SERUNI

KREEEEEKKK KREEEKKKKK

Bunyi kuku mencakar dinding terdengar memecah rungu.Roy yang tengah terlelap perlahan mengerjapkan matanya.Ia menajamkan pendengarannya.Suara itu semakin mengganggu,namun sesaat hilang berganti suara kidung seorang wanita.

Hawa dingin meremangkan bulu roma,Roy merasa tengkuknya dirasuki hawa dingin.

"Apalagi ini??"Gumamnya.Pandangannya mengedar,sekuat tenaga ia menarik tubuhnya hingga bersandar ke hulu tilam.Ia memeluk tubuh yang masih ditutupi selimut.

Tetiba ada sesuatu yang menarik selimutnya dari bawah.Roy serta merta menangkap kain tepian selimut dan menahannya.Terjadilah adegan tarik menarik disitu.Semakin kuat Roy menahan semakin kuat selimut itu tertarik ke bawah.

"Hey setan,ini belum lagi 17 Agust"Gerutunya.

"Ihhh kuat juga dia"Roy memperkuat cengkeramannya.

"Serrruuuuniiiiiiiii"Entah kenapa Roy menyebut nama gadis itu.Sontak tarikan dari bawah terlepas,membuat laki-laki itu terjungkal ke hulu tilam.

Deru nafas Roy terdengar cepat,ia ngos-ngosan seperti habis olahraga maraton.Setelah menegak habis air putih yang tersedia di atas nakas,ia mengatur kembali pernafasannya agar lebih tenang.

"Apa setan itu takut banget sama Seruni?Sampek aku nyebut nama dia aja setan itu langsung kabur?Hemmm aku punya ide biar setan itu tidak menggangu aku lagi"Roy tersenyum licik.

___

Karena hari Sabtu libur,pagi-pagi sekali Seruni membantu Bapaknya menyapu halaman.Saat ia melihat ke arah balkon matanya membeliak lebar.Ia melihat Roy menempel namanya dengan ukuran besar sehingga bisa dilihat dari arah mana saja.

"Apa-apaan ini?"Seruni melepas sapu lidinya sembarangan lalu melangkah cepat menuju kamar Tuan Mudanya.

Seruni terpana melihat kamar anak majikannya itu,dimana-mana ditempeli namanya.

"Tuan Muda sudah gila ya??Apa-apaan ini?"Seruni merobek stiker namanya yang sudah melekat di dinding.

"Eh jangan,jangan dirusak dong ah"Roy merenggut kesal.

"Ya ngapain Tuan nempel nama saya dimana-mana"

"Setan itu takut sama kamu,jadi aku nempelin nama kamu.Paham nggak?"

"Emang setan itu bisa baca kalau itu nama saya?"

Roy diam.

"Siapa tahu setan itu buta aksara gimana?"

"Iya ya"Roy menggaruk kepalanya yang tidak gatal"Terus gimana dong?"

"Udah buka buka ini semua..buka"Titah Seruni jengkel.

"Setan itu ganggu aku lagi Uni,malah ngajak main tarik tarikan selimut.Pas aku sebut nama kamu dia ngacir"

"Ya sebut aja nama saya Tuan,jangan pakek beginian"Seruni merobek lagi stiker namanya.

"Emmmmm apa aku pakek rekaman aja ya dengan menyebut nama kamu"Timbul ide lain di otak Roy.

"Terserah deh pokoknya lepasin ini semua stiker malu saya"Seruni pergi dengan kesal.Ia ingin segera menyelesaikan tugasnya menyapu halaman yang lumayan luas itu.

Pak Salam memperhatikan keduanya dari bawah,Sebenarnya ia bahagia melihat putrinya bahagia.Namun ia takut jika kenyataan akan membunuh hati putrinya.Jadi lebih baik dia mencegahnya dari sekarang.

Telfon bimbit milik Roy berdering,ia segera menekan tombol hijau karena sudah tahu siapa yang menelfon.

"Hallo"

"Hay sayang..jadi kan dinner nanti malam?"Tanya dari seberang.

Roy terdiam,entah kenapa ia merasa malas keluar dengan gadis yang ia pacari selama dua tahun belakangan.

"Sayang..."

"Oh iya aku lupa,aku mau nganterin Mama ke arisan sosialitanya nanti sore.Jadi takut terlambat dinner-nya sama kamu"

"Ihhh Mama kamu pasti sengaja deh karena kurang suka kalau kamu pergi sama aku"

"Ya nggak gitu juga,cuma memang supirku lagi libur"Jawab Roy membela Mamanya.Ia jadi ilfil dengan sikap Sherly yang tidak suka kepada Ny Desi.

