NovelToon NovelToon
Hidup Kembali Di Tubuh Anak Kecil

Hidup Kembali Di Tubuh Anak Kecil

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Mengubah Takdir / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Bullying dan Balas Dendam / Balas dendam pengganti / Menjadi bayi
Popularitas:25.8k
Nilai: 5
Nama Author: Nopani Dwi Ari

Di khianati dan terbunuh oleh orang yang dia cintai, Nada hidup kembali di tubuh seorang gadis kecil yang lemah. Dia terkejut dan tidak tahu harus berbuat apa?

"Kakak, tolong balaskan dendam ku." Pinta gadis kecil yang namanya hampir sama dengan Nada.

"Hah!! Gimana caranya gue balas dendam? tubuh gue aja lemah kayak gini."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nopani Dwi Ari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.30

Setelah pengakuan Nada, hidup Bagas dan Evelin berubah drastis. Mereka menjadi lebih pendiam dan Bagas menyibukkan diri dengan bekerja.

Dan Rina menyadari perubahan pada Bagas dan bertanya, "Mas, kamu kenapa? Dari kemarin diam saja."

Bagas menjawab singkat, "Aku baik-baik saja," tanpa menunjukkan emosi yang sebenarnya. 

Isabel, putri Bagas, memanggilnya dan memeluk pinggangnya, membuat Bagas teringat dengan Kara dan ucapan Nada yang memberatkan hatinya.

Bagas kemudian meninggalkan rumah tanpa menjawab pertanyaan Rina dan Isabel, dan dia memilih untuk mengunjungi Evelin. 

****

Bagas melajukan mobilnya menuju kediaman Evelin. Setelah satu jam perjalanan, dia tiba di halaman rumah Evelin yang tampak tak terawat dengan tumpukan dus di depan pintu.

"Evelin," panggil Bagas saat melihat Evelin akan membuang sampah. 

Evelin menatap Bagas dengan tatapan yang sulit diartikan, lalu melanjutkan niatnya tanpa mempedulikan Bagas.

"Aku ingin bicara denganmu," kata Bagas. 

Evelin menjawab dengan dingin, "Apa lagi yang ingin kamu bicarakan? Kita sudah tidak ada kepentingan apa pun, jadi sia-sia kita bicara."

Bagas menyebut nama Kara, dan Evelin langsung berbalik menatapnya dengan ekspresi tidak suka.

Evelin mengajak Bagas masuk ke dalam rumah, namun dengan nada dingin dia mengingatkan Bagas bahwa mereka bukan lagi suami-istri.

"Katakan, aku tidak nyaman berduaan dengan suami orang," ucap Evelin.

"Aku menghormatimu, karena kamu adalah Ayah dari anakku." Lanjut Evelin, membuat Bagas mengangguk.

Bagas menatap Evelin yang terlihat pucat dan kurus, dengan perban di pergelangan tangannya. 

"Kenapa kamu tidak pernah bilang kalau Alfa melukai anak kita?" tanya Bagas.

Evelin menjawab dengan nada yang sama, "Kenapa aku harus bilang? Kamu sendiri selalu menolak untuk bertemu Kara."

"Dan sejak kapan, kamu peduli sama Kara?" tanya Evelin, dia menatap Bagas.

"Kara juga anakku, Ev. Aku berhak menghukum orang yang jahat pada anak ku!" balas Bagas dengan tegas.

"Termasuk kamu." 

"Evelin ...

"Sudahlah, Bagas kamu percuma melakukan itu. Lebih baik kamu pulang," sela Evelin.

Namun, Bagas bersikeras bahwa kasus pelecehan Kara oleh Alfa harus dilaporkan ke polisi. 

Dan Evelin menolak karena menurutnya Kara sudah tidak ada. Bagas tidak bisa menerima fakta itu.

Di balik pintu, Jayden mendengar pembicaraan mereka dan merasa bingung tentang keberadaan Kara.

"Apa maksudnya? Kara sudah tidak ada? Dimana dia?" gumam Jayden dalam hati.

