Vanesa, Gadis muda yang menerima pinangan kekasihnya setelah melewati kesedihan panjang akibat meninggalnya kedua orang tuanya, Berharap jika menikah sosok Arldan akan membawa kebahagiaan untuknya.
Namun siapa sangka semuanya berubah setelah pria itu mengucapkan janji suci pernikahan mereka.
Masih teringat dengan jelas ingatannya di malam itu.
"Arland, Bisa bantu aku menurunkan resleting gaunku?"
Sahut Vanesa yang sejak tadi merasa kesulitan menurunkan resleting gaun pengantin nya.
Tangan kokoh Arland bergerak menurunkan resleting di punggung istrinya dengan gerakan perlahan.
"Terima kasih"
Sahut Vanesa yang menatap Arland di pantulan cermin yang ada di hadapannya.
Arland menarik ujung bibirnya, Menciptakan senyum mengerikan yang membuat Vanesa melunturkan senyum miliknya.
"Vanesa, Selamat datang di neraka milikku"
Ucap Arldan pada saat itu yang kemudian meninggalkan Vanesa begitu saja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pio21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan
Siang ini Vanessa mulai menyeret kopernya sendiri, Jangan mencari Arldan, Sebab pria itu tentu saja pergi lebih dulu dengan Nova dan memilih menunggunya di bandara.
Vanessa sendiri tampak kesusahan melangkah, Tentu saja setelah Arldan memperlakukan dirinya dengan kasar semalam.
Gadis itu menggunakan syal cukup tebal, Menutupi sebagian wajahnya. Dia berusaha menyembunyikan memar di sudut bibirnya karna tamparan Arldan.
Vanessa mulai menyeret kopernya dengan pelan, berkali kali dahinya mengerut kala rasa sakit di bagian bawahnya cukup mengganggunya.
"Butuh bantuan, Nona?"
Dan sebuah suara bariton seorang pria terdengar dari arah belakang membuat gadis itu segera membalikkan badannya.
Dahinya terlihat berkerut, Ketika menyadari dia tidak mengenal pria itu sama sekali. Namun satu hal yang cukup membuat dirinya termenung, Yakni ketampanan pria itu membuat jantungnya berdebar lebih cepat dari biasanya.
Untungnya saat ini syal yang dia gunakan menutupi sebagian wajahnya, Sehingga rona pipinya tidak bisa di lihat oleh pria tersebut.
"Apakah anda butuh bantuan?"
Pria itu kembali melontarkan pertanyaan kala tidak mendapatkan jawaban apapun dari gadis di hadapannya.
"Ahh anda berbicara dengan saya?"
Tanya Vanesa yang menunjuk dirinya sendiri. Dia sempat menengok ke kanan dan kirinya berfikir pria itu sedang berbicara dengan orang lain.
Tapi nyatanya, Hanya dia seorang diri yang berada di tempat itu saat ini.
Pria itu terlihat menganggukkan kepalanya pelan.
"Tentu saja dengan anda, Saya tidak melihat ada orang lain selain kita berdua di tempat ini"
Sahut pria itu kembali
"Perlu bantuan?"
Tanya pria itu lagi
Vanesa tampak termenung beberapa waktu, Sebenarnya dia butuh pertolongan pria itu, Tapi dia cukup takut jika mata mata Arldan memantaunya dan kembali menimbulkan kesalahpahaman pada pria itu.
Jelas saja hukuman kemarin begitu mengerikan untuknya dan dia tidak ingin mengulanginya.
"Tidak perlu tuan, Saya bisa sendiri"
"Terima kasih atas tawarannya"
Tolak Vanessa dengan sopan, Gadis itu menundukkan kepalanya ke arah pria tersebut.
"Tidak masalah"
Timpal pria itu, Setelah mengatakannya dia berlalu dari sana meninggalkan Vanesa yang kembali berusaha menyeret kopernya.
"Tuan, Siapa gadis tadi?"
Seorang pria dengan balutan pakaian rapinya bertanya ke arah pria yang menawarkan pertolongan tadi pada Vanesa.
"Sahabat dari sepupuku, Lili"
Jawab Lucas tersebut dengan singkat.
Ya, Dia adalah Lucas Dernado Xavier, Kakak sepupu dari Liliana Aldegar, Sahabat dari Vanessa.
"Ke restoran xxxx"
Sahut Lucas kembali
"Tuan jadi menemui nona Hana?"
Tanya Philip yang merupakan asisten dari Lucas.
"Siapa yang berani menolak perintah dari seorang Arthur Garren mXavier, Philip?"
Tanya Lucas ke arah pria itu tanpa menghentikan langkahnya.
Mendengar apa yang di katakan oleh tuannya membuat Philip terdiam. Ya tidak ada yang berani menolak perintah pria tua itu, Meski umurnya sudah tidak muda lagi, Faktanya Seorang Arthur masih memegang teguh tahtanya di dunia bisnis dan mafia.
Saat ini seluruh perusahaan dari Xavier Company belum ada di tangan Lucas, Semua kekayaan keluarga Xavier akan jatuh di tangan Lucas ketika pria itu berhasil melepaskan masa lajangnya.
