Reyhan tergoda. Bahkan, melihat Rika yang sudah memakai kemeja setinggi paha saja sangatlah menarik hasrat kejam seorang Reyhan yang masih sang perjaka.
Belum lagi ketika melihat Rika yang hanya memakai bikini putih polosnya. Oh astaga, disinilah kekuatan seorang bos sekaligus pebisnis legendaris itu terkuras habis.
Iya hanya bisa menelan paksa salifanya yang seakan bercucuran kala memandang kedua bibir bawah dengan beberapa rambut hitam tipis yang terlihat menerawang.
" Kenapa aku terlambat memiliki wanita ini? Harusnya, aku yang menjadi prianya. Dia pantasnya menjadi wanitaku." Batin Reyhan penuh penyesalan.
****
Malam pun tiba. Hujan lebat dengan petir menyambar juga sudah reda. Rika berusaha membuka mata beratnya. Suhu tubuhnya kini mulai kembali normal. Hal itu dikarenakan pakaian kering serta api unggun yang sedari tadi menghangatkan tubuhnya.
Dengan pandangan yang masih sedikit buram, Rika melihat bayangan seorang pria yang tanpa menggunakan baju. Kembali iya mengucek matanya. Iya berfikir bahwa dirinya masih berada di alam mimpi indahnya.
Setelah kesadarannya terkumpul. Dengan spontan Rika terlonjak bangun dari tempat tidurnya.
"Cabul!!! dari mana ini?? Dimana pakaianmu??"
Reyhan juga ikut terkejut mendengar perkataan pertama yang dilontarkan wanita lemah yang baru saja sadar itu.
Iya kini berjalan mendekati Rika seraya berkata dengan senyum manis di bibirnya.
"Pakaianku? Tentu saja ada padamu."
"Hahhh??"
"Ma ... mana mungkin,"kata Rika tak percaya.
Iya kemudian menatap tampilan dirinya dari atas sampai bawah.
"Hahhhh!! Bagaimana mungkin??? Apa yang telah kau lakukan padaku?? Kenapa ....?"
"Sssttt ...!!"henti Reyhan.
"Kau tak perlu berpikir liar begitu tentangku. Apa kau lupa? Aku bahkan tak tertarik padamu."imbuhnya.
Rika menggerutu. Iya tak tahu harus berkata apa lagi untuk melawan omongan Reyhan barusan itu. Namun demikian, Rika juga patut berterima kasih karena pria tak berhati ini mau menolongnya.
"Apa kau lapar?"tanya Reyhan memecah suasana.
Tanpa ragu Rika mengangguk.
"Baiklah, ayo makan."
Keduanya kini mulai menyantap Bakaran ayam hutan yang telah di tangkap Reyhan sore tadi.
Urusan hidup atau menjalani keterdesakan tinggal di hutan sudah bukan masalah lagi bagi pria satu ini.
Sebelum Reyhan menjabat sebagai presedir dari perusahaan Andorgroup, tentunya iya sudah menyiapkan diri terlebih dahulu. Bukan hanya cara menghadapi para pesaingnya, iya juga sudah dilatih khusus tentang bagaimana agar iya bisa bertahan hidup di alam liar. Itu semua untuk mewanti-wanti serangan musuh yang bisah datang kapan saja. Menjadi orang besar sungguh memanglah tak muda.
"Kenapa kita tak berjalan pulang saja?" Tanya Rika di sela-sela makanya.
Reyhan menghentikan makannya lalu menjawab pertanyaan wanita di sampingnya.
"Tak ada kendaraan di sini. Mobil pun berada jauh. Tambah lagi dengan tak adanya singnal. Apa kau mau kita berjalan kaki di malam seperti ini?"
Rika meletakkan makananya. Segera iya meraih pakaiannya yang tampaknya sudah kering akibat panasnya api.
