Delia wanita yatim piatu yang hidup sederhana, pendidikan nya yang hanya sampai SMP membuat dia sering di pandang sebelah mata oleh keluarga suami nya bahkan di jadikan seperti pembantu.
Amar lelaki yang sangat menyayangi ibu nya, hingga perlakuan ibu nya kepada delia pun dia tidak bisa membela istri nya. Hanya meminta delia untuk terus bersabar.
Delia wanita yang di anggap parasit oleh keluarga suami nya, sebenarnya dia punya penghasilan sendiri dari hasil jualan online yang dia dapat dari sahabat nya.
Simak perjalanan delia dalam novel berjudul " Bukan istri parasit ".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhewy R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gara-gara uang bonus
🌹🌹🌹🌹 HAPPY READING 🌹🌹🌹🌹
💞💞💞💞💞
" Ini 500 ribu terserah mau ibu pakai buat apa, yang jelas amar hanya bisa memberi segini bu. Untuk keperluan yang lain nya ibu bisa minta harun atau mas joko, karena mereka yang tinggal sama ibu seharus nya merekalah yang menanggung kebutuhan rumah bukan aku seperti ini. Aku sama saja menanggung kebutuhan hidup kalian semua, kalau ibu aku tidak masalah karena kewajiban ku menafkahi ibu " ucap amar yang terdengar sudah mulai melemah karena dia benar - benar lelah dengan semua nya. Semua beban kehidupan keluarga nya di timpahkan kepada nya semua.
Ibu siti semakin yakin jika amar sudah di hasut oleh delia, pikiran amar sudah di cuci oleh delia. Ibu siti tidak terima amar hanya memberinya uang 500 ribu dia meminta lebih.
" Ingat mar surgamu itu ada pada ku kalau kamu pelit dan dzolim jangan harap kamu mendapatkan surga dari ibu " Ucap ibu siti dengan ancaman andalan nya.
" Mbak tini dan harun juga anak ibu, apa mereka bisa mendapatkan surga nya ibu ? Sedangkan mereka tidak perduli dengan ibu bahkan mereka membebankan kebutuhan nya kepada ibu dan ibu semua itu uang dari amar " Ucap amar sudah mulai jengah dengan perdebatan nya.
Ibu siti akhirnya memilih pergi dan mengambil uang 500 ribu yang di berikan amar. Dia pergi dengan marah dan pura - pura bersedih agar amar merasa bersalah dan meminta maaf, dengan begitu amar akan mengikuti apa kata ibunya.
" Dasar menantu parasit " Seru ibu siti sambil melangkah pergi meninggalkan rumah kontrakan amar.
Amar menyugar rambut nya, dia sangat lelah dengan kehidupan nya yang selalu di jadikan sapi perah oleh keluarga nya sendiri. Bahkan keluarga nya tidak pernah menghargai nya apalagi istrinya, Delia.
Amar teringat delia yang masuk ke dalam kamar, amar pun menyusul delia ke kamar nya. Amar melihat delia yang duduk di pinggir ranjang sambil pura - pura tersenyum saat smar masuk kamar, padahal hati nya menangis.
" Dek, maafkan ibu ya dek. Mungkin kita harus lebih sabar lagi menghadapi ibu karena bagaimanapun beliau orang tua ku, wanita yang sudah melahirkan ku. Mas harap adek tidak mengambil hati ucapan ibu, mas yakin suatu saat nanti ibu pasti akan berubah" Ucap amar yang kini sudah duduk di samping delia.
Delia hanya tersenyum, dalam hati nya dia menjerit karena suami nya masih saja memikirkan perasaan ibu nya tetapi tidak memikirkan perasaan nya. Selama ini mertua nya dan keluarga suami nya tidak pernah bersikap baik dengan nya.
" Iya mas " Jawab delia singkat. Hanya kata - kata itu yang bisa delia ucapkan.
* Beliau memang benar ibu mu mas, beliau surga mu tapi apa aku harus mengalah seperti ini terus. Bahkan aku selalu dihina dan di rendahkan oleh ibu dan keluarga mu. Apa kamu tahu perlakuan mereka kepada ku di belakang mu mas, perlakuan mereka lebih parah dari yang kamu tahu * Gumam nabila dalam hati nya.
" Maaf ya dek uang nya tinggal 2 juta 500 ribu, tadi yang 500 ribu sudah mas berikan kepada ibu. Ini kamu simpan saja uang nya dek, nanti kalau ada rezeki lagi mas tambahin untuk beli cincin " Ucap amar sambil meletakkan uang di tangan delia.
Delia terdiam, dia bingung jika dia mengambil uang itu dan menyimpan nya untuk beli cincin pasti akan terjadi keributan baru antara dirinya dan ibu mertua nya. Delia tidak mau semakin memperjelek hubungan nya dengan mertua nya.
