RUSUK SANG BILLIONAIRE

Dengan wajah segar dan pikiran sedikit fresh, Chelsea keluar dari kamar mandi dan sudah berpakaian lengkap. Rambutnya yang basah ia likitkan pada handuk dan menggulungnya ke atas sehingga leher jenjangnya yang seputih susu tampak dengan jelas bahkan sisa air yang menetespun seolah enggan berlama-lama disana. Kiano terpesona hingga suara Chelsea menyadarkannya.

"Bapak mau mandi dulu atau langsung bicara aja. " ucap Chelsea yang sudah berdiri tak jauh darinya.

"Bicara, mandinya nanti-nanti aja. " balas Kiano datar dan penasaran.

"Jadi gini pak, kita ini menikah tiba-tiba kenal pun baru beberapa bulan tidak akrab pula dan sudah bisa dipastikan jika diantara kita tidak ada rasa cinta. Maka dari itu aku gak bisa menjadi seorang istri yang sesungguhnya buat bapak. " ucap Chelsea selancar air yang keluar dari selang besar.

"Kita sama-sama dewasa dan tahu arti sebuah pernikahan, adapun kamu belum bisa menjadi istri yang sesungguhnya tak ada masalah buatku yang perlu kamu lakukan hanya menjaga ikatan suci ini. " balas Kiano dengan wajah dingin.

"Tapi sampai kapan kita akan seperti ini pak, aku tidak ingin ada sentuhan fisik karena itu hanya terjadi jika ada rasa cinta. Atau gini aja pak, kita buat sebuah perjanjian ,,,"

"Gak ada perjanjian seperti itu, jangan meniru adegan dalam sinetron atau cerita dalam novel, kita hidup di dunia nyata. " sarkas Kiano memotong ucapan Chelsea.

"Dengerin dulu pak, aku belum selesai ngomong. " emosi Chelsea sudah sampai diubun-ubun karena pria datar itu tiba-tiba memotong ucapannya.

Kiano mengangkat sebelah alisnya menunggu kelanjutan kata-kata wanita yang ingin mangkir dari tanggung jawabnya sebagai istri.

"Jika dalam empat puluh hari tidak bisa saling mencintai maka kita harus mengakhiri pernikahan ini dan tentu saja selama itu tidak ada sentuhan fisik. " lanjut Chelsea lugas.

"Ada cinta atau tidak adanya cinta, aku tidak akan pernah mengakhiri pernikahan ini." tegas Kiano menunjukkan kuasanya sebagai seorang suami.

Walaupun Kiano belum bisa memastikan perasaannya terhadap Chelsea saat ini namun ia dibesarkan dalam sebuah keluarga yang hangat dan harmonis dimana mereka tak mengenal kata perpisahan dalam sebuah pernikahan, makanya saat mommy dan daddynya mengatakan jika akan melamar seorang gadis untuknya, ia segera melamar Chelsea karena ada rasa nyaman saat berdekatan dengan gadis itu apalagi penyakitnya juga menerima kehadiran Chelsea.

"Setuju atau tidak, aku menganggapnya perjanjian kita dimulai hari ini, aku tidakingin menderita kerugian setelahnya. " Chelsea melingkari angka pada kalender dengan spidol warna merah.

Kiano tak memperdulikan Chelsea, ia memilih membersihkan dirinya dengan rasa kesal yang menggunung.

"Dasar wanita mana ada pernikahan yang merugikan. " omel Kiano menatap bayangannya dalam cermin di dalam kamar mandi.

Air yang berjatuhan pada Ubin kamar mandi menandakan jika pria itu sudah memulai ritual mandinya, Chelsea kemudian keluar kamar tak ingin melihat penampakan Kiano yang keluar dari kamar mandi.

Beberapa saat kemudian, Kiano keluar dengan handuk melilit pinggangnya. Matanya menyapu ruangan mencari keberadaan wanita yang baru saja ia nikahi, ada rasa kecewa karena tak menemukan sosok Chelsea namun segera berganti dengan sebuah garis melengkung pada ujung bibirnya melihat pakaiannya sudah siap dan diletakkan di atas tempat tidur. Ya, Chelsea melakukan perintah mamanya semalam agar menyiapkan baju untuk suaminya.

Setelah memakai bajunya, Kiano pun keluar kamar, ia tak mungkin tinggal didalam kamar selagi keluarga istrinya masih ramai.

"Lho nak Kiano gak istirahat ?" ucap pak Utomo saat Kiano telah duduk disampingnya bergabung dengan para bapak-bapak.

"Gak usah pa, gak capek juga. " balas Kiano tersenyum lebar.

Mereka larut dalam cerita khas bapak-bapak hingga tak terasa hari sudah beranjak sore, waktunya bersiap untuk resepsi. Kiano kembali ke dalam kamar untuk mengganti pakaiannya. Kali ini mereka tidak memakai busana pengantin modern tanpa sentuhan adat.

Kiano menatap dingin kearah Chelsea, roman wajahnya tak terbaca sama sekali membuat Chelsea bingung sedangkan MUA yang selesai meriah dan membantu Chelsea memakai gaunnya langsung keluar karena ketakutakan melihat sinar mata Kiano.

"Apa yang ingin kamu tunjukkan pada tamu undangan dengan baju seperti itu. "

"Bajuku ?? kenapa dengan bajuku ?" Chelsea bingung dan berbalik kearah cermin memperhatikan penampilannya yang wajar menurutnya.

"Ganti bajumu !!"

"Enak aja. Gak ada lagi baju pengantin dirumah ini lagian bajunya juga sopan. " dumel Chelsea meninggalkan Kiano.

"Sopan dari hongkong ?? dada di pamerin gitu. Awas kamu !!"

"Bapak gak usah over protective begitu, pernikahan kita gak wajar. " balas Chelsea sebelum membuka pintu kamar.

'Itu menurut kamu. ' batin Kiano tersenyum licik.

Tak lama setelah Chelsea keluar, Kiano pun keluar dan menghampiri Chelsea sambil tersenyum lebar, senyuman yang membuat Chelsea mencibir.

"Gak usah pura-pura bahagia pak. " bisik Chelsea

"Aku gak suka pura-pura. " balas Kiano berbisik.

"Kalian berdua bisik-bisiknya nanti aja, sekarang kita berangkat nanti tamunya sudah datang dan kalian masih disini. " Kata-kata Maria menghentikan perdebatan kecil pasangan baru itu.

"Maaf ma. " ucap Kiano kemudian menggandeng mesra tangan Chelsea.

"Jangan melampaui batas kewajaran. " Chelsea kembali memperingatkan Kiano akan perjanjian sepihak mereka pasalnya Kiano belum menyatakan persetujuannya.

Kiano menulikan ruang dengarnya, ia menganggap ucapan Chelsea hanya angin lalu belaka. Ia tidak akan pernah membiarkan gadis itu berlaku seenaknya. Pernikahan ini bukan permainan yang harus melibatkan sebuah perjanjian. Kiano menginginkan pernikahan ini maka seterusnya akan seperti itu. Dirinya bukanlah pria lemah yang harus mengalah pada seorang wanita apalagi jika menyangkut sebuah komitmen seumur hidup.

🎶🎶🎶

Hmmmm ,,, akan jadi apa kehidupan pernikahan keduanya ??

tunggu up selanjutnya ya.

Jangan lupa dukungannya 🤗🤗🤗