Melihat Reyhan yang tanpa baju seperti itu kasihan juga. Iya pasti kedinginan. Selain itu, otot perut dan lengan yang dimiliki Reyhan sangatlah menggoda. Bukan hanya ketampanannya yang sempurna melainkan tubuhnya juga. Oh astaga, Rika sendiri bahkan tak tahu kapan iya mulai punya pikiran mesum seperti ini.
"Aku akan ganti baju."
"Dimana?"tanya Reyhan.
"Hahhh dimana?? Tentu saja di belakang pohon itu."
Rika kembali melangkahkan kakinya.
Dengan sigap Reyhan bangkit dan menarik Rika hingga terpental ke tubuhnya. Tangannya kini memeluk erat pinggang ramping yang dimiliki wanita itu.
Pandangan keduanya kini menatap satu sama lain dalam jarak yang sangat dekat. Hanya punggu hidung yang membatasi keduanya.
Terpaan angin dingin serta hangatnya api unggun membuat mereka larut dalam kenyamanan.
"Dakkk!! Diikk!! Duukkk!!" Detak jantung antara sepasang pria dan wanita ini bahkan bisa di rasakan oleh para pembaca.
Rika segera tersadar. Iya berusaha meronta-ronta agar terlepas dari dekapan Reyhan.
"Ada apa denganmu? Lepaskan aku,"
"Kita tidak bisa seperti ini Reyhan."
"Hey, kau bilang tidak tertarik padaku. Terlebih lagi, aku sudah punya suami bukan,"lirihnya.
Tanpa mendengar perkataan wanita di pelukannya, Reyhan langsung menyosor kedua bibir manis yang seakan penuh dengan ocehan itu.
Berbekalkan dengan kemampuan ganasnya dalam bercinta, Reyhan menghisap habis kawah merah merona Rika.Lidahnya juga iya amukkan didalamnya.
Mendapat perlakuan seperti itu, Rika tentu saja semakin merontah. Apa yang iya lakukan sekarang ini tidaklah benar. Apa bedanya Rika dengan Dion kalau ini memanglah terjadi.
Semakin besar Rika ingin melepaskan penyatuan bibir itu, semakin ganas pula lah isapan Reyhan terhadapnya. Kekuatan Dion saja tak bisa dibandingkan dengan ini.
Rika sudah tak tahan lagi. Meskipun sentuhan ini memang sangatlah nikmat tapi tetap iya harus mencegahnya.
"Ahhh!!"jerit Reyhan menghentikan terkapannya.
Dari sela bibirnya terdapat tetesan darah. Iya pun menyekanya dengan senyuman.
"Ternyata, kemampuan bercintamu lebih buruk dari aku yah."
"Tolong yah, jangan serakus itu lain kali."
Rika geram di buatnya. Iya kini pergi mengganti dress-nya kemudian kembali tidur istirahat.
****
Sementara itu, disebuah rumah sakit ruang rawat inap umum, Dion sedang terbaring dengan ketidak berdayaannya.
Tanpa seorang pun yang menemani, iya tampak sedang berusaha meraih segelas air putih untuk diminumnya.
"Brakkk!!" Karena kondisi fisiknya yang masih lemah, gelas berisi air itu pun jatuh dan berserakan di lantai.
Naasnya, kini iya hanya bisa menelan liurnya yang sudah kehausan sedari tadi. Bel di belakangnya juga sudah berapa kali iya tekan namun satupun perawat tak ada yang datang membantunya.
Dengan pasrah, kini Dion kembali menyandarkan tubuhnya yang masih saja lemah itu.
"Aku tak pernah membayangkan bahwa nasibku akan jadi seperti ini."Batinnya penuh kesedihan.
Diliriknya sebuah ponsel di atas nakas yang ternyata adalah miliknya. Segera iya mengambilnya membuka pola dan melakukan panggilan kepada nama kontak yang bertuliskan istriku sayang.
"Reta, kamu di mana?" Tanyannya setelah panggilan tersambung.
..................... happy reading............
like and vote