"Ya udah deh,aku pergi sama teman-temanku aja"Sherly mematikan talian dengan sepihak.

"Huufffffff"Roy menghela nafas panjang.

"Kok Mama yang harus dikambing hitamkan"

Roy berbalik seketika,ternyata Ny Desi sudah berdiri di ambang pintu dengan melipat tangan di dada.

Ny Desi mendekati putranya sambil lalu memperhatikan kondisi kamar anak lanangnya tersebut.

"Apa karena nama ini kamu berbohong sama kekasih hatimu itu?"

"Ahhh Mama apa-apaan sih?"Roy merapikan sedikit kamarnya yang berantakan"Tadi malam kenapa tidak makan malam bareng Ma?"Roy mengalihkan topik pembicaraan.

"Mama lagi diet"Jawab Ny Desi sembari duduk dibibir kasur.Roy memperhatikan wajah yang tak lagi muda itu.Sisa-sisa sembab dikantung mata masih sedikit terlihat.

"Ma...Roy bukan anak kemarin sore yang bisa Mama bohongi.Pasti Papa buat ulah lagi kan?"Terka Roy.Ny Desi hanya diam,ia melipat bibirnya.

"Ma..."Roy membungkus kedua tangan wanita yang melahirkannya itu dalam satu genggaman"Jika saja tidak ada Gege antara Mama dan Papa,Roy lebih baik memilih untuk hidup berdua saja dengan Mama"

"Jangan bilang begitu nak,,,lagi pula Papa tidak mengabaikan tanggung jawabnya kepada kita semua.Dia mencukupi kebutuhan kita,tidak kurang satu apapun.Mungkin karena Mama sudah tidak menggairahkan lagi,jadi Papa jajan diluar sana"

"Itu tidak bisa menjadi alasan Ma,kita tanpa Papa bisa kok.Roy tahu Papa sukses juga karena dukungan materi dari Mama"

"Sudahlah Nak...Mama sudah bersyukur ada kamu dan Gege.Mama tidak mau ingkar nikmat atas apa yang Allah beri.Biarlah Papa berbuat sesuka hatinya.Apa yang dia tanam dia juga yang akan menuainya"

Roy tersenyum melihat ketabahan wanita yang ia patuhi itu.Ia memang nakal namun ia tidak bisa untuk membantah apa yang Ny Desi perintahkan.

"Ohya,,,berhubung kamu udah berbohong sama pacar kamu.Gimana kalau kamu benar-benar pergi keluar menjalani perintah Mama"Sambung Ny Desi.

"Emangnya Mama mau Roy pergi kemana?"

"Belanja bulanan,seperti apa kata kamu tadi.Said ambil cuti karena istrinya sakit"

"Ah Mama,Roy kan mau istirahat rencananya seharian"Roy menelentangkan tubuhnya di atas tilam.

"Ya udah,Mama akan meminta Seruni naik taxi online saja"Ny Desi bingkas bangun melangkah keluar dari kamar putranya.

"Tunggu Ma!!"Serta merta Roy bangun mendengar nama Seruni.Ny Desi menoleh

"Ada apa?katanya nggak mau"Jawab Ny Desi cuek.Roy cengengesan.

"Roy ganti baju dulu ya Ma"

Ny Desi melangkah pergi dengan senyuman terukir tersembunyi.

Di ruang tengah,Ny Desi berpapasan dengan putrinya.

"Ge mau kemana?"

Dara manis itu tersentak dan menoleh cepat.

"Ehhh Mama...kaget aku"Geysa mengelus dadanya"Gege mau healing Ma sama temen-temen"

"Kemana?"

"Ke puncak,kita mau camping di sana.Jadi besok baru pulang"

"Mau nginep ceritanya?"

Geysa mengangguk menjawab pertanyaan Ibunya.

"Hati-hati nak,kamu ini wong wedhok loh.Jangan suka keluyuran"

"Iya Ma,Geysa bisa jaga diri kok.Lagian temen-temen Geysa yang ikut cewek semua kok"

"Bener ya Nak..."Ny Desi membelai anak rambut putrinya.Geysa mengiyakan.Ia mencium punggung tangan Ibunya lalu pamit berangkat.

Ny Desi menghela nafas berat menatap punggung putrinya hilang di balik dinding yang menyekat antara ruang tengah dan ruang tamu.