Ghost Love

HAPPY READING GAYS!!!

"Lo kenal gue? " tanya Rendi heran, padahal ia tidak mengenal siapa gadis yang ada di depannya itu.

"Aku Vana, pacar Aiden dulu. Sahabat kakak. "jawab Vana yang memunculkan kekagetan di wajah mereka berdua.

" RENDI." ucap Aiden yang kegirangan karna berhasil menemukannya." Lo kemana aja dari tadi juga gue cariin?"Cerocos Aiden yang baru saja muncul.

" Pacar?" kompak mereka berdua.

" Bisa kita bicara sebentar?" tanya vana yang di angguki Rendi kemudian menyuruh Vana duduk di kursi dekat koridor.

" Lo pacarnya Aiden?Sejak kapan?" tanya Rendi sama herannya dengan Marta dulu.

"Iya dulu, sebelum dia di bunuh sama orang yang sangat licik dan ngga bertanggung jawab sampe dia di tuduh bunuh diri. "ucap Vana menekankan kata licik pada Rendi.

Raut wajah Rendi dan Karissa langsung berubah menjadi tegang.

" Sayang, bicaranya jangan neken gitu! Belum tentu juga Rendi pelakunya." ucap Aiden.

Aiden melihat ke arah perempuan yang duduk di samping Rendi, "Karissa?" ucap Aiden.

Vana melihat ke arah Aiden dengan tatapan penuh tanya.

"Perempuan di sebelah Rendi itu Karissa satu - satunya cewek yang deket sama geng Aku." jelas Aiden.

"Di bunuh? "Rendi menggeleng" Dari hasil penyelidikan polisi, Aiden itu jelas- jelas bunuh diri. "

" Dan sekarang lo dateng ke sini nemuin gue cuma nyebar Hoax dan omong kosong kayak gini."

" Seharusnya kalau emang lo bener pacarnya Aiden seharusnya lo ikhlasin dia biar arwahnya tenang di alam sana.Gue dan orang - orang yang deket sama Aiden juga merasa kehilangan tapi kita semua mencoba untuk nerima kenyataan kalau dia udah pergi dengan cara bodoh kayak gitu. "

Aiden terkejut dengan penuturan Rendi yang menganggapnya benar - benar mengakiri hidupnya dengan cara bodoh seperti itu. Aiden jadi merasa jika Rendi benar- benar pelaku dari pembunuhannya.

" Gue ngga nyangka Ren cara pikir lo sama kek orang- orang." ucap Aiden yang merasa sedih.

Vana tertawa sinis, ingin sekali rasanya Vana menampar bacot Rendi yang tega- teganya mengira jika apa yang ia katakan tadi hanya omong kosong.

"Gue kira lo itu bener- bener sahabatnya Aiden tapi ternyata lo ngga lebih dari seorang penghianat. "Ucapan Sopan Vana tadi lenyap berubah menjadi kata-kata kasar yang bisa di bilang kalo Vana sudah tidak menghargai Rendi sebagai orang yang lebih tua darinya.

" Tapi gue ke sini bukan cuma untuk bilang itu ke lo. Gue ke sini mau mastiin apa bener di malam di mana Aiden terbunuh lo ke sekolah?"

Entah kenapa saat Vana bertanya seperti itu raut wajah Rendi dan Karissa seperti ketakutan seolah- olah memang ada sesuatu hari itu di antara mereka.

" Gue tau dari Reno, dia bilang dia liat lo di sekolah malam itu." ucap Vana lagi tidak membiarkan Rendi untuk beralasan.

Terlihat jelas jika Rendi saat ini merasa sangat terpojok.Dan Vana juga melihat Karissa yang gemetar dan ketakutan.

"Lo ngga bunuh Aiden kan?"

"Gue malam itu emang ke sekolah untuk ambil Henphone gue yang ke tinggalan di loker. Gue ngga tau kalau Aiden ada di gudang dan lagi bunuh diri bahkan gue ngga pernah pergi ke

gudang itu. "

Vana tersenyum sinis, "Lo yakin lo ngga ke gudang?" Vana menatap Rendi tajam.

"Iii..ii..iiya"jawab Rendi gelagapan.

" Lo pembohong yang buruk."

" Mak.. Maks... Maksud lo?" tanya Rendi semakin cemas.

Vana membuka tasnya, mengambil gelang yang ia temukan di gudang kemarin kemudian menunjukkannya pada Rendi.

" Lo pasti tau gelang ini kan? "

Rendi terbelalak melihat Vana memiliki gelang persahabatannya.

" Lo mau tau di mana gue dapet gelang ini? "

"Di... Di.. Dimana? "

"Di gudang belakang sekolah tepat di bawah tempat Aiden gantung diri."