Siapa yang memiliki ide tentang itu? Tentu saja nyonya Marida. Dan apa permintaan wanita itu yang tidak di kabulkan oleh pria penguasa Arthur Garren Xavier? Jelas tidak ada
Pria itu selalu mengatakan, Ya pada istri kesayangannya.
Dan wanita itu berfikir, Kelak nanti putranya mau tidak mau akan melepaskan masa lajangnya karna alasan tersebut.
"Baik tuan"
Pada akhirnya Philip hanya bisa menyetujuinya, Meskipun sebenarnya dia cukup tidak suka dengan wanita bernama Hana yang merupakan model dari Jepang. Dia rasa wanita itu penuh dengan kepalsuan dan sifat itu jelas saja tidak cocok dengan tuannya.
Kini pria itu melajukan mobil sport milik tuannya, Membawanya ke salah satu restoran yang menjadi tempat pertemuan Lucas dan Hana.
****************
Di salah satu restoran cukup terkenal di Jepang, Seorang wanita tampak merapikan riasannya di balik ponselnya. Dia harus memastikan jika saat ini penampilannya terlihat begitu memukau seperti biasanya, Jikapun bisa, Dia harus lebih memukau dari hari hari biasanya.
Tentu saja karna seseorang yang akan bertemu ahh tidak mungkin lebih tepatnya berkencan dengannya adalah sosok yang istimewa bahkan sangat sangat istimewa untuknya.
Karna begitu tidak sabar dengan pertemuan mereka, Wanita itu memilih datang lebih dulu, Mungkin 10 atau 15 menit dari waktu yang dia dan pria itu janjikan sebelumnya.
Wanita itu adalah Hana, Wanita yang telah di pilih oleh tuan Arthur dan nyonya Merida yang akan melakukan pertemuan dengan Lucas.
"Perfect"
"Kau memang sangat cantik, Hana"
Gumam wanita itu yang tampak memuji penampilan sendiri.
Selama ini tidak ada pria yang mampu menolak pesonanya, Dan saat ini dia juga sangat yakin, Jika dia akan mampu menundukkan seorang Lucas Dernado Xavier.
Membayangkan apa saja keuntungan yang dia dapatkan ketika berhasil mendapatkan hati pria itu Jelas saja semuanya tidak bisa terhitung, Dari segi kekayaan, popularitas, Bahkan status yang membuat semua orang segan padanya. Lagi pula di dunia ini siapa yang tidak mengetahui keluarga Xavier?
Dan dirinya menjadi beruntung karna mommy nya ternyata berteman dengan mommy dari Lucas. Dan yang lebih menguntungkan adalah mommy dari Lucas memilih dirinya untuk melakukan kencan bersama putra tunggal dari keluarga Xavier.
Dan dengan kesempatan ini Hana tentu saja tidak akan menyia-nyiakannya. Dia bahkan rela melakukan berbagai treatment hanya untuk membuat pria itu terpukau melihatnya nanti.
Dan beberapa menit berlalu pria yang dia tunggu belum muncul juga membuatnya sedikit gelisah, Dia tentu saja tidak sabar menunggu kedatangan pria itu.
Sesekali dia memperhatikan restoran dimana dia berada saat ini. Benar benar cukup sunyi tidak ada pelanggan siapapun selain dirinya, Hanya terlihat beberapa pelayan yang sedang melakukan tugas mereka.
Bukankah itu sangat romantis? Dia pikir Lucas terlalu baik dalam menentukan pertemuan mereka sehingga tidak membiarkan orang lain mengganggu mereka nantinya.
Dan dalam detik itu, Seorang pria terlihat masuk ke dalam restoran dengan gaya yang begitu luar biasa.
Dia adalah Lucas Dernado Xavier.
Seperti rumor yang beredar tentang ketampanannya yang mampu membuat siapa pun bertekuk lutut atas pesona pria itu. Ketampanan, Dan kekayaan menyatu dalam tubuh pria itu dengan sempurna.
Tanpa Hana sadari kini pria itu telah duduk tepat di hadapannya.
"Mari menyelesaikannya dengan cepat, Sebab aku tidak memiliki banyak waktu untuk melakukan hal hal yang tidak penting"
Ucap Lucas yang langsung pada intinya, Dia melirik ke arah jam mewah yang bertengger di tangannya kemudian kembali menjatuhkan pandangannya ke arah wanita di hadapannya.
Tidak ada yang istimewa, Meski wanita itu cantik, Namun kecantikan yang wanita itu miliki cukup biasa dan membosankan baginya, Terlihat penuh kepalsuan.
Hana seketika tersentak mendengar perkataan Lucas, Dia sedikit tersipu ketika melihat pria itu menatap wajahnya.
"Baiklah kita bisa menghabiskan makanannya, Aku mengerti jika kamu sangat sibuk, Maka biarkan kita mengambil pertemuan di waktu senggangmu"
Sahut wanita itu yang tampak malu malu