*****

Jayden menjauh dari rumah Evelin, membiarkan mereka berdebat tentang Alfa. Dan duduk di kursi ruang tengah, merasa gelisah dan khawatir tentang Kara. 

"Kara, kamu dimana?" gumam Jayden.

Sekar menatap Jayden yang memejamkan mata dan bertanya.

"Jay, kamu kenapa?" 

"Mama." Jayden memeluk ibunya dengan erat dan mengatakan bahwa Bagas dan Evelin bilang Kara tidak ada.

"Jangan bicara sembarangan, Jay. Kita doakan Kara semoga dia cepat kembali." Kata Sekar.

Namun, sebelum Jayden membalas, terdengar suara pecahan kaca dari rumah Evelin.

"Evelin!" seru Sekar panik, dan dia berlari ke rumah Evelin diikuti Jayden. Mereka takut terjadi sesuatu pada Evelin.

Dan benar saja, Evelin berteriak histeris dan meminta Bagas untuk pergi.

"Pergi kamu dari sini, pergi!!"

"Evelin." Lirih Bagas, dia merasa iba saat melihat keadaan Evelin yang seperti mengalami depresi.

"Bagas, apa yang terjadi?" tanya Sekar.

"Pergi dari sini, dia bukan Kara dia bukan Kara." Teriak Evelin.

"Kamu tidak peduli pada Kara, kamu hanya mementingkan kekasihmu. Tanpa mau mendengarkan aku." Evelin kembali berteriak.

"Evelin tenang." Sekar dan Jayden mencoba menenangkan Evelin.

"Kamu datang menyalahkan aku, karena memilih Alfa. Dan menyalahkan aku harusnya hak asuh Kara ada padamu, begitu?" Bukannya tenang, Evelin malah semakin menjadi. Karena mengingat masa lalu, dimana dia difitnah selingkuh.

Sekar dan Jayden pun berusaha menenangkan, sementara Bagas masih mematung dengan luapan kekecewaan Evelin.

"Kamu meninggalkan aku, saat setelah melihat foto menjijikan itu. Padahal kamu pun tahu .. Kapan aku pergi dari rumah, tanpa izin dari mu, hah? Jawab?!" bentak Evelin.

"Evelin sudah." Kini Sekar yang membentak.

"Tapi dia keterlaluan, Mbak. Dia seolah peduli pada Kara dan menyalahkan aku, padahal dia juga meninggalkan Kara dan membuat luka pada hati anak itu." Kata Evelin, dengan air mata mengalir di pipinya.

"Iya, iya. Sudah jangan menangis lagi, kamu harus tenang. Ev," balas Sekar.

"Om, sebaiknya Om pulang dulu. Tunggu keadaan Tante Evelin membaik," ujar Jayden.

"Tapi, Alfa bagaimana?" tanya Bagas.

"Itu akan jadi urusanku, aku janji. Yang terpenting sekarang adalah kesehatan Tante Evelin, dan fokus mencari Kara." Jelas Jayden.

"Baiklah kalau begitu, Jayden. Om sudah bertemu Kara. Tapi dia bukan Kara," kata Bagas.

"Maksudnya, bagaimana?" Jayden menatap Bagas, sementara Sekar sudah membawa Evelin ke kamar.

Bagas pun menceritakan pertemuannya dengan Kara, yang ternyata adalah Nada. 

Nada mengaku bahwa dia sudah ada di tubuh Kara, saat Kara bangun dari masa kritisnya. Jayden menggeleng tak ingin percaya dengan fakta yang membuatnya terkejut.

"Tidak mungkin, Om pasti bercanda kan?" tanya Jayden.

Bagas menjawab dengan serius, "Apa aku terlihat bercanda, Jay? Aku tahu masalah Alfa pun dari dia." Jayden bertanya tentang keberadaan Kara. 

Dan Bagas menjawab bahwa dia tidak tahu, tapi Nada berjanji akan membawa Kara kembali.