"Bisa aja itu gelang Aiden yang jatoh."

"awalnya gue juga mikir gitu tapi setelah gue tanya ke kak Marta ternyata gelang Aiden di dia."

Rendi semakin gelagapan tangannya gemetar hebat wajahnya juga terlihat begitu takut.

"Berarti ini gelang lo kan kak? "ucap Vana penuh penekanan.

Vana dan Rendi saling beradu tatap, Vana menatap Rendi intens sedangkan Rendi menatap Vana penuh kecemasan.

" Lo ke gudang malam itu dan bunuh Aiden."

" Lo bikin dia mabuk dan gantuh dia."

" Lo buat dia seolah dia bunuh diri"

" Dan setelah itu lo berpura- pura menjadi orang yang paling menderita."

"Dan supaya lo ngga di curigain lo pindah sekolah dan menjauh dari marta."

" Iyakan?"

Vana membeberkan semua tentang Rendi hal- hal yang memperkuat Rendi, Jika dia lah tersangka di balik pembunuhan Aiden.

"Gue ngga pernah ngelakuin itu, gue ngga pernah bunuh Aiden dan gelang itu ngga akan jadi bukti apa- apa kalaupun lo laporin gue ke polisi."Rendi berdiri dan menarik tangan Karissa.

" Lebih baik lo cari bukti yang kuat dan akurat dulu setelah itu baru lo tetapin siapa tersangkanya!!!. Jangan nuduh orang sembarangan kayak gini. " ucap Rendi yang kemudian pergi bersama Karissa meninggalkan Vana yang terdiam di kursinya.

"Gue bakal cari bukti kuat dan akurat untuk bisa jeblosin lo kepenjara." ujar Vana menatap Sinis punggung Rendi yang perlahan- lahan menghilang dari pandangannya.

"Gue pasti akan kecewa berat kalo emang bener lo yang udah ngebunuh gue Ren." gumam Aiden.

...#####...

Vana keluar dari kampus tersebut dengan perasaan kesal. Padahal ia sudah yakin jika Rendi akan mengakui perbuatannya dengan bukti gelang yang ia temukan di gudang tersebut. Vana bisa menepis semua alasan - alasan rendi dan mengungkap kebohongannya tapi tetap saja Rendi tidak mengakuinya, tapi malah berbalik mengajari Vana dan menyuruhnya untuk mencari bukti yang kuat dan Akurat.

"Udah ngga usah cemberut gitu, kamu tenang aja aku udah masukin alat penyadap ke dalam saku tasnya Rendi. Jadi apapun pembicaraan Rendi dan Karissa nanti kita akan tau.

'' Kok bisa? '' tanya Vana, karna Vana bahkan tidak menyadari jika Aiden memasukkan alat penyadap ke dalm saku tas Rendi.

" Karna aku liat bukan cuma Rendi yang terpojok pas kamu tanya - tanya tadi tapi Karissa juga terlihat ketakutan. Seperti ada sesuatu yang sedang mereka tutupin. "

FLASHBACK.

" Tapi gue ke sini bukan cuma untuk bilang itu ke lo. Gue ke sini mau mastiin apa bener di malam di mana Aiden terbunuh lo ke sekolah?"

Entah kenapa saat Vana bertanya seperti itu raut wajah Rendi dan Karissa seperti ketakutan seolah- olah memang ada sesuatu hari itu di antara mereka.

*Aiden memperhatikan Karissa yang terlihat sangat ketakutan padahal yang di tanya oleh Vana bukan dia.

"Kenapa Karissa juga ikutan gemetar dan takut? ."

Apa ada yang dia sembunyiin?

"Atau jangan- jangan dia yang udah bunuh gue. " ucap Aiden yang kemudian menghilang untuk pergi ke kamar Vana mengambil alat penyadap yang tersisa di dalm laci meja belajarnya.

Hanya satu buah alat penyadap yang tersisa di dalam laci kamar Vana yang artinya Aiden harus memilih salah satu dari karissa atau Rendi yang akan ia pasangi alat penyadp.

Mendengar tuduhan Vana yang sangat kuat dan yakin pada Rendi Aidenpun akirnya meletakkan alat penyadap itu di tas Rendi sekalian aiden juga ingin tau apa benar sahabat yang selama ini bersamanya itu benar- benar menghianatinya sampai tega membunuh dengan cara licik seperti itu*.

...Bersambung ...

Menurut kalian siapa pelaku di balik kasus Aiden ini?

Karissa?

Rendi?

Reno dan gengnya?

Atau jangan - jangan emang Aiden bunuh diri?

Yuk baca teruss Ghost love kita ungkap barengg bareng siapa pelaku di balik kasus Aiden.

Jangan lupa tinggalin jejak kalian dengan like, komen and shere cerita ini!!!.