" Aku ambil yang satu juta saja mas, sisa nya mas simpan sendiri atau mas berikan sama ibu. Aku minta satu juta saja untuk biaya makan kita , karena uang bulanan yang kamu berikan sudah habis dan aku tidak ada simpanan lagi untuk dipakai belanja. " Ucap nabila sambil menyerahkan uang 1 juta 500 ribu kepada suami nya.
" Kamu serius dek tidak mau ? Kalau begitu mas berikan saja kepada ibu ya dek, mas tadi menyesal sudah membuat ibu marah. Mas takut durhaka kepada ibu dek " Ucap amar dengan raut wajah sedih nya.
Delia hanya bisa mengusap dada nya agar tidak merasakan sesak yang semakin dalam. Ucapan amar tadi membuat delia seakan ingin menjerit dan menangis.
* Kamu selalu memikirkan perasaan ibu mas, apa kamu memikirkan perasaan ku * Gumam delia dalam hati nya.
" Oh iya dek ini kan baru pertengahan bulan, kok uang belanja sudah habis ?" Tanya amar membuat dada delia semakin sesak.
" Uang 1,5 juta sampai mana mas untuk menghdupi dua rumah ?" Tanya delia sedikit kesal.
" Maksud kamu ?" Tanya amar yang tidak tahu dengan maksud perkataan delia.
" Setiap pagi ibu sarapan disini, dan siang terkadang sore pun selalu kesini dan membawa pulang setengah lebih masakan yang aku masak. Belum lagi mbak tini yang datang selalu mengambil bahan makanan, belum lagi dia juga minta uang kepada ku. Kalau cuma ibu saja yang kita tanggung aku tidak masalah mas " ucap delia akhirnya jujur kepada suami nya.
Amar seakan tak percaya dengan apa yang di ucapkan delia, tapi amar tahu delia. Delia tak mungkin berbohong kepada nya, delia wanita yang baik dan tulus. Bahkan selama dua tahun menikah delia tak pernah menuntut apa - apa, tidak mempermasalahkan uang bulanan nya lebih kecil dari punya ibu mertua nya.
" Apa semua itu bisa ku percaya dek ? Ibu itu sudah aku kasih uang bulanan 2,5 juta bahkan lebih banyak dari yang aku berikan kepada mu. " ucap amar seperti tidak percaya dengan ucapan delia.
" Kamu percaya atau tidak terserah kamu mas " Ucap delia lalu keluar dari kamar dan duduk menonton tv.
Amar masih terdiam di kamar, mencerna semua yang baru saja di ceritakan oleh delia. Amar berencana bertanya langsung kepada ibu nya dan sang kakak.
Amar keluar kamar dan berpamitan kepada delia untuk pergi kerumah ibu nya. Amar berniat ingin mengajak saudara nya bermusyawarah , membahas tentang keuangan di rumah ibu nya. Dia seperti nya tidak bisa terus - terusan menjadi mesin uang untuk keluarga nya, apalagi sampai masih mengambil bahan makanan dan meminta uang kepada delia seperti yang di ceritakan delia.
Saat perjalanan menuju rumah ibu nya, amar terus memikirkan ucapan delia , apa yang di ucapkan delia bisa di percaya, tapi delia istri nya jadi untuk apa delia berbohong.
Amar langsung menyetandarkan motor nya di halaman rumah ibu nya dan langsung masuk kedalam rumah menemui ibu nya. Di dalam rumah amar melihat ibu nya dan kakak nya sedang menonton Tv sambil mengemil gorengan yang seperti baru saja di beli dari warung nya bu ambar.
" Bu " Panggil amar membuat ibu siti tersenyum dalam hati, dia sudah bisa menebak jika amar pasti akan datang ke rumah nya untuk meminta maaf.
Ibu siti masih saja pura - pura diam dan marah agar amar semakin bersalah dan terus meminta maaf kepada nya. Begitupun Tini dia hanya diam saja melihat kedatangan adik nya, tini sudah tahu kejadian di rumah amar tadi karena ibu siti sudah menceritakan kepada nya.
" Bu , amar mau bicara " Seru amar yang buka suara kembali.
" Bicara apa? Masih ingat kamu kalau kamu punya ibu ? Bukan nya kamu sudah tidak membutuhkan ibu lagi, kamu urusin saja istri mu itu tidak perlu kamu menemui ibu " Ucap ibu siti pura - pura tidak perduli dengan amar.
💞💞💞💞💞
*******
Setelah membaca tolong tinggalkan jejak nya ya kak, agar AUTHOR semakin semangat untuk menulis nya ❤❤🥰🥰
TERIMAKASIH ❤❤🙏🙏