Mereka berdua terdiam, larut dalam pikirannya masing-masing.

****

Sementara itu, Salsa dia yang sedang bersenang-senang bersama sahabatnya mendadak tak bisa membayar semua pesanan mereka.

"Maaf, Nyonya. Yang ini juga di tolak, ada yang lain?" tanya kasir.

"Masa sih, coba yang ini." Salsa memberikan kartu pribadi miliknya.

"Semoga bisa, kalau gak bisa m a m p u s. Mau ditaruh dimana muka, gue?" ucapnya dalam hati.

"Ini juga tidak bisa."

"Ya ampun, bagaimana ini?"

Salsa menatap teman-temannya yang menunggu, dia pun kembali duduk dan meminum air agar lebih tenang.

"Mmm .. Guys, sorry. Boleh gak kalian dulu yang bayar, kartu gue di blokir sama laki gue." Jujur Salsa dengan menahan malu.

"Hah, kok bisa sih? Ada masalah?" tanya salah satu teman Salsa.

"Engga, sih cuma berantem kecil. Karena gue gak di rumah," kilah Salsa.

"Ohh, ya sudah kalau gitu. Biar gue yang bayar, lo tenang aja beb." Sahut yang lain, Salsa pun bernafas dengan lega. Dan berpamit menuju toilet.

Dia menelpon Rowman, yang sulit sekali di hubungi.

"Angkat, Rowman." Gumam Salsa.

"Hallo, Nyonya."

"Loh! Bi, suami saya mana?" tanya Salsa, karena yang menjawab adalah asisten rumah tangganya.

"Nyo-Nyonya anu, Tuan. Dia di tangkap polisi, atas kasus pembunuhan." Beritahu Bibi.

"Apa? Gak mungkin, Bi jangan bercanda loh!"

"Tidak, Nyonya saya serius. Bukan hanya Tuan, tapi anda juga seharusnya. Namun, karena anda tidak dirumah. Maka, polisi hanya menangkap Tuan." Jelas Bibi.

"Ya sudah, kalau begitu terima kasih. Bi," balas Salsa, dia memutuskan panggilannya.

Berjalan dengan panik, karena Rowman di panggil polisi.

"Astaga, siapa yang melapor? Kejadian itu, sudah sangat lama." Gumamnya dengan panik, Salsa menatap ke arah teman-temannya yang bersenang-senang dengan para lelaki muda.

Bersambung...

Maaf typo

1
Lala Kusumah
hadir
Andriyati
evelyn bodoh,, harus nya kamu sayangi raga anak mu,, bentuk penyesalan atas apa yg terjadi sama anakmu,, ini malah bersifat egois,, emang kamu gak sayang anak mu kok
Mochi 🐣
Hana terlalu baik jadi anak
Epi Widayanti
/Heart//Heart/
Mochi 🐣
lanjut
YAM
Luar biasa
Vivo Y93
lanjut
Aksara_Kata
/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
Mochi 🐣
/Heart//Heart//Heart//Heart//Heart/
Epi Widayanti
lanjut /Heart//Heart//Heart/
taya
anak aneh sih menurut ak dtang tiba"trauma
Alfiya Humairah
lanjut Thor selalu semangat
Mochi 🐣
lanjut
Cinta Salsabila
lanjut dong
Epi Widayanti
/Heart//Heart//Heart//Heart//Heart/
AriNovani
Yang baru baca tolong jangan di skip ya!! soalnya ngaruh ke pendapatan kalo di skip, ya aku gk bayaran 😢
Diah Susanti
kirain udah SMP karena di bab sebelumnya disebut gadis kecil diduga kena pelecehan, ternyata masih balita. miris banget nasibnya, sampai meninggal dianiaya pacar ibunya
Epi Widayanti
lanjut 💪💪💪
Mochi 🐣
Lanjut /Determined//Determined//Determined/
Anonymous
semangat nulis/Determined/
AriNovani: /Heart//Heart//Heart/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!